Digital MarketingSEO

Keyword Stuffing dan 4 Cara Menghindarinya

Deric

keyword stuffing cover

Salah satu cara terbaik untuk mengoptimalkan optimasi website adalah dengan memaksimalkan penggunaan kata kunci, atau keyword. Dengan memasukkan kata kunci utama di beberapa bagian kontenmu dapat membantu Google memahami konteks yang kamu sampaikan. Penggunaan kata kunci yang efektif juga bakal membantu pengguna internet untuk menemukan kontenmu dengan lebih cepat. Masalahnya, optimasi kata kunci juga punya resiko tersendiri, yaitu keyword stuffing. Apa itu, dan bagaimana cara menghindarinya? Simak ulasan lebih lengkap berikut ini, yuk!

Apa Itu Keyword Stuffing?

Apa Itu Keyword Stuffing?
Apa Itu Keyword Stuffing?

Optimasi keyword memang jadi salah satu aspek terpenting dalam mengoptimalkan SEO. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memasukkan keyword utama ke dalam konten dengan topik yang relatable. Tapi, kesalahan yang paling sering dilakukan oleh penggiat SEO adalah mereka terlalu banyak memasukkan kata kunci utama tersebut di dalam konten yang dibuat. Inilah yang disebut dengan keyword stuffing.

Biasanya, ada 2 jenis praktek penjejalan kata kunci yang umum ditemukan. Salah satunya yang paling umum adalah praktisi SEO memasukkan kata kunci utama terlalu sering di dalam satu paragraf atau di dalam keseluruhan konten. Yang kedua adalah pelaku optimasi menempatkan kata kunci yang nggak relevan dengan topik konten.

Memang sih, semakin banyak kata kunci yang disematkan bisa memperbesar peluang Google menemukan kontenmu. Tapi, keyword stuffing justru bisa bikin strategi SEO-mu jadi kurang efektif. Selain itu, menurut update terbaru dari Google, keyword stuffing termasuk ke dalam pelanggaran berat yang dapat berakibat situsmu diblokir oleh Google. Hal ini dikarenakan Google menganggap situsmu memuat konten spam. Kalau kamu nggak ingin kena penalti, wajib banget berhati-hati supaya penempatan kata kunci kontenmu nggak dinilai sebagai spam.

Kenapa Keyword Stuffing Buruk untuk SEO?

Kenapa Keyword Stuffing Buruk untuk SEO?
Kenapa Keyword Stuffing Buruk untuk SEO?

Sekilas, kamu sudah tahu mengapa Google sangat membenci keyword stuffing. Pada dasarnya Google ingin konten yang direkomendasikan benar-benar bisa menjawab kebutuhan pembaca. Jadi, pemilik website diminta untuk memberikan konten yang informatif. Nah, hal tersebut akan sulit dilakukan apabila kamu terlalu fokus dengan menempatkan kata kunci sebanyak mungkin.

Seringkali, praktek ini mengakibatkan kalimat yang kamu rangkai jadi nggak beraturan dan membingungkan pembaca. Ini tentunya mengakibatkan pembaca jadi enggan membaca informasi yang sudah kamu sajikan. Alhasil, mereka pun akan menekan tombol “Kembali” secepat kilat. Akibatnya, tingkat bounce rate situsmu tinggi, dan ini bisa berdampak negatif terhadap usaha optimasi situsmu.

Selain itu, situs yang memuat konten dengan keyword yang terlalu banyak dan nggak relevan akan dianggap sebagai situs spam oleh Google. Situs yang seperti ini tidak disukai Google karena ia tidak bertujuan untuk menjawab kebutuhan pembaca, melainkan hanya untuk menarik perhatian bot crawler. Menjejalkan terlalu banyak kata kunci juga terbukti nggak efektif karena Google nggak bisa meranking situsmu. Alhasil Google pun enggan merayapi situsmu dan akan menghapusnya dari sistem.

Baca juga: Panduan Belajar SEO untuk Pemula

4 Cara Mengoptimalkan Kata Kunci tanpa Keyword Stuffing

4 Cara Mengoptimalkan Kata Kunci tanpa Keyword Stuffing
4 Cara Mengoptimalkan Kata Kunci tanpa Keyword Stuffing

Nah, sekarang kamu sudah tahu kan dampak keyword stuffing bagi optimasi situsmu. Makanya, kamu perlu berhati-hati dalam optimasi kata kunci agar tidak melakukan kesalahan tersebut. Untungnya, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk membantu meminimalisir resiko tersebut. Namun di sisi lain, kata kunci yang kamu optimasi bisa membawa traffic dari mesin pencari secara optimal. Simak tips berikut:

Menetapkan Kata Kunci Utama

Menetapkan Kata Kunci Utama
Menetapkan Kata Kunci Utama

Sebelum membuat konten, pastikan kamu sudah mengetahui terlebih dulu tentang kata kunci utama yang akan kamu pakai. Lakukan riset kata kunci secara menyeluruh untuk mendapatkan kata kunci utama yang terbaik. Jangan lupa untuk memilih kata kunci tersebut berdasarkan relevansi. Ingat, kata kunci tersebut harus relevan dengan topik yang akan kamu bahas. Memilih kata kunci yang selaras dengan topik bisa membantumu memasukkan kata kunci tersebut secara natural. Alhasil, kamu bisa meminimalisir resiko keyword stuffing.

