TipsEdukasi

5 Langkah Penggunaan Rumus Payback Period di Excel

Tiara Motik

5 Langkah Penggunaan Rumus Payback Period di Excel

Dalam bisnis, evaluasi keuangan sangat vital. Misalnya, kapan modal usaha akan kembali, kapan waktu tepat untuk menginvestasikan aset dalam bentuk uang, dan kapan pemilik usaha dapat meraih keuntungan dari usaha tahun demi tahun.

Dalam menilai kelayakan bisnis, kita menggunakan indikator seperti NPV, IRR, dan Payback Period. NPV membantu menilai proyek investasi dengan membandingkan nilai sekarang arus kas masuk dan keluar. Ini mempertimbangkan dua nilai dari laporan keuangan.

Sementara itu, Payback Period mencerminkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal. Meskipun perhitungan dan rumus Payback Period terlihat kompleks, kamu bisa menghitungnya dengan mudah menggunakan Microsoft Excel.

Microsoft Excel menyediakan formula khusus untuk menentukan Payback Period. Mari kita jelajahi cara praktis menghitungnya dengan rumus Payback Period di Excel!

Apa yang Dimaksud Payback Period?

Apa yang Dimaksud Payback Period?
Apa yang Dimaksud Payback Period?

Payback Period adalah durasi waktu di mana investasi menghasilkan penerimaan kas bersih yang mencukupi untuk mengembalikan nilai investasi. Singkatnya, ini adalah angka yang menunjukkan seberapa cepat sebuah investasi dapat dikembalikan.

Dalam perhitungan Payback Period, kita membutuhkan data penerimaan kas bersih atau netto dari usaha atau investasi. Nilai kas bersih diperoleh dari hasil penjualan setelah dikurangi dengan harga pokok dan biaya-biaya usaha.

Payback Period menjadi penting sebelum memulai proyek atau usaha baru. Semakin pendek periode pengembalian investasi maka semakin cepat usaha akan menghasilkan arus kas positif.

Mengukur Payback Period adalah langkah kritis dalam merencanakan investasi, di mana ia memastikan perputaran kas yang efisien dalam mengelola bisnis atau proyek yang akan dijalankan.

Cara Menentukan Payback Period

Cara Menentukan Payback Period
Cara Menentukan Payback Period

Proses menentukan Payback Period dimulai dengan pengumpulan data, termasuk total investasi awal dan cash flow bersih tahunan dari proyek atau usaha.

Langkah-langkah perhitungan kemudian dilakukan dengan membagi total investasi awal dengan arus kas bersih tahunan. Secara sederhana ini adalah beberapa langkahnya:

  1. Dapatkan data total investasi awal.
  2. Tentukan cash flow bersih tahunan dari proyek atau usaha.
  3. Hitung Payback Period dengan membagi total investasi awal dengan cash flow bersih tahunan. Hasilnya akan memberikan perkiraan waktu dalam tahun yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi. Contohnya, jika investasi awal adalah $10,000 dan arus kas bersih tahunan adalah $2,000, maka Payback Period = $10,000 / $2,000 = 5 tahun.
  4. Semakin pendek Payback Period, semakin cepat investasi dikembalikan. Evaluasi hasil dengan mempertimbangkan toleransi risiko dan tujuan keuangan.

Baca juga: 3 Cara Menghitung Persen Lengkap dengan Contohnya

Perhitungan Payback Period memberikan gambaran awal, tetapi pertimbangkan faktor-faktor lain, seperti keberlanjutan cash flow positif setelah periode tersebut.

Rumus Payback Period

Rumus Payback Period
Rumus Payback Period

Dari penjelasan yang telah kita ketahui, Payback Period atau sering disingkat sebagai PP adalah metode penilaian investasi yang memberikan gambaran mengenai berapa lama waktu yang diperlukan oleh suatu investasi untuk mengembalikan biaya awalnya.

Contoh, jika sebuah bisnis berinvestasi dalam aset dengan biaya awal Rp 3 juta, dan selama lima tahun mendatang, perusahaan akan menerima arus kas positif yang berangsur berkurang.

Rumus Payback Period menjadi pendekatan yang sederhana dan dapat diterapkan pada berbagai jenis proyek, tanpa memandang durasi waktu atau skala modal. Dalam konteks Excel, di atas adalah formula rumus yang dapat digunakan untuk menghitung Payback Period.

NPV dan IRR Sebagai Alternatif Payback Period

NPV dan IRR Sebagai Alternatif Payback Period
NPV dan IRR Sebagai Alternatif Payback Period

Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR) adalah metode penilaian investasi yang lebih komprehensif dibandingkan dengan Payback Period.

