Dalam dunia online marketing, istilah performance marketing pastinya nggak terdengar asing di telinga. Istilah tersebut merujuk pada pendekatan pemasaran yang efektif untuk mencapai sebuah tujuan. Strategi ini terbilang lumayan efektif dan banyak disukai oleh kalangan pengusaha. Terutama, bagi mereka yang ingin memasarkan bisnisnya secara online.
Faktor lainnya yang membuat strategi ini populer adalah karena biaya yang dikeluarkan lebih terjangkau dibandingkan pemasaran konvensional. Karena, kamu memang hanya perlu membayar apabila ada aksi tertentu yang terwujud dan menggerakkanmu menuju tujuan pemasaranmu. Yuk, cari tahu lebih lanjut mengenai apa itu performance marketing dan 4 jenis strateginya yang bisa kamu pilih melalui ulasan berikut.
Table of Contents
Apa Itu Performance Marketing?
Performance marketing adalah strategi pemasaran yang melibatkan suatu perusahaan, agensi, atau platform berbayar tertentu untuk mendapatkan hasil pemasaran yang diinginkan. Dalam hal ini, pengguna taktik marketing ini biasanya menginginkan peningkatan jumlah penjualan produk atau penggunaan jasa maupun peningkatan prospek, langganan, dan tujuan bisnis lainnya.
Layanan ini biasanya terdiri dari beberapa macam yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Pelaku bisnis online yang memakai jasa performance marketing ini bisa mendapatkan hasil metrik yang lebih spesifik, seperti jumlah trafik dan konversi dari pengunjung ke langganan, dan tindakan lainnya yang kamu harapkan dari aksi tersebut
Dari segi tujuannya, model strategi marketing ini berbeda dari jenis conventional marketing. Jenis strategi berbasis performance ini berfokus pada analisa perilaku calon pengguna internet dan mengaitkannya dengan Return of Investment atau ROI dari strategi tersebut.
Untuk memanfaatkan performance marketing, kamu harus membayar biaya dengan jumlah yang sudah ditentukan atau disepakati. Tapi, dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk pemasaran konvensional, jenis marketing ini lebih terjangkau. Karena, kamu cuma perlu membayar biaya tersebut apabila terjadi aksi yang diinginkan. Misalnya, terjadi aksi klik, konversi, penjualan, dan aksi aktif lainnya. Semakin banyak aksi yang timbul dari iklan marketing tersebut, biaya yang perlu kamu keluarkan pun akan bertambah. Tapi, ini tentu akan terasa worth it dengan hasil yang kamu dapatkan.
Keuntungan Memakai Strategi Performance Marketing
Salah satu keuntungan utama dari performance marketing adalah kamu nggak perlu membayar biaya bulanan namun minim hasil yang diinginkan. Pembayaran tersebut hanya perlu kamu lakukan apabila iklan tersebut berhasil menimbulkan aksi yang kamu inginkan. Makanya, nggak heran jika ini menjadi solusi terutama bagi pelaku bisnis yang masih baru berdiri. Terutama, jika kamu ingin mengontrol pengeluaran dalam menjalankan bisnis.
Selain itu, strategi marketing ini juga mempermudah kamu untuk menghitung kembalinya investasi atau ROI secara lebih akurat. Aksi-aksi yang diambil oleh target konsumen setelah melihat iklan onlinemu membantumu menentukan strategi selanjutnya untuk membawa bisnismu lebih dekat dalam mencapai target.
Cara Kerja Performance Marketing
Cara kerja dari marketing berbasis performa ini cukup beragam. Semuanya tergantung dari jenis dan tujuan diadakannya pemasaran tersebut. Pemasaran ini juga lebih beragam dengan jangkauan audiens yang lebih luas, jenis-jenisnya antara lain:
- Pemasaran afiliasi (affiliate marketing)
- Konten bersponsor
- Online ads atau iklan online
- Google ads
- Pemasaran melalui media sosial, dan
- Search Engine Marketing (SEM)
Biasanya, jenis strategi yang ditetapkan akan ditentukan oleh platform tersebut. Sehingga, kamu hanya perlu memilih jenis platform yang sesuai dengan kebutuhan. Biasanya hal tersebut juga ditentukan berdasarkan data preferensi tertentu, seperti: target pasar, penawaran atau promo yang ditawarkan, tingkat konversi, dan relevansi dengan data target konsumen.