Ketahui dan Gunakan Kepadatan Kata Kunci yang Tepat

Ketahui dan Gunakan Kepadatan Kata Kunci yang Tepat
Ketahui dan Gunakan Kepadatan Kata Kunci yang Tepat

Kepadatan kata kunci atau keyword density juga jadi salah satu indikator apakah di dalam kontenmu terdapat terlalu banyak keywords atau nggak. Istilah ini merujuk pada persentase kata kunci yang ada di dalam konten artikel tersebut. normally, kepadatan kata kunci yang baik adalah tak lebih dari 0.5% – 3%. Ada rumus sederhana yang bisa kamu pakai untuk mengetahui jumlah kepadatan keyword di dalam kontenmu. Yaitu:

Keyword Density = Jumlah kata: jumlah kata kunci yang muncul

Nah, jika kamu enggan untuk berhitung, bisa juga kok menggunakan keyword tools. Salah satunya adalah Yoast SEO, yaitu plugin SEO yang bisa diakses secara gratis oleh pengguna WordPress. Plugin ini hadir dengan indikator keyword density yang akan membantumu memantau jumlah penggunaan kata kunci di dalam kontenmu.

Jika jumlah kata kunci yang ada di dalam konten tersebut terlalu padat, maka Yoast SEO akan memunculkan warna indikator merah atau oranye. Jika itu terjadi, maka kamu harus mengurangi jumlah kata kunci utama yang ada hingga indikator tersebut berubah warna jadi hijau. Hal yang sama juga akan ditunjukkan apabila jumlah keyword tersebut terlalu sedikit. Nah, dengan adanya plugin ini, kamu bisa lebih mudah dalam melakukan penyesuaian.

Menambahkan LSI Keyword

Menambahkan LSI Keyword
Menambahkan LSI Keyword

LSI Keyword atau kata kunci turunan juga bisa kamu pakai sebagai trik untuk menghindari kasus penjejalan kata kunci. Dibandingkan jenis main keyword, kata kunci ini memang punya jumlah kata yang lebih panjang dan kurang populer. Walaupun sekilas dinilai kurang efektif, ternyata penggunaan kata kunci ini justru direkomendasikan, lho!

Kata kunci jenis longtail ini akan membantumu menulis konten yang benar-benar spesifik. Sehingga, pembacamu akan benar-benar menemukan informasi yang mereka cari. DI sisi lain, kata kunci jenis ini juga minim persaingan dan bisa mencakup lebih banyak kata kunci sekaligus.

Gunakan Sinonim

Gunakan Sinonim
Gunakan Sinonim

Bingung bagaimana cara menempatkan kata kunci yang efisien tanpa perlu khawatir kena penalti? Gunakan saja sinonim dari kata kunci tersebut. Trik ini sangat efektif untuk jenis kata kunci utama yang umum. Misalnya, kamu ingin menulis konten dengan kata kunci “pemasaran SEO”.

Nah, untuk menghindari peringatan keyword stuffing, kamu bisa memasukkan sinonim dari kata kunci tersebut ke dalam kontenmu. Misalnya, pilih kata “marketing” sebagai pengganti kata “pemasaran”, atau “optimasi situs”, “web optimization” sebagai pengganti dari kata kunci “SEO”. Penggunaan kata sinonim juga punya manfaat menambah variasi dari topik yang sedang kamu angkat. Sehingga, kamu bisa menghindari penggunaan kata yang repetitif.

Itulah ulasan mengenai apa itu keyword stuffing beserta alasan mengapa kamu harus menghindarinya. Kamu juga sudah tahu cara untuk optimasi kata kunci tanpa terjebak di dalam praktek terlarang tersebut. Membuat konten artikel yang SEO-friendly memang gampang-gampang susah. Kalau kamu suka kepastian, lebih baik gunakan jasa SEO dari Optimaise.

Digital agency ini nggak hanya menyediakan jasa keyword research untuk menemukan winning keyword. Kamu juga akan mendapatkan konten SEO friendly dari tim writers yang berpengalaman. Yuk, maksimalkan optimasi situsmu bersama Optimaise.

Baca Juga

Optimaise