Bagi kamu yang baru pertama kali menjajaki dunia sistem operasi mungkin masih begitu asing dengan Linux. Variasi dari sistem operasi Linux biasa disebut dengan sistem operasi bebas dan open source.
Kebebasan ini merupakan salah satu nilai utama dari filosofi open source, di mana pengguna diundang untuk berkontribusi, memodifikasi, dan mendistribusikan kembali sistem operasi sesuai dengan kebutuhan mereka.
Beberapa distribusi Linux populer termasuk Ubuntu, Fedora, Debian, CentOS, dan Arch Linux, masing-masing dengan ciri khasnya sendiri.
Bagi kamu yang masih bingung dan penasaran dengan variasi dari sistem operasi Linux biasa disebut dengan apa? Apa itu open source dan sistem operasi bebas? Simak ulasan di bawah ini, yuk!
Table of Contents
Variasi dari Sistem Operasi Linux Biasa Disebut dengan Apa?
Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya bahwa variasi dari sistem operasi Linux biasa disebut dengan open source dan sistem operasi bebas. Kemudian, mengapa disebut dengan kedua nama itu?
Istilah “open source” dan “sistem operasi bebas” digunakan untuk merujuk pada karakteristik kunci dari sistem operasi Linux, dan keduanya menunjukkan prinsip-prinsip inti yang mendasari filosofi pengembangan perangkat lunak ini.
Sistem operasi Linux bersifat open source yang berarti bahwa kode sumbernya dapat diakses dan dimodifikasi oleh siapa saja. Ini memungkinkan para pengguna untuk melihat bagaimana sistem operasi bekerja di tingkat yang paling mendasar, memahami cara kerjanya, dan bahkan berkontribusi pada pengembangannya.
Sementara itu, istilah “sistem operasi bebas” merujuk pada kebebasan pengguna untuk menggunakan, mengubah, dan mendistribusikan perangkat lunak dengan sedikit atau tanpa pembatasan.
Ini bukan hanya tentang harga, tetapi lebih pada kebebasan untuk memiliki kontrol penuh atas sistem operasi. Dengan kebebasan ini, pengguna dapat menyesuaikan sistem operasi sesuai kebutuhan mereka tanpa adanya ketergantungan pada satu vendor atau pemilik tunggal.
Nah, bisa disimpulkan jika filosofi inilah yang mendasari variasi dari sistem operasi Linux biasa disebut dengan open source dan sistem operasi bebas.
Baca juga: 7 Cara Mudah Membuat Halaman Web Selain Hosting
Kelebihan Open Source dan Sistem Operasi Bebas
Melalui filosofi yang telah dijelaskan sebelumnya, open source dan sistem operasi bebas tentu memiliki beragam kelebihan. Kelebihan dari keduanya mencakup berbagai aspek, dan inilah beberapa di antaranya:
- Pengguna Linux memiliki kebebasan untuk menggunakan sistem operasi ini tanpa batasan tertentu. Mereka dapat menginstal, menjalankan, dan mengonfigurasi Linux sesuai dengan kebutuhan mereka tanpa perlu membayar biaya lisensi.
- Kode sumber Linux dapat diakses oleh siapa saja. Hal ini memungkinkan para pengguna untuk memeriksa bagaimana sistem operasi bekerja, mendeteksi dan memperbaiki bug, atau bahkan mengadaptasi sistem sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka.
- Meskipun Linux secara inti adalah proyek open source, banyak perusahaan dan organisasi telah memanfaatkan kode sumber terbuka ini untuk mengembangkan distribusi Linux khusus untuk mereka.
- Dengan kode sumber terbuka, masalah keamanan dapat teridentifikasi dan diperbaiki lebih cepat karena komunitas pengembang dapat dengan cepat merespons dan mengatasi masalah keamanan yang terdeteksi.
- Linux memiliki komunitas pengguna yang besar dan aktif. Pengguna dapat berbagi pengetahuan, mengatasi masalah bersama-sama, dan berkontribusi pada pengembangan perangkat lunak.
- Linux dapat diinstal pada berbagai jenis perangkat keras dan digunakan untuk berbagai tujuan, mulai dari sistem embedded hingga server dan desktop.
- Linux sering digunakan di lingkungan server dan pusat data karena stabilitas dan kinerjanya yang tinggi. Sistem ini dikenal karena kemampuannya untuk menangani beban kerja tinggi dan menjalankan server secara efisien.
Secara keseluruhan, pendekatan variasi dari sistem operasi Linux biasa disebut dengan open source dan sistem operasi bebas memberikan kebebasan, kontrol, dan fleksibilitas kepada penggunanya, serta menciptakan ekosistem yang dinamis dan kolaboratif.
