Digital MarketingSEO

Sudah Tahu Thin Content? Ketahui Pengertian dan 3 Tips Mengatasinya

Tiara Motik

Sudah Tahu Thin Content? Ketahui Pengertian dan 3 Tips Mengatasinya

Kamu mungkin pernah mendengar istilah “Thin Content”, konten seperti ini tidak hanya membuat pembaca kecewa, tetapi juga membuat mesin pencari seperti Google kurang menghargainya.

Banyak strategi konten saat ini terkadang kehilangan fokus jangka panjang. Ditambah dengan adanya penulis yang menawarkan layanan mereka dengan harga murah, Thin Content semakin menyebar luas di internet. Ini tidak hanya menjengkelkan, tetapi juga berpotensi merugikan.

Tapi, apa sebenarnya Thin Content itu? Apakah ada aturan khusus, seperti jumlah kata yang harus dicapai? Sebagai merek, tujuan kita seharusnya memberikan nilai kepada audiens dan menyajikan informasi yang berguna.

Pada dasarnya Google juga menginginkan kita menyajikan konten yang bermutu kepada pengguna. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu Thin Content, potensi negatifnya, cara mengidentifikasinya di situs webmu, dan tips untuk memperbaikinya.

Apa itu Thin Content?

Apa itu Thin Content?
Apa itu Thin Content?

Thin Content adalah konten yang tidak memberikan nilai apa pun kepada pengguna dan kurang dalam kedalaman, struktur, atau kualitas.

Merujuk pada halaman situs web yang tidak memberikan nilai tambah kepada pengunjung. Artinya, halaman tersebut tidak memenuhi maksud pencarian atau membantu pengguna dalam menyelesaikan tugasnya.

Halaman dengan konten ini bisa saja memiliki jumlah kata yang sedikit atau bisa juga berupa posting panjang yang ditulis dengan buruk, disalin dari situs lain, penuh dengan iklan atau link spam, atau bahkan dibuat secara otomatis menggunakan program atau kode.

Pentingnya konten berkualitas diperbincangkan dalam dunia SEO setelah Google memperbarui algoritma Panda pada tahun 2011. Pembaruan ini bertujuan menurunkan peringkat situs dengan konten berkualitas rendah untuk meningkatkan pengalaman pengguna.

Meskipun sudah lebih dari 12 tahun berlalu, Google masih memprioritaskan kualitas konten dengan metrik seperti E-E-A-T. Google terus mendorong konten berkualitas dan memastikan bahwa hasil pencarian relevan serta bermanfaat bagi pengguna.

Di mana update ini menghukum praktik konten duplikat dan copywriting buruk yang tidak memberikan solusi yang relevan terhadap permintaan pencarian.

Contoh Thin Content

Contoh Thin Content
Contoh Thin Content

Tidak semua konten diciptakan sama, salah satu masalah yang sering dihadapi dalam SEO adalah munculnya apa yang dikenal sebagai “Thin Content”.

Dalam banyak kasus, konten seperti ini gagal memenuhi maksud pencarian. Jenis konten ini dapat bervariasi, berikut ini adalah beberapa contoh Thin Content yang masih sering ditemukan:

  1. Konten Duplikat
    • Menggunakan atau menyalin konten dari situs web lain tanpa memberikan nilai tambah atau pengalaman yang berbeda.
  2. Konten yang Ditulis Buruk
    • Artikel atau halaman yang tidak memperhatikan tata bahasa yang baik, penuh dengan kesalahan, dan sulit dipahami. Ini bisa juga artikel yang dibuat tanpa memberikan informasi yang mendalam atau memadai.
  3. Konten Otomatis
    • Konten yang dibuat secara otomatis oleh program atau kode tanpa campur tangan manusia, sering kali dibuat tanpa nilai substansial.
  4. Konten Penuh Iklan
    • Halaman yang terutama diisi dengan iklan daripada informasi yang berguna untuk pengguna.
  5. Konten dengan Link Spam
    • Halaman yang memiliki banyak backlink yang bersifat spam atau tidak relevan dengan topik utama.

Memahami dan menghindari contoh Thin Content ini sangatlah penting untuk memastikan situs webmu memberikan nilai maksimal kepada pengunjung dan mematuhi pedoman SEO yang baik.

Apakah Thin Content Mengacaukan SEO?

Apakah Thin Content Mengacaukan SEO?
Apakah Thin Content Mengacaukan SEO?

