Digital MarketingSEO

7 Praktik Terbaik Redirects untuk Menghindari Error

Tiara Motik

7 Praktik Terbaik Redirects untuk Menghindari Error

Redirects yang salah bisa menjadi bumerang, menurunkan peringkat SEO, merusak pengalaman pengguna, dan menyebabkan hilangnya traffic yang berharga.

Namun, ketika dilakukan dengan benar, redirects bisa menjadi alat yang ampuh untuk mempertahankan otoritas SEO dan memastikan kelancaran navigasi pengguna.

Di dalam uraian berikut ini, kami akan mengungkapkan beberapa praktik terbaik untuk mengelola redirects yang akan membantumu menghindari kesalahan umum dan memaksimalkan kinerja situs webmu. Siap untuk meningkatkan strategi redirects situs webmu? Mari kita mulai!

Apa yang Dimaksud dengan Redirects?

Apa yang Dimaksud dengan Redirects?
Apa yang Dimaksud dengan Redirects?

Redirects adalah metode untuk mengarahkan pengguna dan mesin pencari ke URL baru ketika mereka mengakses URL lama yang sudah tidak aktif.

Ini mirip dengan saat kamu pindah ke alamat baru dan mengatur penerusan surat dengan layanan pos.

Bayangkan kamu pindah rumah dan memberitahu teman-temanmu bahwa kamu telah tinggal di alamat baru.

Jika ada yang mengirimkan surat ke alamat lamamu, layanan pos akan melihat catatan perubahan alamatmu dan otomatis mengirim surat tersebut ke rumah barumu, bukan ke rumah lama.

Begitulah cara kerja redirects, di mana ketika pengguna atau mesin pencari meminta URL lama, mereka akan diarahkan ke URL baru.

Ia biasanya digunakan ketika halaman web dipindahkan ke alamat baru, untuk memastikan bahwa pengunjung dan mesin pencari secara otomatis diarahkan ke halaman yang benar.

Misalnya, jika Optimaise memindahkan blognya dari blog.optimaise.com ke optimaise.com/blog. Jadi, jika kamu mencoba mengunjungi blog.optimaise.com, kamu akan otomatis dibawa ke alamat baru di optimaise.com/blog. Perhatikan bagaimana ini terjadi untuk memastikan kamu selalu sampai di halaman yang benar meskipun URLnya sudah berubah.

Kegunaan dari Redirects

Kegunaan dari Redirects
Kegunaan dari Redirects

Ada beberapa alasan mengapa kamu harus menggunakan redirects. Berikut ini alasannya:

  1. Mengarahkan traffic dari satu URL ke URL lain ketika URL lama sudah tidak aktif.
  2. Meneruskan otoritas dari backlink yang mengarah ke halaman yang telah dipindahkan.
  3. Meningkatkan pengalaman pengguna dengan memastikan mereka tidak mengunjungi halaman yang hilang atau duplikat. Jika kamu lupa mengatur redirect, kamu bisa kehilangan peringkat di mesin pencari dan membuat pengguna kecewa.

Sebagai contoh, bayangkan kamu memindahkan atau menghapus sebuah halaman tanpa mengatur redirect. Pengguna yang mencoba mengunjungi halaman tersebut akan melihat pesan 404 error yang berarti halaman tidak ditemukan.

Ini tentu buruk untuk pengalaman pengguna. 404 error dapat membuat pengunjung meninggalkan situs webmu. Redirect yang tepat mencegah kesalahan ini dan membantu pengguna menemukan halaman yang mereka cari.

Selain itu, jika kamu memiliki backlink yang mengarah ke halaman yang telah kamu hapus ini bisa menjadi masalah besar. Kamu akan kehilangan semua otoritas dari backlink tersebut.

Berikut ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan URL redirect:

  1. Saat kamu memindahkan konten dari URL lama ke URL baru.
  2. Ketika halaman dihapus dan pengunjung diarahkan ke halaman pengganti atau berbeda.
  3. Saat kamu menambahkan kategori baru yang memengaruhi struktur URL halaman.
  4. Ketika kamu pindah ke domain baru dan ingin pengunjung dialihkan ke alamat yang benar.
  5. Saat halaman sedang dalam pemeliharaan dan tidak dapat diakses, redirect dapat mengarahkan pengunjung ke halaman lain.
  6. Saat kamu menggabungkan dua halaman yang memiliki konten serupa.
  7. Ketika kamu beralih dari protokol HTTP ke HTTPS untuk meningkatkan keamanan, redirect diperlukan agar pengunjung terhubung ke versi yang aman.

