Digital MarketingSEO

Apakah Menolak Toxic Backlinks Selalu Diperlukan? Ketahui 3 Hasil Uji Coba Ini

Deric

Apakah Menolak Toxic Backlinks Selalu Diperlukan? Ketahui 3 Hasil Uji Coba Ini

Bagi banyak pemilik situs web, pertanyaan besar yang sering muncul adalah “apakah menolak toxic backlinks selalu diperlukan?”. Sebelum kamu terburu-buru menggunakan alat disavow, penting untuk memahami dampaknya secara menyeluruh.

Di dalam artikel ini, kita akan membahas hasil dari pengujian yang dilakukan oleh Ahrefs untuk melihat apakah menolak toxic backlink benar-benar memberikan manfaat, atau justru membawa risiko tersendiri bagi peringkat situs webmu.

Simak lebih lanjut untuk mengetahui apa yang ditemukan dari uji coba ini dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi keputusanmu dalam mengelola backlink.

Pengertian Toxic Backlinks
Pengertian Toxic Backlinks

Toxic backlinks adalah tautan dari situs web yang dianggap berbahaya atau merugikan bagi peringkat dan reputasi situs webmu di mesin pencari.

Backlink atau tautan balik merupakan salah satu faktor penting dalam SEO yang memengaruhi visibilitas situs web di hasil pencarian.

Namun, tidak semua backlink membawa manfaat, beberapa dapat menjadi “toxic” jika berasal dari sumber yang buruk. Situs-situs ini mungkin terlibat dalam praktik SEO yang tidak etis, seperti spamming atau situs yang telah mendapatkan penalti dari mesin pencari.

Beberapa contoh dari situs yang sering kali menghasilkan toxic backlinks termasuk direktori spam, situs perjudian, atau situs yang tidak relevan dengan niche atau industrimu.

Baca juga: 7 Cara Cek Backlink Pakai Tools Gratis!

Apakah Toxic Backlinks Merugikan SEO?
Apakah Toxic Backlinks Merugikan SEO?

Toxic backlinks atau tautan berbahaya dapat merugikan SEO secara signifikan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai bagaimana toxic backlinks dapat mempengaruhi strategi SEO situs webmu.

Pengaruh Negatif pada Peringkat

Toxic backlinks dari situs berkualitas rendah atau tidak relevan dapat menurunkan peringkat situs webmu di mesin pencari. Mesin pencari seperti Google menilai kualitas tautan sebagai indikator penting dari kredibilitas dan relevansi situs webmu.

Backlink dari sumber yang meragukan atau spam dapat dianggap sebagai sinyal negatif, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan penurunan posisi situs webmu di halaman hasil pencarian (SERP).

Risiko Penalti dari Mesin Pencari

Toxic backlinks dapat memicu penalti manual dari mesin pencari. Google, misalnya, dapat memberikan penalti jika mereka mengidentifikasi bahwa situs webmu terlibat di dalam praktik SEO yang tidak etis, termasuk menerima tautan dari situs yang berkualitas rendah atau spam.

Penalti ini dapat menyebabkan penurunan drastis di dalam peringkat situs atau bahkan penghapusan dari indeks pencarian, sehingga akan menghilangkan visibilitas situs webmu dari hasil pencarian sama sekali.

Kerusakan Reputasi

Toxic backlinks tidak hanya mempengaruhi peringkat SEO, tetapi juga dapat merusak reputasi merekmu. Tautan dari situs yang dikenal melakukan praktik curang atau spam dapat menurunkan kepercayaan pengguna dan memengaruhi persepsi mereka terhadap situs webmu.

Ini karena pengguna lebih cenderung meninggalkan situs yang tampak tidak dapat dipercaya atau terhubung dengan situs berkualitas rendah.

Kepercayaan yang rendah dapat mengurangi tingkat konversi karena pengunjung merasa tidak yakin tentang keamanan atau kredibilitas layanan atau produk yang ditawarkan. Reputasi online yang buruk dapat mempengaruhi konversi dan citra merek secara keseluruhan.

Menghambat Pertumbuhan SEO

Jika fokusmu adalah membangun backlink berkualitas untuk meningkatkan otoritas domain dan peringkat, kehadiran toxic backlinks dapat mengganggu usaha tersebut.

Ini mengharuskan kamu untuk mengalokasikan waktu dan sumber daya untuk membersihkan backlink profile situs webmu. Pada akhirnya dapat menunda pencapaian tujuan SEO bisnismu.

Apakah Google Mengabaikan Toxic Backlinks?
Apakah Google Mengabaikan Toxic Backlinks?

Google tidak secara otomatis mengabaikan toxic backlinks, sebaliknya, Google memperhitungkan semua tautan dalam menilai peringkat dan kredibilitas situs web.