Kekurangan Open Source dan Sistem Operasi Bebas
Meskipun variasi dari sistem operasi Linux biasa disebut dengan open source dan sistem operasi bebas dikenal memiliki sederet kelebihan. Tentunya, open source dan sistem operasi bebas juga memiliki kekurangan, seperti berikut ini:
Baca juga: 7 Hal tentang Web Hosting yang Harus Kamu Tahu
- Beberapa perangkat lunak propietary (tidak open source) tidak sepenuhnya kompatibel dengan Linux. Meskipun telah ada peningkatan dalam dukungan perangkat lunak di Linux, masih ada beberapa aplikasi yang dirancang khusus untuk sistem operasi lain.
- Karena ada banyak distribusi Linux dengan antarmuka pengguna yang berbeda-beda, pengguna yang baru beralih ke Linux mungkin mengalami kesulitan untuk beradaptasi dibandingkan dengan sistem operasi lain.
- Beberapa vendor perangkat keras mungkin tidak menyediakan driver resmi untuk Linux, terutama untuk perangkat keras yang lebih baru atau khusus. Ini dapat menyebabkan masalah kompatibilitas dan kinerja.
- Di beberapa sektor industri atau bisnis, mungkin ada aplikasi perangkat lunak yang khusus dikembangkan untuk sistem operasi tertentu. Jika aplikasi tersebut tidak tersedia untuk Linux, bisnis atau pengguna industri mungkin menghadapi kesulitan.
Itulah beberapa kekurangan dari variasi dari sistem operasi Linux biasa disebut dengan open source dan sistem operasi bebas ini.
Meskipun demikian, banyak dari kekurangan ini telah mengalami perbaikan seiring waktu, dan sebagian besar dapat diatasi dengan pemahaman yang lebih baik tentang Linux.
Bagaimana Menggunakan Open Source dan Sistem Operasi Bebas Linux?
Kalau kamu tertarik untuk mencoba menggunakan variasi dari sistem operasi Linux biasa disebut dengan open source dan sistem operasi bebas ini. Keduanya melibatkan beberapa langkah dasar, tergantung pada kebutuhan spesifikmu. Berikut adalah panduan umum untuk memulai:
- Pilih distribusi Linux yang sesuai dengan kebutuhanmu. Contoh distribusi termasuk Ubuntu, Fedora, Debian, atau Mint. Distribusi ini memiliki karakteristik dan tujuan penggunaan yang berbeda.
- Unduh file ISO distribusi Linux pilihan dari situs web resminya.
- Buat media instalasi seperti DVD atau USB flash drive menggunakan alat seperti Rufus atau balenaEtcher.
- Boot komputer dari media instalasi yang telah kamu buat.
- Ikuti panduan instalasi yang muncul selama proses instalasi. Pastikan untuk membuat cadangan data penting sebelum menginstal.
- Pelajari antarmuka pengguna desktop yang digunakan oleh distribusimu, misalnya, GNOME, KDE, atau Xfce.
- Biasakan diri dengan dasar-dasar, seperti menjalankan aplikasi, mengelola file, dan pengaturan sistem.
- Gunakan pengelola paket distribusi, seperti APT di Debian atauUbuntu ataupun DNF di Fedora untuk menginstal, memperbarui, dan menghapus perangkat lunak.
- Pelajari perintah dasar seperti
sudo apt-get install
atausudo dnf install
. - Gunakan dan eksplorasi aplikasi open source yang telah tersedia di Linux. Contoh termasuk LibreOffice, GIMP, dan VLC Media Player.
- Bergabunglah dengan forum dan komunitas Linux untuk mendapatkan bantuan dan berbagi pengalaman. Gunakan sumber daya, seperti Stack Exchange, Reddit, atau forum distribusi resmi.
Dengan memahami langkah-langkah dasar ini, kamu akan dapat variasi dari sistem operasi Linux biasa disebut dengan open source dan sistem operasi bebas ini dengan lebih percaya diri. Jangan ragu untuk menjelajahi dan menyesuaikan sistem sesuai dengan kebutuhanmu ya!
Baca juga: HTTP vs. HTTPS: Pengertian, Perbedaan, dan Tips Beralih ke HTTPS
Beberapa Jenis Sistem Operasi Linux
Setelah mengetahui beberapa panduan umum menggunakan variasi dari sistem operasi Linux biasa disebut dengan open source dan sistem operasi bebas.
Sebaiknya ketahui terlebih dulu beberapa jenis sistem operasi Linux yang cukup populer dan umum digunakan berikut ini:
- Ubuntu menjadi salah satu distribusi Linux paling populer dan sering digunakan di seluruh dunia. Ubuntu dirancang untuk mudah digunakan, dengan fokus pada pengguna desktop dan server.