Baca juga: HTTP vs. HTTPS: Pengertian, Perbedaan, dan Tips Beralih ke HTTPS

Jenis-jenis Redirects

Jenis-jenis Redirects
Jenis-jenis Redirects

Ada 2 jenis redirect utama, yakni permanen dan sementara. Meskipun pengguna mungkin tidak membedakannya, tapi kedua jenis ini penting untuk mesin pencari.

Redirect permanen digunakan saat kamu tidak lagi ingin menampilkan halaman lama. Ini bisa terjadi ketika kamu menghapus halaman atau menggabungkan halaman yang duplikat.

Dengan redirect permanen, mesin pencari diberi tahu bahwa URL lama tidak relevan lagi dan mereka dapat mulai menampilkan URL baru.

Sementara itu, redirect sementara digunakan ketika kamu hanya ingin mengarahkan pengguna untuk sementara waktu.

Misalnya, saat kamu sedang melakukan pemeliharaan situs web, kamu dapat mengarahkan pengguna ke halaman pesan sementara yang memberi tahu mereka tentang pemeliharaan dan meminta mereka untuk kembali lagi nanti.

HTTP Redirects

HTTP redirects melibatkan penggunaan kode khusus dalam respons HTTP untuk mengarahkan browser ke halaman web lain. Begininya cara kerjanya:

  1. Browser pengguna meminta URL lama yang akan dialihkan.
  2. Server secara otomatis merespons dengan menampilkan halaman web untuk URL baru yang menjadi target pengalihan.

Dari perspektif pengguna, HTTP redirects terasa sangat mulus. Dalam bahasa teknis, ini disebut pengalihan sisi server, ini karena server webmu menanganinya sebelum situs webmu dimuat.

Server melakukan ini dengan merespons permintaan URL yang dialihkan dengan kode HTTP 3xx. Kode 3xx memberikan instruksi kepada browser. Mereka mengindikasikan bahwa URL yang diminta telah dialihkan dan di mana menemukan halaman web baru sebagai target pengalihan.

Berikut adalah beberapa jenis kode 3xx yang umum digunakan:

  1. 301 (pindah secara permanen): ini menunjukkan bahwa URL telah dipindahkan secara permanen ke lokasi baru. Browser akan mengarahkan traffic ke URL baru secara otomatis.
  2. 302, 303, 307 (dialihkan sementara): menunjukkan bahwa pengalihan hanya bersifat sementara. Browser akan mengarahkan traffic ke URL baru, tetapi tidak secara permanen.
  3. 308 (dialihkan secara permanen): sama seperti 301, namun menunjukkan bahwa pengalihan bersifat permanen.

Meta Refresh Redirects

Meta refresh redirects adalah jenis redirect yang terjadi di tingkat halaman dari sisi klien dan tidak melibatkan server. Ini berarti redirect ini terjadi di browsermu, tidak seperti pengalihan HTTP yang terjadi di server. Namun, meta refresh memiliki beberapa masalah:

  1. Dapat membuat bingung baik bagi mesin pencari maupun pengunjung situs web, ini karena mereka mungkin tidak langsung mengetahui bahwa halaman telah dialihkan.
  2. Cenderung lebih lambat daripada HTTP redirect yang dapat merugikan pengalaman pengguna.
  3. Karena kecepatan dan kejelasannya yang kurang, Google mungkin mengindeks halaman yang salah.

Google merekomendasikan menggunakan HTTP redirect daripada meta refresh jika memungkinkan, alasannya HTTP redirect lebih cepat, lebih jelas, dan memberikan lebih banyak manfaat SEO. Ada 2 jenis meta refresh:

  1. Instant meta refresh redirects: terjadi segera setelah halaman dimuat yang dapat diinterpretasikan oleh Google sebagai redirect permanen.
  2. Delayed meta refresh redirects: terjadi setelah beberapa waktu tertentu yang juga dapat membingungkan pengguna dan mesin pencari.