Saat dihadapkan dengan Thin Content, pengguna sering kali kesulitan menemukan informasi berharga karena konten kurang mendalam dan terstruktur dengan buruk. Keadaan ini membuat menyebabkan kebingungan dan berpotensi untuk diabaikan.

Dampak lebih lanjut dari konten tipis melibatkan risiko kanibalisasi keyword, di mana beberapa artikel di situsmu bersaing untuk keyword yang sama. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan bagi Google dan organisasi backend yang buruk.

Ketika Google menilai kontenmu memiliki kualitas yang rendah, risikonya akan melibatkan penurunan peringkat atau bahkan penghapusan dari hasil pencarian. Dalam kasus terburuk, situs webmu dapat dihapus dari indeks Google.

Google menggunakan dua metode utama untuk menemukan dan menghukum konten ini, yakni melalui pembaruan algoritma seperti Google Panda yang secara otomatis mengubah peringkat konten di SERP dan melalui manual actions dari tim spam webnya.

Baca juga: 3 Dampak Buruk Link Spam dan Cara Mengatasinya

Manual actions dilakukan jika ada keyakinan bahwa laman di situsmu melanggar Google Quality Rater Guidelines, seperti penggunaan postingan guest posting berkualitas rendah atau indexing kategori yang buruk. Kedua metode ini dapat berdampak negatif pada jangkauan dan organic traffic sehingga membuat strategi konten dan SEO terancam.

Cara Mengidentifikasi Thin Content

Cara Mengidentifikasi Thin Content
Cara Mengidentifikasi Thin Content

Mengidentifikasi Thin Content di dalam situs webmu merupakan langkah penting untuk memastikan kualitas dan efektivitas strategi kontenmu.

Konten ini dapat merugikan citra situs dan merosotkan peringkat pencarian, apalagai konten ini dapat merugikan pengalaman pengguna dan merusak strategi SEO.

Baca juga: Memahami SEO ROI dan 3 Langkah Demi Langkah Menghitungnya

Sebagai langkah pencegahan, berikut ini adalah beberapa cara untuk mengidentifikasi Thin Content di situs webmu.

Dengan pemahaman yang baik terhadap tanda-tanda ini, kamu dapat memulai langkah-langkah perbaikan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas konten dan performa situs webmu secara keseluruhan.

Audit Situs dan Perbaiki Masalah Teknis

Audit Situs dan Perbaiki Masalah Teknis
Audit Situs dan Perbaiki Masalah Teknis

Lakukan pemeriksaan menyeluruh pada situs webmu dengan menggunakan tools audit seperti Site Audit dari SEMrush untuk mengidentifikasi potensi masalah teknis yang dapat menyebabkan Thin Content atau berkualitas rendah.

Untuk memulai audit, kamu perlu membuat proyek dan mengonfigurasi pengaturan audit. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat kamu ikuti:

  1. Setelah project dan audit dikonfigurasi, klik “Start Site Audit” untuk memulai proses pengecekan dan analisis halaman-halaman situs web.
  2. Lihat Skor Site Health yang diberikan oleh SEMrush. Skor ini mencerminkan kesehatan teknis keseluruhan situs webmu, di mana didasarkan pada jumlah masalah yang ditemukan dan tingkat keparahan.
  3. Tinjau kategori masalah yang disajikan oleh audit, seperti Errors, Warnings, dan Notices. Gunakan informasi ini untuk memprioritaskan perbaikan.
  4. Jelajahi berbagai aspek teknis SEO melalui bagian “Thematic Reports” untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang performa situsmu.
  5. Klik tab “Issues” di bagian atas dasbor audit situs untuk melihat semua masalah di satu tempat. Tinjau masalah-masalah tersebut dan identifikasi area yang memerlukan perhatian.
  6. Klik masing-masing URL yang terpengaruh oleh masalah tertentu untuk melihat daftar semua URL yang terkena dampak. Ini membantumu mengetahui ruang lingkup masalah. Mulailah memperbaiki masalah-masalah yang teridentifikasi, seperti masalah duplikat konten, intenal link, redirect, tittle tag, atau kinerja.
  7. Jika bingung, klik tautan “Why and how to fix it” di samping setiap masalah untuk mendapatkan penjelasan dan panduan singkat terkait setiap optimasi.