Dalam penerapan performance marketing biasanya melibatkan salah satu atau beberapa pihak, yaitu:
- Retailer: istilah ini merujuk pada pelaku bisnis yang memasarkan produk atau jasanya melalui penerbit atau mitra afiliasi
- Affiliate: Mitra afiliasi yang membantu pihak retailer atau pelaku bisnis dalam mempromosikan usaha mereka. Beberapa contoh pihak yang disebut sebagai affiliate adalah inflluencer atau blogger
- Affiliate network: Jaringan yang menghubungkan antara retailer dengan beberapa affiliate. Melalui network ini, pihak pelaku usaha bisa memilih sendiri mitra afiliasi yang ingin ia ajak bekerja sama. Contoh dari affiliate network adalah TikTok Shop, CJ Affiliate, dan Amazon Associates
- Affiliate manager: Manajer afiliasi bertanggung jawab untuk mengakomodasi kebutuhan retailer dan affiliate. Mereka biasanya bekerja di bawah naungan agensi digital marketing.
Baca juga: Begini 3 Cara Menjawab Motivasi Kerja Saat Interview
4 Strategi Umum Pemasaran Performa
Untuk meraih tujuan strategi marketing menggunakan pendekatan berbasis performa, kamu perlu memilih jenis strategi yang sesuai. Dengan demikian, hasil yang kamu dapatkan dari menggunakan iklan tersebut sepadan dengan biaya yang kamu keluarkan. Beberapa strategi performance marketing paling umum adalah:
Cost Per Acquisition (CPA)
Dari semua model strategi performance marketing yang ada, tipe Cost per Acquisition atau CPA adalah yang paling umum digunakan. CPA digunakan untuk mengukur biaya iklan untuk satu aksi yang diinginkan. Misalnya, kamu ingin menggunakan jenis iklan untuk brand awareness, meningkatkan pembelian, dan mengoptimalkan konversi leads. Jika ketiganya menghasilkan outcome untukmu, maka kamu harus membayar ketiganya.
Cost Per Mille (CPM)
Bagi pelaku bisnis baru yang ingin mempromosikan usahanya, model strategi CPM ini paling ideal untukmu. Karena, taktik marketing ini memang paling efektif untuk membangun brand awareness. CPM adalah akronim dari Cost Per Mille. Kalau kamu memilih strategi ini, kamu harus membayar biaya setiap kali iklan buatanmu dilihat minimal sebanyak 1000 kali.
Cost Per Click (CPC)
Strategi selanjutnya adalah CPC atau Cost Per Click. Untuk tipe taktik marketing ini, pemasang iklan harus membayar kepada platform atau perusahaan penyedia untuk setiap iklan yang berhasil mendapatkan klik. Jadi besaran biaya yang akan kamu keluarkan nantinya akan bergantung pada seberapa banyak klik yang masuk dari iklan tersebut.
Mungkin kamu merasa bahwa CPC punya kemiripan dengan sistem PPC atau Pay Per Click. Faktanya, keduanya memang punya keterkaitan. Perbedaannya, CPC digunakan sebagai metrik untuk mengukur biaya yang masuk. Sedangkan, PPC lebih condong pada metode pembayarannya.
Cost Per Leads (CPL)
Strategi performance marketing selanjutnya adalah Cost Per Leads atau CPL. Jenis iklan ini digunakan bagi pemilik usaha yang memprioritaskan perolehan leads dalam promosi mereka. CPL memang fokus pada pengukuran biaya yang harus dikeluarkan berkaitan dengan konversi prospek baru atau leads.
Contohnya, seseorang yang tertarik untuk berlangganan newsletter dari situsmu memutuskan untuk mengisi formulir langganan yang sudah kamu sediakan. Di dalam formulir tersebut ia akan mengisi informasi pribadi seperti nama, alamat rumah, alamat email, nomor telepon, dan lain sebagainya. Semakin detail informasi leads yang diisi, biaya yang harus kamu bayar pun akan lebih tinggi. Jadi, pastikan kamu hanya menyertakan formulir dengan informasi yang benar-benar berguna untuk strategi pemasaranmu.
Ingin tahu alternatif terbaik dan lebih terjangkau daripada menggunakan performance marketing? Kamu bisa belajar tentang SEO atau Search Engine Optimization. Untuk tahu lebih lanjut, kamu bisa baca Panduan Belajar SEO untuk pemula yang kami sediakan.
Atau, kamu juga bisa menggunakan layanan SEO dari Optimaise untuk membantu meningkatkan optimasi situsmu. Dengan strategi yang tim SEO kami buatkan, situsmu punya peluang lebih besar untuk mejeng di halaman pertama Google dan lebih efektif dalam menjangkau target pasar. Hubungi kami hari ini untuk mulai kerjasama, yuk!