JavaScript Redirects

JavaScript redirects menggunakan bahasa pemrograman JavaScript untuk mengarahkan pengguna dari satu URL ke URL lainnya. Seperti meta refresh redirects, JavaScript redirect juga terjadi di sisi klien, bukan di sisi server.

Namun, JavaScript redirects juga tidak disarankan untuk SEO karena Google mungkin tidak mengindeks halamanmu dengan benar saat menggunakan redirect ini. Ini dapat mengakibatkan penurunan peringkat situs webmu di dalam hasil pencarian.

Meskipun Google memperlakukan JavaScript redirects mirip dengan 301 redirect, tidak ada jaminan bahwa Google akan melakukannya dengan benar. Dengan menggunakan pengalihan ini, kamu mungkin mengambil risiko dengan otoritas halamanmu.

Berikut ini adalah contoh JavaScript redirects dalam kode HTML:

<script type="text/javascript">
    window.location.href = "https://www.contoh.com";
</script>

Praktik Terbaik untuk Melakukan Redirects

Praktik Terbaik untuk Melakukan Redirects
Praktik Terbaik untuk Melakukan Redirects

Redirects adalah alat yang penting dalam pengelolaan situs web yang memungkinkan kamu untuk mengarahkan pengguna dari satu URL ke URL lainnya.

Namun, jika tidak dilakukan dengan benar, redirect dapat berdampak negatif pada pengalaman pengguna dan SEO situs webmu.

Karena itu kamu perlu menjelajahi praktik terbaik untuk melakukan redirect, mulai dari jenis-jenis redirect yang berbeda hingga cara mengimplementasikannya secara efektif tanpa merugikan peringkat SEO situs webmu.

Redirect HTTP ke HTTPS

Redirect HTTP ke HTTPS
Redirect HTTP ke HTTPS

Penting untuk menggunakan HTTPS pada situs webmu karena ini meningkatkan keamanan dan kepercayaan pengunjung. Ada beberapa cara untuk memeriksa apakah situs webmu telah dialihkan dengan benar dari HTTP ke HTTPS.

Salah satunya adalah dengan menginstal dan mengaktifkan SEO Toolbar Ahrefs, lalu mencoba navigasi ke versi HTTP dari homepage. Jika redirect berfungsi dengan baik, kamu seharusnya secara otomatis diarahkan ke versi HTTPS.

Idealnya, kamu ingin melihat 301 atau 308 redirect karena ini menunjukkan pengalihan permanen. Namun, ada kemungkinan kamu melihat 307 redirect jika situs webmu menggunakan HSTS (HTTP Strict Transport Security).

Jenis 307 redirect ini diaktifkan di browser dan kamu masih perlu memeriksa respons server untuk memastikan bahwa ini adalah 301 atau 308 redirect yang permanen. Berikut adalah metode lain untuk memeriksa apakah situs webmu telah dialihkan dari HTTP ke HTTPS:

  1. Buka Site Audit Ahrefs.
  2. Klik tombol “+ New Project“.
  3. Pilih opsi “Add manually“.
  4. Ubah “Scope” menjadi “HTTP“.
  5. Masukkan domain situs webmu. Kamu akan melihat kesalahan “Not crawlable” untuk versi www dan non-www dari homepage, bersama dengan pemberitahuan “301 moved permanently“.

Gunakan HSTS untuk Membuat 307 redirects

Gunakan HSTS untuk Membuat 307 redirects
Gunakan HSTS untuk Membuat 307 redirects

Menerapkan HSTS di servermu akan menghentikan orang dari mengakses konten tidak aman dari HTTP di situs webmu.

Ini dilakukan dengan memberi tahu browser bahwa servermu hanya menerima koneksi aman dan bahwa browser harus selalu mengalihkan ke versi HTTPS dari sumber daya HTTP apa pun yang diminta.

