Apakah kamu pernah terpikirkan untuk memanfaatkan kembali konten lamamu dengan cara yang cerdas dan efektif? Repurposing content adalah strategi yang dapat mengubah materi yang sudah ada menjadi format baru yang menarik dan bermanfaat.
Daripada membuat konten dari awal setiap saat, kamu bisa memanfaatkan aset yang sudah ada untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan meningkatkan keterlibatan.
Di dalam penjelasan berikut ini, terdapat cara utama untuk memaksimalkan potensi konten lamamu, lengkap dengan tips untuk memastikan setiap format baru memberikan dampak yang maksimal. Siap untuk menghidupkan kembali kontenmu? Mari pelajari strategi SEO yang satu ini!
Table of Contents
Apa yang Dimaksud Repurposing Content?
Repurposing content juga sering disebut juga content recycling, adalah proses memanfaatkan kembali konten yang sudah ada dengan menyajikannya dalam format yang berbeda.
Tujuannya untuk memperluas jangkauan konten tersebut dan memperpanjang masa pakainya. Saat membuat konten baru, kamu dapat merencanakan untuk membagikannya di berbagai platform melalui format yang berbeda.
Meskipun mungkin terasa seperti mengulang-ulang konten, sebenarnya ini adalah salah satu strategi yang cerdas. Kamu tidak ingin audiens merasa bosan atau berpikir bahwa kamu tidak berusaha membuat konten baru untuk setiap platform.
Selain itu, repurposing content konten bukan berarti mengambil karya orang lain dan mengubahnya agar sesuai dengan merekmu.
Sebaliknya, ini adalah sebuah cara untuk memberikan kehidupan baru pada konten yang sudah kamu buat bersama tim, sehingga berbagai segmen audiens dapat merasakan manfaatnya, tanpa harus memulai dari awal.
Baca juga: 5 Strategi Content Automations untuk Tingkatkan Produktivitas
Manfaat dari Repurposing Content
Menggunakan kembali konten lama atau membuat konten baru dengan tujuan repurposing content membantu menghemat waktu.
Kamu sudah tahu konten mana yang berkinerja baik, sehingga kamu bisa memperbarui dan membagikannya kembali, atau membuat konten yang bisa diubah menjadi berbagai format, seperti podcast, kutipan di Instagram, atau bagian dari Ebook.
Selain itu, repurposing content juga bisa meningkatkan SEO. Ketika kamu memiliki beberapa konten dengan keyword yang mirip, mesin pencari akan lebih mudah mengenali situs webmu sebagai sumber yang kredibel.
Kamu tidak hanya membuat konten untuk sekedar ada, tetapi menyediakan informasi berharga di dalam berbagai bentuk yang bermanfaat bagi audiensmu.
Dengan repurposing content, kamu juga bisa memperluas skala, baik dari segi jumlah konten maupun jangkauan audiens. Misalnya, daripada hanya membuat satu postingan blog, kamu bisa mengubahnya menjadi buletin email atau video tutorial di YouTube.
Dengan begitu, kamu akan memiliki 3 jenis konten yang dapat menjangkau 3 audiens berbeda di 3 platform yang berbeda.
Cara dan Tips untuk Repurposing Content
Alih-alih terus-menerus membuat konten dari nol, strategi repurposing content memungkinkan kamu untuk memanfaatkan aset yang sudah ada dengan cara yang segar dan inovatif.
Bagaimana caranya? Berikut ini terdapat berbagai cara yang efektif untuk mengubah konten lama menjadi format baru.
Buat Konten yang Menawarkan Informasi Berharga
Sebenarnya, repurposing content bisa dianggap sebagai bagian dari strategi distribusi konten. Kamu mengambil konten yang sudah ada dan menyebarkannya ke berbagai platform.
Namun, banyak orang sering salah paham di sini. Mereka berpikir bahwa promosi konten hanya tentang mendapatkan klik, sehingga berharap penggunaan ulang konten akan memberikan hasil yang sama.
Pendekatan seperti ini sebenarnya bisa merugikan upaya repurposing contentmu. Apa pun jenis konten yang kamu buat, tujuannya selalu lebih besar daripada sekadar mendapatkan klik, yakni menyampaikan ide penting.
