Toxic backlinks sering dianggap sebagai ancaman bagi performa situs di mesin pencari. Banyak pemilik situs yang memilih untuk melakukan disavow guna melindungi peringkat mereka. Tapi, apakah langkah ini benar-benar efektif?
Di dalam artikel ini, kita akan membahas 3 hasil uji coba nyata dari tindakan disavow pada toxic backlinks dari Ahrefs, sehingga kamu dapat memahami apa yang sebenarnya terjadi dan apakah langkah ini tepat untuk situs webmu.
Table of Contents
Apa Itu Toxic Backlinks?
Toxic backlinks sebenarnya adalah istilah yang digunakan oleh beberapa alat SEO untuk merujuk pada tautan yang dianggap dapat merugikan peringkat situs webmu di Google. Alat-alat ini sering menyarankan agar tautan tersebut dihapus atau ditolak untuk melindungi performa situsmu.
Tapi, di kalangan SEO expert, masih ada perdebatan tentang apakah “toxic backlinks” benar-benar ada dan sejauh mana pengaruhnya terhadap peringkat situs.
Sebenarnya, hampir semua situs web memiliki beberapa backlink spam yang tampak aneh, tetapi itu tidak otomatis berarti bahwa tautan tersebut bersifat manipulatif atau berbahaya.
Google sendiri menggunakan tautan sebagai salah satu faktor utama untuk menilai relevansi dan kredibilitas sebuah halaman web. Tautan yang dibuat untuk memanipulasi peringkat di hasil pencarianlah yangg Google anggap sebagai spam, termasuk segala bentuk aktivitas yang bertujuan memengaruhi tautan ke situs webmu atau dari situs webmu.
Dalam hal ini, istilah “toxic backlinks” sebenarnya hanya ciptaan alat SEO tertentu untuk mengidentifikasi tautan yang menurut mereka bisa berdampak buruk pada peringkat situs webmu, berdasarkan kriteria yang mereka tetapkan sendiri.
Baca juga: 7 Strategi LLMO untuk Dorong Otoritas dan Visibilitas Merekmu dalam Chatbot
Apa Itu Disavow?
Proses disavow dilakukan dengan membuat file teks khusus yang mencantumkan tautan dari situs lain yang mengarah ke situs webmu. Langkah ini biasanya diambil jika ada tautan yang tidak diinginkan, yang tidak dapat kamu hapus atau kendalikan.
File ini berfungsi untuk memberi tahu mesin pencari agar mengabaikan tautan tersebut, terutama jika tautan tersebut dianggap berkualitas rendah atau berpotensi merusak peringkat pencarianmu.
Google merekomendasikan penolakan tautan hanya jika kamu menghadapi penalti karena “tautan tidak wajar”. Penalti ini bisa terjadi jika Google menemukan bahwa situs webmu memiliki tautan manipulatif, baik sengaja maupun tidak. Dalam situasi ini, disavow link menjadi bagian dari upaya untuk mengatasi penalti tersebut.
Ingat, melakukan disavow pada backlink tertentu bukanlah langkah yang bisa dilakukan sembarangan. Ini adalah keputusan besar yang dapat berdampak positif atau negatif pada peringkat pencarianmu.
Karena itu, hanya tolak tautan yang benar-benar kamu yakin akan merugikan situs webmu. Untuk panduan lebih lengkap, kamu bisa merujuk ke Check the Google Quality Guidelines.
Hal yang Mungkin Terjadi Setelah Melakukan Disavow Pada Toxic Backlinks
Mengelola toxic backlinks atau backlink yang dianggap merugikan bisa menjadi tantangan bagi pemilik situs. Ketika kamu memutuskan untuk melakukan disavow, langkah ini sering kali menjadi keputusan besar yang menimbulkan berbagai pertanyaan.
Apakah tindakan ini benar-benar akan membantu meningkatkan performa situs? Atau justru dapat membawa dampak sebaliknya?
Di dalam penjelasan ini, kita akan membahas apa saja yang mungkin terjadi setelah kamu melakukan disavow pada toxic backlinks berdasarkan hasil riset Ahrefs, sehingga kamu dapat lebih memahami risiko dan peluang dari langkah ini.
Penurunan Trafik Pada Halaman SEO Pricing Ahrefs
Sebelum disavow diterapkan, jumlah kunjungan organik ke halaman SEO Pricing Ahrefs cenderung stagnan, artinya tidak ada perubahan signifikan. Tapi, setelah disavow, jumlah kunjungan turun sekitar 12%, dari 574 menjadi 505 kunjungan dalam periode 20 hari berikutnya.
Meskipun penurunan ini terjadi, tapi data dari Ahrefs menunjukkan gambaran yang sedikit berbeda. Sebelum disavow, tren kunjungan organik memang menunjukkan penurunan sedikit, dan setelah penolakan, angka kunjungan tetap datar, tanpa perubahan yang berarti.