Perlu diingat bahwa ini hanya berlaku di dalam browser. Bot atau crawler tidak akan melihat redirect khusus jenis 307 ini. Setelah kamu menerapkan HSTS, kamu juga dapat mempertimbangkan untuk mengirimkan situs webmu ke daftar HSTS preload.

Langkah ini akan mengaktifkan HSTS untuk semua orang yang mencoba mengunjungi situs webmu, bahkan jika mereka belum pernah mengunjunginya sebelumnya.

Redirect Konten Lama yang Relevan

Redirect Konten Lama yang Relevan
Redirect Konten Lama yang Relevan

Situs web selalu mengalami perubahan, dan penelitian menunjukkan bahwa sekitar dua pertiga tautan ke halaman-halaman di web menghilang dalam periode 9 tahun.

Hal ini sering terjadi karena URL lama memiliki tautan dari situs web lain. Jika tautan-tautan ini tidak dialihkan ke halaman yang baru, maka nilai dari tautan tersebut akan hilang dan tidak lagi dihitung untuk halamanmu.

Namun, masih ada kesempatan untuk memulihkan nilai yang hilang dan meningkatkan peringkat kontenmu. Kamu dapat menemukan peluang ini dengan langkah-langkah berikut:

  1. Tempelkan domainmu ke Site Explorer atau gunakan Ahrefs Webmaster Tools secara gratis.
  2. Buka laporan “Best by links“.
  3. Tambahkan filter untuk respons HTTP “404 not found“.

Hindari Rantai Redirect yang Panjang

Hindari Rantai Redirect yang Panjang
Hindari Rantai Redirect yang Panjang

Rantai redirect atau redirect chain terjadi ketika ada beberapa redirects yang terjadi antara sumber daya yang diminta dan tujuan akhirnya.

Google mengikuti hingga 10 lompatan redirects dan redirect chain yang lebih pendek dari itu biasanya tidak menjadi masalah untuk SEO.

Googlebot mengikuti 5 lompatan dalam satu sesi dan akan melanjutkan dari bagian terakhir yang mereka tinggalkan di sesi berikutnya.

Jika Googlebot tidak menerima konten dalam 10 lompatan, Google Search Console akan menampilkan redirect error di laporan Index Coverage situs.

Meskipun beberapa SEO mungkin terobsesi untuk mengurangi jumlah lompatan, sebagian besar ahli SEO tidak terlalu khawatir tentang redirect chain yang memiliki kurang dari 5 lompatan.

Namun, setelah mencapai 5 lompatan, masalah dapat timbul dengan cara crawler merayapi dan menghitung dengan benar redirect chain tersebut.

Untuk memeriksa apakah situs webmu memiliki redirect chain yang terlalu panjang, kamu dapat menggunakan Webmaster Tool Ahrefs:

  1. Crawl situs webmu dengan Site Audit.
  2. Buka laporan “Redirects“.
  3. Klik tab “Issues“.
  4. Cari kesalahan “Redirect chain too long“.
  5. Klik pada masalah yang tercantum dan pilih opsi “View affected URLs” untuk melihat URL yang menjadi awal dari redirect chain serta semua URL yang terlibat dalam rantai tersebut.

Hindari Redirect Loop

Hindari Redirect Loop
Hindari Redirect Loop

Perulangan pengalihan atau redirect loop dapat terjadi ketika URL mengarahkan kembali ke dirinya sendiri atau ketika URL dalam redirect chain mengalihkan kembali ke URL sebelumnya dalam rantai. Hal ini bermasalah karena beberapa alasan:

  1. Perulangan pengalihan membatasi akses pengguna ke sumber daya yang dimaksudkan dan dapat menyebabkan kesalahan “too many redirects” di browser, sehingga mengganggu pengalaman pengguna.
  2. Perulangan pengalihan dapat “menjebak” crawler dan memboroskan anggaran yang seharusnya digunakan untuk mengindeks halaman-halaman lain. Hal ini dapat mengganggu proses indexing situs webmu oleh mesin telusur.
  3. Perulangan pengalihan dapat menyebabkan pemborosan sumber daya servermu. Beberapa bot mungkin dapat menangani perulangan ini dengan baik, tetapi beberapa lainnya tidak. Jika tidak diatasi, ia dapat meningkatkan risiko serangan DDoS (Distributed Denial of Service) terhadap servermu yang dapat menyebabkan penurunan kinerja atau bahkan kegagalan server secara keseluruhan.