Misalnya, bagi kamu, ide tersebut adalah bahwa Ahrefs adalah alat SEO terbaik. Jadi, format konten atau jumlah klik tidak terlalu penting. Yang penting adalah ide tersebut sampai ke benak audiens.
Jadi, selama orang-orang di berbagai platform mendapatkan manfaat dari konten Ahrefs, mereknya akan tetap ada di dalam pikiran orang-orang. Pada akhirnya, ketika mereka siap untuk membeli, mereka lebih mungkin memilih Ahrefs sebagai pilihan utama.
Jika kamu ingin repurposing content berhasil, fokuslah pada pembuatan konten yang kuat dan bermanfaat, bukan hanya mengejar klik.
Fokuslah pada Konten yang Telah Berkinerja Bagus
Tidak mungkin untuk menggunakan kembali setiap kontenmu, terutama jika kamu melakukannya sendiri. Karena itu, kamu perlu memprioritaskan konten yang akan digunakan kembali. Cara paling efektif adalah dengan fokus pada konten yang sudah terbukti berhasil.
Walaupun tidak ada jaminan bahwa konten yang sukses di satu platform akan sukses di platform lain, ini menunjukkan bahwa topik tersebut memang diminati. Untuk menemukan konten yang berkinerja baik, sesuaikan dengan jenis konten utama yang kamu buat.
Misalnya, jika kamu menulis blog, kamu bisa menggunakan alat, seperti Google Analytics untuk melihat artikel mana yang paling banyak mendapatkan kunjungan. Kamu bisa menemukannya dengan pergi ke menu “Engagement” > “Pages and screens“.
Jika kamu lebih fokus pada video, kamu bisa melihat video mana yang paling banyak ditonton di YouTube sebagai acuan.
Buat Konten yang Hampir Mirip dengan Versi Pertamanya
Sebaiknya mulailah dengan mengubah kontenmu ke format yang paling mirip dengan jenis konten utamamu. Misalnya, jika kamu biasanya membuat posting blog, fokuslah pada platform berbasis teks, seperti X dan LinkedIn.
Alasannya, repurposing content memang membutuhkan usaha. Banyak yang mengatakan bahwa ini adalah cara mudah, tetapi kenyataannya tidak selalu begitu.
Meskipun ada beberapa kasus yang sederhana, seperti menerbitkan ulang artikelmu di X, tapi kebanyakan penggunaan ulang tidak semudah itu.
Misalnya, jika kamu ingin mengubah posting blog menjadi video, meskipun konten blog bisa dijadikan skrip video, kamu masih perlu membuat storyboard, merekam, dan mengedit. Itu membutuhkan banyak waktu dan tenaga.
Karena itulah disarankan untuk memulai dengan platform yang serupa dengan jenis konten utamamu. Sebagai contoh, jika kamu sering menulis untuk blog, maka kamu bisa menggunakan ulang konten di LinkedIn dan X, yang lebih cocok untuk konten berbasis teks.
Sesuaikan Konten dengan Channel Distribusinya
Setiap platform memiliki format, budaya, dan algoritma yang berbeda. Jadi, jangan hanya mengunggah konten yang sama di semua tempat dan berharap hasilnya akan selalu maksimal.
Penting untuk menyesuaikan konten sesuai dengan karakteristik setiap platform tempatmu membagikannya. Contohnya, jika kamj ingin mengubah video YouTube menjadi postingan blog, kamu tidak bisa hanya memposting skrip video tersebut kata demi kata.
Kamu perlu menyesuaikannya agar postingan blog tersebut lebih relevan dengan audiens di platform target, misalnya dengan mengoptimalkannya untuk pencarian Google.
Contoh Implementasi Repurposing Content
Bayangkan kamu memiliki sebuah artikel blog yang mendapatkan banyak perhatian, tetapi bagaimana jika kamu bisa mengubahnya menjadi beberapa format yang berbeda, seperti video, infografis, atau bahkan podcast? Ini tentu tidak hanya menghemat waktu dan usaha, tetapi juga memperluas jangkauan audiensmu.
