Hendak memulai usaha dan memilih untuk menawarkan produk yang diproduksi sendiri? Itu artinya, kamu harus mengenal jenis-jenis biaya produksi agar tidak salah dalam menentukan persentase atau besaran keuntungan.
Table of Contents
Apa itu Biaya Produksi
Sebelum mengenali apa saja jenis-jenis biaya produksi, tentunya akan lebih baik apabila kamu tahu apa itu definisi dari biaya produksi itu sendiri.
Biaya produksi adalah biaya yang perusahaan keluarkan untuk memproses atau membuat produk hingga siap dipasarkan. Perhitungannya adalah mulai dari awal pengolahan hingga barang setengah jadi atau barang jadi. Biaya produksi juga bisa diartikan sebagai akumulasi pengeluaran untuk memproses bahan baku hingga menjadi produk.
Biaya produksi mencakup beberapa unsur, yaitu:
- Bahan baku
- Tenaga kerja langsung
- Overhead pabrik
Biaya produksi yang dibebankan perusahaan nantinya akan dihitung per unit produk. Jadi, akan mempermudah perhitungan dan pengambilan keuntungan. Kamu juga mungkin menemukan pengertian lain dari biaya produksi, yaitu keseluruhan pengorbanan ekonomi dalam kegiatan pengolahan bahan baku hingga barang siap dipasarkan.
Karena dibutuhkan dalam menghasilkan barang, biaya produksi bersifat pasti selama kegiatan produksi masih berlangsung.
Baca Juga: Faktor yang Mempengaruhi Desain Produk Adalah: 10 Faktor Internal & Eksternal
Jenis-jenis Biaya Produksi
Bagi perusahaan, sangat penting untuk mengetahui jenis-jenis biaya produksi sehingga akan mempermudah perhitungan harga pokok barang nantinya. Jenis biaya produksi juga berpengaruh terhadap perhitungan keuangan perusahaan dalam setiap periodenya. Perusahaan harus memahami dengan benar apa saja jenis biaya yang harus dikeluarkan selama proses produksi untuk melakukan perhitungan dengan benar.
Berikut adalah beberapa jenis biaya produksi yang berlaku dalam mengelola produk:
Biaya Tetap (Fixed Cost)
Berbicara tentang jenis-jenis biaya produksi, tentu kamu harus tahu apa itu biaya tetap (fixed cost) yang merupakan salah satu jenis dari biaya proses produksi barang. Seperti namanya, biaya tetap adalah pengeluaran dengan jumlah tetap, sama, atau tidak berubah terlepas dari volume produksi barang, apakah mengalami peningkatan atau penurunan.
Bisa dikatakan bahwa jenis biaya produksi satu ini pasti sehingga perusahaan bisa membuat anggaran biaya produksi dengan tepat. Unsur biaya produksi satu ini memiliki jumlah yang sama yang nantinya dibayarkan dalam proses produksi. Meski proses produksi mengalami kesibukan dengan output yang meningkat, tidak akan terjadi pembengkakan biaya.
Biaya tetap dalam produksi barang contohnya adalah biaya sewa pabrik. Biaya tersebut adalah kewajiban perusahaan yang harus dibayarkan secara berkala sesuai dengan kesepakatan antara perusahaan dan pemilik gedung pabrik. Gaji bulanan karyawan, biaya pajak, biaya listrik, biaya air, atau biaya lain yang perusahaan bayarkan dengan jumlah tetap adalah contoh lain dari biaya tetap produksi.
Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)
Berbeda dari biaya tetap, biaya tidak tetap merupakan biaya dengan besaran yang bergantung pada jumlah produksi barang yang diolah. Jadi, biaya tersebut akan lebih besar apabila perusahaan harus memproduksi barang dalam jumlah yang banyak.
Beberapa contoh dari pengeluaran biaya tidak tetap yang juga merupakan salah satu jenis biaya produksi adalah biaya bahan baku utama, pemasaran, distribusi, dan lainnya.
Biaya Marginal (Marginal Cost)
Jenis-jenis biaya produksi mengharuskan kamu mengenal yang namanya biaya marginal. Yaitu biaya tambahan untuk meningkatkan produksi perusahaan. Perusahaan bisa mengetahui jumlah pengeluaran maksimum yang didapatkan dalam produksi dengan menambahkan biaya marginal.
Cara menghitung biaya marginal adalah dengan menambahkan biaya tidak tetap dalam proses produksi barang. Selain itu, perusahaan juga bisa menghubungkan biaya tetap dengan biaya marginal apabila harus memproduksi lebih banyak produk.
Jadi, apa fungsi biaya satu ini? Biaya marginal membantu perusahaan memaksimalkan operasi secara keseluruhan. Dengan begitu, perusahaan bisa mendapatkan keuntungan maksimal dengan lebih efisien. Setelah mengetahui jumlah biaya tetap dan biaya variabel, perusahaan kemudian bisa menghitung biaya marginal, yaitu dengan membagi kenaikan biaya serta perubahan jumlah target barang yang diproduksi.