Cara paling sederhana untuk menemukan redirect loop adalah dengan menggunakan alat seperti Site Audit Ahrefs. Berikut langkah-langkahnya:

  1. Crawling dengan Site Audit.
  2. Buka laporan “Redirects“.
  3. Klik tab “Issues“.
  4. Cari kesalahan “Redirect loop“.

Jika kamu menemukan kesalahan tersebut, kamu dapat meng-klik “View affected URLs” untuk melihat daftar URL yang terlibat dalam perulangan pengalihan, termasuk URL yang mengalihkan dan semua URL dalam redirect chain.

Untuk memperbaiki perulangan pengalihan, kamu harus terlebih dahulu memastikan apakah URL terakhir dalam rantai sebelum perulangan adalah tujuan akhir yang diinginkan:

  1. Jika ya, hapus redirect dari URL final dan pastikan sumber daya dapat diakses, serta mengembalikan kode status 200.
  2. Jika tidak, ubah redirect loop agar mengarah ke tujuan akhir yang diinginkan. Dengan melakukan ini, kamu dapat mengatasi masalah perulangan pengalihan dan memastikan pengalaman pengguna yang lebih baik.

Baca juga: 4 Tahap Lengkap Website Migration Checklist yang SEO Friendly

Perhatikan Sertifikat yang Sudah Kadaluwarsa

Perhatikan Sertifikat yang Sudah Kadaluwarsa
Perhatikan Sertifikat yang Sudah Kadaluwarsa

Jika kamu melakukan migrasi ke domain lain dan situs lamamu menggunakan HTTPS, sertifikat SSL (Secure Sockets Layer) akan kadaluwarsa.

Hal ini akan menyebabkan bot mesin telusur tetap dapat mengakses situs web, namun pengguna akan menerima pesan kesalahan dan tidak akan dialihkan ke situs web baru.

Untuk mencegah masalah ini, kamu dapat menggunakan sertifikat SSL multi-domain yang mencakup beberapa situs web.

Dengan demikian, sertifikat ini akan mencakup situs web lama dan situs web baru, sehingga pengguna tidak akan menerima pesan kesalahan saat diarahkan ke situs baru.

Selain itu, beberapa penyedia DNS sekarang menyediakan fitur HTTPS redirect yang dapat membantu mencegah masalah ini terjadi.

Simpan Redirect Setidaknya Selama 1 Tahun

Kalau kamu melakukan URL redirect, misalnya, dari satu halaman web ke halaman lain untuk alasan tertentu, Google menyarankan untuk tetap menjaga pengalihan tersebut aktif setidaknya selama 1 tahun.

Setelah periode ini, Google akan menganggap redirect tersebut sebagai permanen, artinya sinyal atau otoritas dari URL lama akan secara resmi dialihkan ke URL baru secara permanen.

Hal ini penting karena redirect yang berlangsung lama dapat memengaruhi peringkat halamanmu dalam hasil pencarian Google.

Jika rediect dihapus terlalu cepat, otoritas dan peringkat yang telah kamu bangun untuk URL lama mungkin tidak sepenuhnya dialihkan ke URL baru, sehingga dapat berdampak negatif pada peringkat halamanmu di dalam hasil pencarian.

Redirects adalah strategi penting dalam manajemen situs web untuk memastikan pengalaman pengguna yang baik, menjaga otoritas halaman, dan mendukung SEO. Penting untuk memilih jenis redirect yang sesuai dengan kebutuhan dan mengoptimalkannya untuk meminimalkan dampak negatifnya terhadap peringkat SEO.

Kalau kamu memerlukan bantuan dalam mengelola strategi SEO, Optimaise siap membantu sebagai penyedia jasa SEO yang terpercaya. Dengan pengalaman dan pengetahuan yang luas, Optimaise dapat membantu meningkatkan kualitas dan kinerja situs webmu dalam hasil pencarian. Segera hubungi kami hari ini untuk informasi lebih lanjut!

Baca Juga

Optimaise