Namun, Google memiliki mekanisme dan kebijakan untuk menangani tautan berkualitas rendah atau spam yang memengaruhi hasil pencarian.

Pertama, Google menggunakan algoritma kompleks untuk menilai kualitas tautan yang mengarah ke situs web. Tautan dari situs yang dianggap spammy atau tidak berkualitas dapat mempengaruhi peringkat situs webmu secara negatif.

Tentunya Google berusaha untuk menyaring dan mengurangi dampak tautan yang dianggap merugikan, tetapi proses ini tidak sepenuhnya otomatis atau sempurna.

Kedua, untuk mengatasi permasalah itu, Google menyediakan alat disavow links di Google Search Console yang memungkinkan pemilik situs untuk memberitahu Google agar mengabaikan tautan tertentu dari backlink profile mereka.

Ini adalah cara proaktif untuk menangani toxic backlinks jika kamu merasa tautan-tahun tersebut tidak dapat dihapus atau jika mereka mempengaruhi SEO situs webmu secara negatif.

Ketiga, jika Google mengidentifikasi bahwa situs webmu terlibat dalam praktik yang tidak etis terkait backlink, seperti pertukaran tautan spam, kamu mungkin akan terkena penalti manual.

Penalti ini dapat menyebabkan penurunan peringkat yang signifikan atau bahkan penghapusan dari hasil pencarian. Google dapat menghukum situs yang berusaha mengakali sistem dengan menggunakan tautan berkualitas rendah.

Cara untuk Menghentikan Toxic Backlinks
Cara untuk Menghentikan Toxic Backlinks

Untuk menjaga kesehatan backlink profile situs webmu dan melindungi strategi SEO yang telah kamu jalankan, kamu perlu mengidentifikasi dan menghentikan dampak dari tautan-tautan ini. Di bawah ini terdapat beberapa cara dan langkah-langkah untuk menghentikan toxic backlinks:

  1. Gunakan alat SEO untuk memeriksa semua tautan yang mengarah ke situs webmu dan identifikasi tautan dari sumber yang meragukan atau berkualitas rendah. Kamu bisa menggunakan Google Search Console untuk melihat data backlink, lalu lanjutkan dengan menggunakan Ahrefs, Semrush, atau Moz untuk menganalisis detailnya.
  2. Setelah mengidentifikasi backlink, evaluasi kualitas masing-masing tautan. Carilah tautan dari situs dengan otoritas rendah, situs spam, atau situs web yang tidak relevan dengan niche atau industrimu. Tautan dari situs-situs tersebut kemungkinan besar berpotensi merugikan.
  3. Jika memungkinkan, hubungi pemilik situs yang memberikan tautan berbahaya dan minta mereka untuk menghapus tautan tersebut. Ini bisa dilakukan dengan mengirimkan email sopan dan menjelaskan mengapa tautan tersebut merugikan backlink profile situs webmu.
  4. Jika kamu tidak dapat menghapus tautan berbahaya secara manual, gunakan alat disavow links dari Google. Alat ini memungkinkan kamu untuk memberi tahu Google agar mengabaikan tautan dari situs-situs yang tidak diinginkan.
  5. Fokus pada membangun backlink berkualitas tinggi dari sumber yang relevan dan terpercaya. Dengan meningkatkan jumlah tautan berkualitas dalam backlink profile, kamu dapat mengimbangi dan mengurangi dampak dari toxic backlinks.

Pantau backlink profile situs webmu secara berkala untuk memastikan tidak ada tautan baru yang berpotensi berbahaya. Ini dapat membantu kamu menangkap dan menangani masalah dengan cepat sebelum mereka mempengaruhi SEO situs webmu.

Baca juga: 2 Panduan Praktis untuk Mengecek Backlink di Ahrefs

Hasil Pengujian Tindakan Disavow pada Toxic Backlinks
Hasil Pengujian Tindakan Disavow pada Toxic Backlinks

Dari penjelasan sebelumnya disebutkan bahwa salah satu cara untuk menangani toxic backlinks adalah dengan melakukan disavow links. Tapi, apakah cara ini benar-benar efektif?

Untuk menjawab pertanyaan ini, Ahrefs, salah satu platform terkemuka dalam analisis SEO, melakukan pengujian terhadap tindakan disavow links. Pengujian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak dari disavow links terhadap peringkat dan kesehatan SEO situs dengan toxic backlinks.

Pada 26 Juli 2024, Yosua Hardwick dari Ahrefs melakukan eksperimen dengan mengekspor semua backlink yang dianggap “toxic” dan “berpotensi toxic” ke tiga posting blog mereka dari alat SEO terkenal.

Total ada 129 URL yang kemudian mereka tolak menggunakan Google Search Console. Berikut adalah hasil pengujian terhadap dampak dari tindakan disavow links.