Setelah semua perbaikan dilakukan, verifikasi perubahan dan lakukan re-audit untuk memastikan bahwa masalah teknis telah diatasi dengan baik.

Periksa Google Analytics dan Google Search Console

Periksa Google Analytics dan Google Search Console
Periksa Google Analytics dan Google Search Console

Kamu perlu memeriksa apakah situs webmu telah dikenai hukuman manual actions dari Google dengan masuk ke Google Search Console.

Setelah manual actions terklarifikasi, buka Google Analytics untuk memeriksa konten tambahan yang mungkin tegolong Thin Content. Berikut adalah langkah-langkah rinci untuk memeriksanya:

  1. Buka Google Search Console.
  2. Pilih situs web yang ingin kamu periksa.
  3. Di sidebar, buka tab “Security & Manual Actions”.
  4. Klik “Manual actions” untuk meninjau apakah ada penalti yang diberikan. Kamu akan melihat daftar masalah yang perlu diperbaiki atau pesan yang menyatakan “No issues detected”.
  5. Buka Google Analytics.
  6. Fokus pada organic traffic dan cari penurunan yang mencurigakan. Identifikasi penyebab potensial, seperti manual actions sebelumnya, algoritma update, atau reporting glitches.

Catat jenis penurunan, apakah itu masalah teknis atau rendahnya traffic untuk halaman-halaman tertentu. Jika traffic untuk halaman-halaman ini selalu rendah, catat di spreadsheet dan sertakan dalam analisismu.

Baca Konten

Baca Konten
Baca Konten

Baca ulang konten di situsmu seolah-olah kamu adalah pembaca baru. Konten yang berkualitas tinggi seharusnya mampu memberikan pembaca pemahaman mendalam tentang topik yang dijelaskan, mengapa itu relevan, dan bagaimana menerapkannya.

Jika kamu merasa halaman-halamanmu tidak memberikan jawaban yang memuaskan terhadap pertanyaan pembaca atau tidak memberikan nilai tambah yang jelas, kemungkinan besar itu adalah Thin Content.

Mengidentifikasi Thin Content melalui proses membaca memang memakan waktu, namun sangat penting. Pastikan untuk membuat spreadsheet yang membantu menjaga audit konten tetap teratur.

Tandai bagian konten yang telah kamu baca, lalu catat segala hal yang perlu kamu perbarui. Dengan langkah ini, kamu dapat mengikuti perkembangan perbaikan kontenmu dengan lebih terorganisir dan efisien. Proses ini memastikan bahwa konten situsmu terus memberikan nilai dan memenuhi harapan pembaca.

Tips Mengatasi Thin Content

Tips Mengatasi Thin Content
Tips Mengatasi Thin Content

Setelah mampu mengidentifikasi Thin Content di situs webmu, langkah selanjutnya tentu adalah mengatasi masalah ini untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas konten.

Karena itu, kamu mungkin membutuhkan beberapa tips mengatasinya. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat kamu coba terapkan untuk mengatasi Thin Content.

Baca juga: Apa itu Google Penguin? Ketahui Definisi dan 3 Mitosnya

Tingkatkan Konten dengan Riset Keyword

Tingkatkan Konten dengan Riset Keyword
Tingkatkan Konten dengan Riset Keyword

Kamu dapat meningkatkan Thin Content menjadi lebih kaya dengan menerapkan strategi riset keyword.

Strategi ini membantu menyesuaikan konten dengan kebutuhan audiensmu sehingga kemungkinan besar kamu dapat menjawab maksud pengguna dan memberikan informasi yang berharga kepada pembaca.

Salah satu alat yang dapat membantmu dalam proses ini adalah Keyword Magic Tool SEMrush. Sebelum memulai, tentukan pesan utama dari kontenmu atau pilih topik yang paling relevan. Misalnya, jika topiknya adalah “dog food” gunakan istilah ini sebagai keyword awal di alat.

  1. Masukkan kata kunci, seperti “dog food” ke dalam bilah pencarian di Keyword Magic Tool.
  2. Pilih lokasi targetmu dan klik “Search“.
  3. Alat akan menampilkan saran kata kunci berdasarkan frase awalmu. kamu dapat menemukan topik terpopuler di sidebar kiri, seperti “Best” atau “Dry”. Pilih salah satu topik untuk melihat keyword yang berkaitan.
  4. Jika ada keyword yang tidak sesuai dengan bisnismu, gunakan ikon mata untuk menyembunyikannya.
  5. Klik subgrup induk untuk menampilkan keyword grup anak, memberikan ide yang lebih spesifik. Contohnya, “can” + “puppy” + “eat”. Gunakan keyword tersebut sebagai panduan untuk memperkaya dan memperbarui kontenmu.