Dalam tahap belajar SEO, ada berbagai ide dan contoh tentang bagaimana repurposing content dengan mengubah konten yang ada menjadi format baru yang segar dan menarik, sehingga kamu dapat memaksimalkan dampak dan efisiensi strategi kontenmu.
Repurposing Content dengan Membuat Video YouTube
Postingan yang berisi langkah-langkah atau panduan sangat cocok diubah menjadi panduan visual di YouTube, terutama jika kontennya banyak menggunakan grafik.
Misalnya, jika kamu adalah perusahaan yang melatih tenaga sales dalam teknik sales call, kamu bisa menulis panduan tersebut dalam bentuk blog.
Namun, panduan tersebut juga bisa diubah menjadi video YouTube yang menunjukkan tenaga penjualan sebenarnya mempraktikkan skrip yang kamu buat.
Repurposing Content dengan Membuat Slide atau Carousel
Salah satu cara yang lebih sederhana untuk menggunakan kembali konten blog adalah dengan mengubahnya menjadi presentasi. Kamu bisa mulai dengan mengidentifikasi konten yang paling populer, lalu mengubahnya menjadi format slide atau carousel.
Slide atau carousel sangat berguna karena mudah dibagikan dan memungkinkan audiens memahami kontenmu dengan cara yang berbeda.
Selain itu, dengan presentasi, kamu bisa menambahkan elemen grafis yang mungkin tidak ada di dalam blog yang panjang. Konten seperti ini sebenarnya kini cukup sering ditemukan di LinkedIn.
Repurposing Content dari Postingan Blog menjadi E-book
Membuat e-book adalah pilihan yang sangat baik untuk blog panjang yang menawarkan nilai edukatif bagi audiensmu.
Di salam postingan blog, kamu bisa membahas poin-poin utama dari topik yang kamu angkat dan kemudian menawarkan e-book sebagai pembahasan yang lebih mendalam.
Contohnya, Search Engine Journal, sebuah sumber terkenal di bidang SEO, menggunakan pendekatan repurposing content ini dengan serangkaian artikel tentang Content Marketing.
Mereka menyediakan 10 artikel gratis tentang topik ini, namun juga menawarkan panduan e-book yang memberikan wawasan lebih lengkap.
Baca juga: 6 Ide Mid-funnel Content yang Harus Dicoba untuk Meningkatkan Peluang Konversi
Repurposing Content menjadi Infografis
Jika kamu memiliki postingan blog yang penuh dengan statistik atau data, cobalah membuat infografis. Visual seperti infografis sangat dihargai oleh audiens karena ia bisa menyajikan informasi dengan cara yang lebih menarik dan mudah dipahami.
Kamu bisa menyertakan infografis ini dalam postingan blogmu, tetapi juga dapat mempostingnya di media sosial untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Repurposing Content dengan Membuat Podcast
Sama halnya dengan menggunakan kutipan dari para ahli atau pemimpin industri, kamu juga bisa membuat podcast dari postingan blog yang populer.
Kamu dapat menggunakan teks postingan tersebut sebagai naskah podcast, mengundang para ahli untuk membahas lebih dalam tentang topik tersebut, atau hanya membahas isi postingan blog di dalam format audio.
Jika postingan blogmu berisi wawasan dari para ahli atau pemimpin industri, kamu bisa mengundang mereka ke podcast untuk mendiskusikan topik tersebut lebih dalam. Ini memberikan dimensi tambahan pada konten dan menarik pendengar yang mungkin tertarik dengan perspektif para ahli.
Melalui penerapan berbagai metode, seperti membuat infografis, e-book, podcast, dan video, kamu dapat memberikan kehidupan baru pada konten lama dan menjangkau audiens yang lebih luas.
Jika kamu mencari bantuan untuk mengoptimalkan strategi kontenmu, Optimaise sebagai digital marketing agency di Malang, hadir untuk membantu. Kami menyediakan jasa penulisan artikel SEO friendly yang dirancang untuk meningkatkan visibilitas dan efektivitas kontenmu. Hubungi kami hari ini untuk memulai dan maksimalkan potensi kontenmu dengan solusi profesional dari Optimaise!