Penurunan Trafik Sebesar 12% Uji Coba Ahrefs

Penurunan Trafik Sebesar 12% Uji Coba Ahrefs
Penurunan Trafik Sebesar 12% Uji Coba Ahrefs

Untuk halaman “SEO pricing guide” Ahrefs, selama 20 hari sebelum tindakan disavow, artikel ini menerima 574 kunjungan organik. Namun, setelah penolakan dilakukan, jumlah kunjungan turun 12% menjadi 505 kunjungan dalam 20 hari berikutnya.

Sebelum disavow, trafik organik cenderung stagnan, dan meskipun penurunan ini tampak kecil, data menunjukkan bahwa tren penurunan mungkin telah terhenti. Ini berarti bahwa disavow mungkin memberikan dampak positif yang kecil, tetapi tidak cukup signifikan untuk memulihkan tren penurunan yang telah ada.

Penurunan Trafik Sebesar 8,25% Uji Coba Ahrefs

Penurunan Trafik Sebesar 8,25% Uji Coba Ahrefs
Penurunan Trafik Sebesar 8,25% Uji Coba Ahrefs

Pada halaman “list of top YouTube searches” Ahrefs, artikel ini mendapatkan 291 kunjungan organik selama 20 hari sebelum disavow, tetapi turun 8,25% menjadi 267 kunjungan setelah tindakan disavow.

Sebelum disavow, artikel ini menunjukkan peningkatan trafik, tetapi setelah disavow, tren tersebut berbalik menurun.

Ini menunjukkan bahwa penolakan mungkin berdampak negatif, dengan penurunan yang cukup besar dalam perkiraan trafik sekitar 10 hari setelah tindakan tersebut.

Pertumbuhan Trafik Sebesar 12,82% Uji Coba Ahrefs

Pertumbuhan Trafik Sebesar 12,82% Uji Coba Ahrefs
Pertumbuhan Trafik Sebesar 12,82% Uji Coba Ahrefs

Halaman “list of top Bing searches” Ahrefs menunjukkan peningkatan trafik organik dari 156 kunjungan menjadi 176 kunjungan, atau kenaikan 12,82% setelah tindakan disavow. Sebelum disavow, trafik menunjukkan tren peningkatan, dan setelah penolakan, tren ini tetap naik.

Data menunjukkan bahwa meskipun sebelum disavow link estimasi trafik sedikit menurun, tapi tindakan disavow tidak mengubah arah tren pertumbuhan yang sudah ada.

Dari hasil pengujian, tampaknya menolak “toxic backlink” tidak memberikan dampak yang signifikan. Dalam eksperimen ini, penolakan hanya sedikit merugikan satu halaman, memberikan sedikit manfaat pada halaman lain, dan tidak berdampak pada halaman yang lainnya.

Singkatnya, tindakan disavow pada tautan beracun yang dilaporkan oleh alat SEO sering kali tidak menghasilkan perubahan positif yang berarti, setidaknya berdasarkan data yang ada.

Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun hasilnya cenderung tidak menunjukkan perubahan besar, disavow tetap membawa risiko. Tindakan ini bisa berpotensi merugikan lalu lintas situs webmu, seperti yang terjadi di dalam kasus yang dibagikan di Reddit oleh John.

Apakah ini berarti bahwa disavow links selalu merupakan keputusan buruk? Tidak selalu. Jika situs webmu sudah mengalami penalti manual dari Google karena tautan yang tidak wajar atau memiliki banyak tautan manipulatif, maka disavow links bisa menjadi langkah yang diperlukan.

Google menyarankan untuk menggunakan disavow links hanya jika:

  1. Kamu memiliki banyak tautan spam atau berkualitas rendah yang mengarah ke situs webmu.
  2. Tautan tersebut telah menyebabkan manual actions atau berpotensi menyebabkan penalti manual pada situs webmu.

Jika alat SEO salah mengidentifikasi tautan yang sebenarnya bermanfaat sebagai “toxic” dan kamu menolaknya, hal ini dapat merugikan trafik situs webmu. Meskipun demikian, banyak ahli SEO masih percaya bahwa disavow links yang toxic dapat membantu dalam jangka panjang.

Jika kamu merasa perlu bantuan dalam mengoptimalkan strategi SEO situs webmu, Optimaise adalah pilihan yang tepat. Sebagai penyedia jasa SEO Bali dan jasa backlink yang berpengalaman, kami menawarkan solusi yang dirancang untuk meningkatkan peringkat dan kesehatan situs webmu secara optimal.

Segera hubungi Optimaise untuk mendapatkan jasa SEO yang sesuai dengan kebutuhan bisnismu dan mendorong keberhasilan onlinemu!

[addtoany]

Baca Juga

Optimaise