Menggunakan data terkini dari riset keyword tidak hanya akan meningkatkan substansi kontenmu tetapi juga membantumu memperbaiki struktur konten untuk meningkatkan User Experience (UX).

Gunakan Kembali atau Gabungkan Konten

Gunakan Kembali atau Gabungkan Konten
Gunakan Kembali atau Gabungkan Konten

Salah satu cara efektif untuk mengatasi Thin Content adalah menggabungkan konten pendek yang memiliki fokus pada pertanyaan serupa menjadi panduan yang lebih komprehensif.

Misalnya, jika kamu memiliki artikel berjudul “Bisakah orang diabetes makan nasi?” dan lainnya berjudul “Bisakah orang diet makan roti?”, kamu dapat menggabungkannya menjadi panduan utama dengan judul “Bisakah orang diabetes makan makanan berkarbohidrat?” dan membahas semua jenis karbohidrat dan makanan yang aman disantap orang diabetes.

Saat kamu melakukan audit konten, perhatikan konten serupa dan tandai artikel yang siap untuk digabungkan dengan warna yang sama di spreadsheet auditmu.

Dengan cara ini, kamu dapat dengan mudah menemukan potensi konten yang dapat digabungkan saat membuka kembali dokumen tersebut.

Selain menggabungkan, kamu juga dapat menggunakan kembali Thin Content ke dalam format baru untuk meningkatkan nilai dan daya tariknya, proses ini disebut repurposing.

Sebelum mengemas ulang, pastikan untuk mengoptimalkan kontennya terlebih dahulu dengan menambahkan elemen baru yang relevan, mengatasi tren terkini, atau mendalami penjelasannya.

Contohnya, kamu dapat mengubah konten tertulis menjadi infografis yang merangkum postingan blog atau menggunakannya kembali melalui format video.

Alihkan atau Hapus Halaman

Alihkan atau Hapus Halaman
Alihkan atau Hapus Halaman

Jika kamu menemukan halaman yang tidak memberikan nilai atau tidak relevan, terutama jika halaman tersebut tidak memiliki traffic, kamu memiliki dua opsi utama, yakni redirect ke halaman lain atau menghapusnya.

Redirect 301 adalah solusi ketika kamu ingin mengarahkan pengguna dan mesin pencari dari halaman lama ke halaman baru secara permanen.

Dengan melakukan redirect ini, kamu dapat mempertahankan nilai backlink. Redirect 301 secara efektif memberi tahu Google bahwa halaman telah dipindahkan secara permanen.

Cara melakukan Redirect 301 tergantung pada platform situs webmu. Jika kamu menggunakan WordPress, kamu dapat memanfaatkan redirect manager di plugin seperti Yoast SEO Premium.

Di Shopify, kamu dapat membuka tab “Navigation” di menu drop-down. Panduan redirect 301 dapat memberikan panduan lebih lanjut untuk kedua platform ini dan opsi lainnya.

Alternatifnya, kalau kamu memilih untuk menghapus konten, kamu dapat menggunakan kode HTTP 404.

Meskipun kode 404 memberi tahu mesin pencari untuk mengabaikan halaman tersebut, itu tidak ideal untuk User Experience (UX). Karena itu, jika memungkinkan, lebih baik menerapkan redirect 301 agar pengguna diarahkan ke konten yang relevan.

Thin Content dapat merugikan citra merek, merugikan peringkat, dan menghambat pengalaman pengguna. Dengan mengidentifikasi, menggabungkan, atau menghapusnya, kamu dapat memastikan bahwa situs webmu menyajikan informasi yang bermakna dan memberikan nilai kepada pengguna.

Namun, tantangan ini bisa lebih efektif kalau diatasi dengan bantuan ahli SEO. Optimaise sebagai penyedia jasa SEO, hadir untuk membantu meningkatkan visibilitas dan mengoptimalkan konten situs webmu. Jangan ragu untuk menghubungi Optimaise dan temukan bagaimana layanan kami dapat memberikan dorongan signifikan untuk optimasi situs webmu!

Baca Juga

Optimaise