NPV menilai nilai investasi dengan memperhitungkan nilai waktu uang. Ini menghitung selisih antara nilai sekarang dari arus kas masuk dengan nilai sekarang dari arus kas keluar, dengan memperhitungkan tingkat diskonto.

Diskonto adalah praktik penyesuaian nilai uang di masa depan dengan cara mengurangkan nilai sekarang dari nilai masa depan. Jika NPV positif, itu menunjukkan bahwa investasi dapat memberikan keuntungan setelah mempertimbangkan nilai waktu uang. Sebaliknya, NPV negatif mengindikasikan kerugian.

Sementara itu, IRR merupakan tingkat diskonto yang membuat NPV sama dengan nol. Ini mencerminkan tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh investasi. Jika tingkat Internal Rate of Return (IRR) lebih besar dari tingkat diskonto yang diharapkan maka investasi dianggap menguntungkan.

Baca juga: Jenis-jenis Biaya Produksi: Pahami 5 Jenis Biaya Ini!

Penggunaan Rumus Payback Period di Excel

Penggunaan Rumus Payback Period di Excel
Penggunaan Rumus Payback Period di Excel

Untuk menghitung Payback Period di Excel, sebagai contoh kita memulai dengan memasukkan data cash inflows dan cash outflows selama 6 tahun.

Hitung cash flow atau kumulatif untuk setiap tahun dengan mengurangkan arus kas keluar dari arus kas masuk atau cash inflows. Berikut adalah langkah-langkahnya:

  1. Memasukkan Data:
    • Ketik arus kas masuk dan keluar selama 6 tahun dalam kolom yang sesuai (contoh: B5 dan C5).
    • Hitung cash flow/kumulatif dengan rumus: =C5-D5 di sel E5.
    • Gunakan AutoFill untuk menyelesaikan seluruh kolom kumulatif.
  2. Menentukan Titik Impas (Breakeven):
    • Hitung tahun arus kas bersih negatif dengan rumus: =COUNTIF(E5:E10,"<0") di sel D12.
    • Gunakan fungsi VLOOKUP untuk menemukan arus kas setelah titik impas: =VLOOKUP(D12,B5:E10,4) di sel D13.
    • Hitung Index Cashflow Positif: =VLOOKUP(D12+1,B5:E10,2) di sel D14.
    • Hitung nilai ABS (nilai absolut): =ABS(D13/D14) di sel D15.
  3. Menghitung Payback Period:
    • Hitung periode pengembalian dengan rumus: =D12+D15 di sel D16.
  4. Mengubah Hasil ke dalam Bulan:
    • Ubah nilai tahun ke dalam bulan dengan rumus: =D16*12 di sel D17.
  5. Visualisasi dengan Grafik:
    • Pilih rentang data (contoh: B5:B10 dan E5:E10).
    • Pergi ke “Insert” > “Line Chart” > “2-D Line Chart with Markers” untuk membuat grafik.

Perlu diingat jika langkah-langkah ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan bisnismu, tapi kalau kamu baru pertama kali membuatnya, kamu bisa menggunakan contoh ini sebagai panduan. Sesuaikan rumus dan sel dengan kebutuhan bisnismu. Jika proyek memiliki durasi atau periode yang berbeda, pastikan untuk memasukkan data yang sesuai.

Periksa hasil Payback Period yang dihitung. Semakin pendek periode pengembalian, semakin cepat investasi dapat dikembalikan. Tentukan apakah periode ini sesuai dengan tujuan keuangan dan strategi bisnismu.

Dalam penjelasan langkah-langkah menghitung Payback Period di Excel, kita memahami betapa pentingnya evaluasi kelayakan finansial suatu investasi. Menentukan berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal awal melalui cash flow bersih merupakan informasi krusial dalam pengambilan keputusan bisnis.

Selain itu, melalui penggunaan grafik dan analisis sensitivitas, kita dapat memahami lebih baik risiko dan potensi keuntungan dari proyek investasi. Bagi kamu yang ingin fokus pada pengembangan bisnis tanpa harus khawatir dengan mis-informasi, Optimaise sebagai penyedia jasa penulisan artikel dapat menjadi mitra strategis.

Kami dapat membantumu menyajikan informasi bisnis dengan jelas dan menarik dengan memperkuat pesan-pesan kunci bisnismu dalam artikel-artikel yang profesional dan relevan. Segera optimalkan konten bisnismu bersama kami!

Baca Juga

Optimaise