- Fedora sering digunakan oleh pengembang dan pengguna yang ingin mendapatkan akses cepat ke perangkat lunak dan fitur terbaru.
- Debian banyak digunakan sebagai dasar untuk distribusi lainnya, termasuk Ubuntu.
- CentOS umumnya digunakan di lingkungan server dan diakui karena kestabilannya. Dibangun berdasarkan kode sumber Red Hat Enterprise Linux (RHEL) yang disederhanakan.
- Arch Linux memerlukan tingkat pemahaman yang lebih tinggi dan sering dipilih oleh pengguna yang ingin pengaturan yang sangat terpersonalisasi.
- Mint dirancang untuk menjadi sistem operasi yang ramah pengguna dan mudah digunakan, terutama bagi mereka yang baru beralih dari sistem operasi lain seperti Windows.
- OpenSUSE dikenal dengan alat konfigurasinya yang kuat dan kemampuannya untuk digunakan di berbagai konteks, mulai dari desktop hingga server.
- Slackware dikenal karena pendekatannya yang sederhana dan tanpa banyak otomatisasi dan menjadi jenis Linux tertua.
- Gentoo memungkinkan pengguna untuk mengonfigurasi dan mengkompilasi hampir semua perangkat lunak dari sumber.
- Kali Linux dilengkapi dengan sejumlah besar alat keamanan dan diakui oleh komunitas keamanan informasi.
Pemilihan distribusi sering kali bergantung pada kebutuhan pengguna, tingkat keahlian, dan kegunaan spesifik sistem operasi menjadi hal penting dalam menjalankan variasi dari sistem operasi Linux biasa disebut dengan open source dan sistem operasi bebas ini.
Spesifikasi Minimum Sistem Operasi Linux
Selain mengetahui beberapa jenisnya, sebelum menggunakan variasi dari sistem operasi Linux biasa disebut dengan open source dan sistem operasi bebas ini kamu juga harus mengetahui spesifikasi minimum dari sistem operasi ini.
Spesifikasi minimum untuk menjalankan sistem operasi Linux dapat bervariasi tergantung pada distribusi dan lingkungan desktop yang digunakan. Berikut adalah perkiraan umum untuk spesifikasi minimum:
- Sebagian besar distribusi Linux dapat berjalan dengan cukup baik pada sistem dengan RAM 1 GB. Namun, untuk pengalaman pengguna yang lebih lancar, disarankan memiliki setidaknya 2 GB hingga 4 GB RAM.
- Distribusi Linux umumnya membutuhkan sekitar 15 GB hingga 25 GB ruang penyimpanan untuk instalasi sistem operasi dan aplikasi dasar.
- Sebagian besar distribusi Linux dapat berjalan pada prosesor dengan arsitektur x86 atau x86-64 (64-bit). Prosesor dengan kecepatan sekitar 1 GHz atau lebih dapat memberikan performa yang memadai. Namun, semakin tinggi kecepatan prosesor dan jumlah inti, semakin baik.
- Linux mendukung berbagai macam perangkat keras, termasuk kebanyakan kartu grafis, perangkat jaringan, dan perangkat penyimpanan. Kompatibilitas dapat bervariasi, tetapi sebagian besar perangkat keras yang populer didukung.
Jika disimpulkan, variasi dari sistem operasi Linux biasa disebut dengan open source dan sistem operasi bebas ini juga sebagai fondasi yang kokoh untuk berbagai kebutuhan pengguna.
Dengan kelebihan dan kekurangannya, sistem operasi Linux terus menjadi pilihan yang menarik bagi pengguna yang membutuhkan fleksibilitas, keamanan, dan kebebasan.
Setelah mengetahui variasi dari sistem operasi Linux biasa disebut dengan open source dan sistem operasi bebas ini mungkin kamu tertarik dan kepikiran untuk mengembangkan sebuah website.
Kebanyakan pengembangan website dan aplikasi web dilakukan dengan memanfaatkan teknologi open source yang sering terkait dengan lingkungan Linux ini. Tapi, jika kamu tidak mau kerepotan, kamu bisa menggunakan jasa pembuatan website dari Optimaise.
Dengan mengandalkan layanan profesional Optimaise, kamu dapat memanfaatkan keahlian mereka dalam pengembangan web dan mendapatkan keuntungan dari desain yang menarik, dilengkapi hosting, fungsionalitas yang optimal, serta kinerja yang cepat. Jangan ragu untuk menghubungi Optimaise untuk menjelaskan kebutuhan websitemu!