Biaya pembelian mesin produksi, biaya pembangunan pabrik, dan biaya pembukaan cabang usaha merupakan beberapa contoh dari biaya marginal dalam produksi barang.
Biaya Total (Total Cost)
Jika melihat dari namanya, kamu mungkin bisa menyimpulkan apa itu biaya total dalam produksi barang. Keseluruhan biaya sebagai hasil dari gabungan biaya tetap dan biaya tidak tetap disebut sebagai biaya total. Biaya tersebut menjadi informasi tentang keseluruhan biaya yang perusahaan keluarkan dalam proses produksi.
Akan tetapi, kamu harus ingat bahwa biaya ini hanya bisa kamu hitung setelah mendapatkan produk jadi yang siap untuk kamu jual. Perhitungannya dilakukan setiap selesai produksi agar bisa dilaporkan dengan segera. Sifat dari jenis biaya produksi satu ini adalah komprehensif. Mengapa? Biaya total mencakup pengeluaran selama proses produksi secara keseluruhan, termasuk perhitungan biaya bahan baku, administrasi, dan pemasaran.
Biaya Rata-rata (Average Cost)
Nah, jenis-jenis biaya produksi lainnya adalah biaya rata-rata. Biaya ini adalah biaya per unit yang didapatkan dengan membagi total pengeluaran dengan total jumlah produksi. Perusahaan membutuhkan biaya ini agar bisa memutuskan produksi selanjutnya.
Dengan menghitung biaya rata-rata, akan bisa didapatkan biaya produksi per unit. Sehingga nantinya perusahaan bisa segera menentukan besaran keuntungan yang ingin didapatkan. Biaya rata-rata kemudian dibandingkan dengan biaya tetap saat perusahaan hendak membuat keputusan produksi.
Hasil perbandingan biaya rata-rata dengan biaya tetap memberikan informasi biaya mana yang lebih tinggi, apakah biaya variabel atau biaya tetap. Jadi, bisa perusahaan jadikan sebagai tolak ukur dalam menentukan keuntungan ideal.
Mari kita ambil contoh satu ini! Jumlah biaya total dalam satu bulan adalah Rp 300 juta dengan hasil produksi sebanyak 600 unit. Artinya, biaya rata-rata dari proses produksi adalah Rp 300 juta dibagi 600 unit, yaitu Rp 500 ribu.
Contoh Biaya Produksi
Dengan mengetahui jenis-jenis biaya produksi, kamu bisa mempersiapkan bisnis dengan lebih baik. Akan tetapi, pastikan kamu juga tahu cara menghitung biaya produksi dengan tepat.
Seperti namanya, biaya produksi diperhitungkan selama proses pengolahan produk. Mari kita ambil contoh biaya produksi mie di bidang makanan da minuman.
Misalnya, perusahaan makanan memproduksi mie siap masak dengan barang jadi sebanyak 5 ribu bungku dalam satu bulan. Contoh perhitungan biaya produksi yang bisa kamu jadikan sebagai ilustrasi perhitungan adalah:
- Biaya pembelian bahan baku Rp 9 juta
- Biaya tenaga kerja langsung Rp 3 juta
- Biaya upah satpam pabrik Rp 2 juta
- Biaya sewa pabrik Rp 1 juta
Dari rincian biaya di atas, total biaya produksi untuk 5 rib bungkus mie siap masak adalah Rp 15 juta. Untuk menghitung biaya produksi per unit, kamu bisa menggunakan perhitungan berikut:
Biaya produksi setiap bungkus mie adalah Rp 15.000.000 : 5.000 = Rp 3.000. Untuk menetapkan harga jual, perusahaan bisa menghitung biaya produksi per unit ditambah dengan persentase keuntungan yang ingin didapatkan, misalnya 40 persen.
Jadi, harga jual untuk setiap kemasan mie adalah Rp 3.000 + (40%x Rp 3.000)= Rp 4.300
Dengan mengetahui jenis-jenis biaya produksi seperti yang disebutkan di atas, kamu bisa mulai mempersiapkan usaha baru yaitu memproduksi suatu barang. Untuk pemasaran, kamu bisa menggunakan strategi pemasaran digital dengan memiliki situs web. Kemudian, lakukan optimasi pada situs tersebut agar bisa dengan mudah ditemukan oleh pengguna internet karena berada di halaman awal hasil pencarian Google.
Jangan lupa untuk menggunakan jasa penulisan artikel SEO friendly yang akan membantu dalam optimasi situs di mesin pencari. Optimaise adalah penyedia jasa penulisan artikel yang bisa kamu percaya untuk kebutuhan konten yang diperlukan dalam melakukan pemasaran digital.