Kesimpulannya, meskipun disavow tampaknya memiliki dampak positif yang kecil pada toxic backlinks, tapi penurunan yang lebih lama kemungkinan besar akan terus berlanjut dan menjadi faktor utama di dalam perubahan tersebut.
Penurunan Trafik Pada Top YouTube Searches Ahrefs
Sebelum disavow diterapkan, halaman Top YouTube Searches Ahrefs mendapatkan sekitar 291 kunjungan organik selama 20 hari. Tapi, setelah disavow, jumlah kunjungan menurun hingga 8,25% dengan 267 kunjungan dalam periode 20 hari berikutnya.
Sebelum disavow, trafik organik cenderung meningkat, tetapi setelah disavow diterapkan, tren tersebut berubah menjadi penurunan. Data dari Ahrefs menunjukkan hal yang sama, sebelumnya, trafik organik menunjukkan peningkatan, tetapi setelah disavow, trafik mulai menurun.
Kesimpulannya, dampak disavow tampak cukup jelas, yakni kemungkinan besar, disavow ini memberi pengaruh negatif terhadap trafik, terlihat dari penurunan signifikan dalam perkiraan trafik sekitar sepuluh hari setelah disavow diterapkan.
Peningkatan Trafik Pada Halaman Top Bing Searches Ahrefs
Sebelum disavow diterapkan, halaman Top Bing Searches Ahrefs mendapatkan 156 kunjungan organik selama 20 hari, dan setelah disavow, jumlah kunjungan meningkat 12,82% menjadi 176 kunjungan dalam 20 hari berikutnya.
Di mana sebelum disavow, trafik organik halaman ini menunjukkan tren kenaikan, dan setelah penolakan, tren tersebut tetap meningkat.
Tapi, data dari Ahrefs menunjukkan hal yang sedikit berbeda. Sebelumnya, perkiraan trafik menunjukkan penurunan yang sangat kecil, tapi hampir tidak terlihat. Setelah disavow, keadaan tetap sama.
Dengan kata lain, tampaknya disavow tidak memberi dampak yang signifikan pada trafik halaman ini.
Baca juga: Memanfaatkan 3 Strategi The Tabloid Technique untuk Membuat Kampanye PR Viral
Apa Kesimpulan Hasil Riset Pada Toxic Backlinks dari Ahrefs Ini?
Hasil ini menunjukkan bahwa disavow pada “toxic backlinks” umumnya tidak memberikan dampak besar. Terkadang, ini sedikit merugikan satu halaman, sedikit membantu halaman lain, atau tidak memengaruhi halaman lainnya sama sekali.
Secara keseluruhan, disavow pada toxic backlinks yang dilaporkan oleh alat SEO mungkin tidak memberikan perubahan positif yang signifikan, setidaknya berdasarkan data dari Ahrefs.
Tapi, meskipun dampaknya cenderung tidak besar, tetap ada risiko yang harus diperhitungkan. Disavow pada toxic backlinks bisa saja berisiko merusak trafikmu, seperti yang terlihat dalam diskusi dengan John di Reddit.
Apakah ini berarti menolak selalu merupakan keputusan yang buruk? Tidak juga. Jika kamu sudah mendapatkan manual actions terkait tautan yang tidak wajar atau memiliki banyak tautan manipulatif seperti tautan berbayar, maka disavow mungkin memang diperlukan.
Google sendiri menyarankan agar kamu hanya menolak backlink jika:
- Kamu memiliki banyak tautan spam, buatan, atau berkualitas rendah yang mengarah ke situs webmu.
- Tautan tersebut sudah menyebabkan atau berpotensi menyebabkan manual actions dari Google.
Meski begitu, banyak profesional SEO yang tidak setuju dengan saran ini dan percaya bahwa disavow pada “toxic backlinks” tetap memberikan manfaat. Jika kamu melihat hasil positif setelah melakukan disavow, tak perlu ragu untuk melanjutkan langkahmu.
Langkah ini mungkin membawa dampak positif, negatif, atau bahkan tidak berpengaruh sama sekali, tergantung pada kondisi backlink dan strategi yang diterapkan. Karena itu, memahami profil backlink secara mendalam sangat penting untuk memastikan performa situs tetap optimal.
Jika kamu membutuhkan bantuan profesional untuk mengelola SEO situs webmu, Optimaise sebagai digital agency Malang siap membantu. Kami menyediakan berbagai layanan, seperti jasa press release, jasa penulisan artikel SEO-friendly, hingga jasa SEO komprehensif untuk mendukung pertumbuhan bisnismu di dunia digital. Percayakan kebutuhan SEOmu pada Optimaise untuk hasil yang maksimal dan terukur!