Menemukan kata kunci yang dapat membawa banyak traffic ke situs webmu memang gampang. Yang lebih sulit adalah memprediksi peluang peringkatmu untuk kata kunci tersebut. Untuk membantu menyelesaikan masalah ini, ada banyak banget keyword tools seperti Ahrefs, Moz, dan lain-lain, yang bisa membantumu dalam menemukan apakah keyword tersebut layak dieksplor atau nggak. Ahrefs misalnya, memberikan skor keyword difficulty (KD) atau tingkat kesulitan keyword dari 0 hingga 100. Ingin tahu bagaimana tepatnya KD ini berperan dan cara memaksimalkannya? Simak ulasan lengkap berikut ini, yuk!
Table of Contents
Apa Itu Keyword Difficulty?
Keyword Difficulty (KD) adalah metrik SEO yang memperkirakan seberapa sulitnya untuk meraih peringkat di halaman pertama Google untuk suatu kata kunci. Peringkat tersebut diukur pada skala dari 0 hingga 100, di mana 100 adalah yang paling sulit untuk mendapatkan peringkat.
Namun, ketika banyak profesional SEO menggunakan istilah “keyword difficulty,” mereka merujuk pada konsep yang lebih luas tentang kesulitan peringkat—bukan metrik tertentu dalam sebuah alat SEO. Hampir setiap alat penelitian kata kunci memiliki skor yang mengukur tingkat kesulitan kata kunci.
Baca juga: Apa Itu Canonical Tags dan 5 Cara Mengimplementasikannya
Meskipun menggunakan skala yang sama, yaitu 0-100, setiap alat menghitungnya dengan cara yang berbeda. Jika kamu memeriksa tingkat KD dari kata kunci yang sama di berbagai alat SEO, angkanya akan lebih bervariasi. Sebagai contoh, kamu bisa simak tabel berikut:
Kata Kunci | Ahrefs | Moz | SEMRush | KWFinder |
Masker wajah sekali pakai | 72 | 63 | 68 | 46 |
Tas punggung terbaik | 42 | 47 | 79 | 50 |
Pompa ban sepeda | 13 | 45 | 56 | 39 |
Inilah mengapa penting untuk memahami bagaimana tingkat kesulitan peringkat dihitung oleh alat SEO pilihanmu. Hanya dengan begitu, kamu dapat membuat keputusan berdasarkan informasi yang akurat.
Di Optimaise, kami menggunakan metode sederhana dan gampang diimplementasikan untuk menghitung keyword difficulty. Kami menarik 10 halaman peringkat teratas untuk kata kunci pilihanmu dan mencari tahu berapa banyak situs web yang memberikan tautan ke masing-masing dari mereka. Semakin banyak tautan yang dimiliki halaman peringkat teratas untuk kata kunci yang kamu pilih, semakin tinggi skor KD-nya.
Cara Mengoptimalkan Keyword Difficulty untuk Mendapatkan Ranking Google
Baca juga: Long Tail vs Short Tail Keyword, Mana yang Lebih Baik?
Penting untuk diingat bahwa tidak ada yang tahu secara pasti bagaimana Google merangking halaman. Namun, kita mengetahui hal-hal utama yang penting untuk meraih peringkat yang memuaskan. Dengan menganalisis hal-hal utama ini, kamu bisa memahami secara persis apa yang diperlukan untuk meraih peringkat di Google untuk suatu kata kunci:
Menentukan Jumlah Backlink yang Dibutuhkan
Backlink berfungsi sebagai perolehan suara yang memberi tahu Google bahwa suatu halaman lebih berharga daripada halaman lain dalam topik yang sama. Jadi, sebagai aturan umum, jika kamu ingin meraih peringkat dalam 10 hasil pencarian teratas untuk suatu kata kunci, kamu harus mendapatkan sebanyak mungkin backlink seperti halaman peringkat teratas saat ini (jika tidak lebih).
Dengan menggunakan tool Keywords Explorer dari Ahrefs, kamu akan mendapatkan petunjuk teks tepat di bawah skor keyword difficulty yang memberitahu kamu jumlah perkiraan backlink yang dibutuhkan:
Namun, ada dua catatan penting di sini:
- Petunjuk tersebut mengatakan “untuk meraih peringkat dalam 10 teratas,” yang berarti mendapatkan backlink sebanyak pesaing (atau lebih) tidak menjamin kamu akan meraih peringkat #1. Tetapi kemungkinan besar kamu akan meraih peringkat di beberapa tempat dalam 10 besar.
- Jumlah backlink yang begitu besar seringkali bisa menyesatkan karena beberapa backlink memberikan suara yang lebih kuat daripada yang lain. Jadi, angka ini hanyalah perkiraan semata.
Untuk menilai kekuatan profil backlink dari halaman peringkat teratas dengan tepat, kamu harus meninjau semua backlink mereka secara manual, yaitu melakukan audit backlink dari halaman-halaman tersebut.
Baca juga: 9 Faktor SEO On-Page yang Mempengaruhi Optimasi
Meninjau “Otoritas” Pesaingmu
Banyak ahli SEO percaya bahwa Google sering memberikan preferensi pada halaman-halaman yang berasal dari situs web besar dan populer. Jadi, jika banyak dari situs-situs ini muncul di SERP, mereka menyarankanmu untuk menjauh—kecuali situs webmu sebesar dan sepopuler mereka. Meskipun kita mungkin nggak sepenuhnya setuju dengan penilaian seperti itu, melihat seberapa berotoritasnya situs web peringkat teratas mungkin akan bermanfaat.
Google sendiri secara konsisten membantah bahwa mereka menggunakan metrik otoritas situs (sitewide authority) dalam algoritma peringkatnya. Tetapi kami menyimpulkan bahwa setidaknya ada dua cara yang memungkinkan otoritas tinggi situs web dapat secara tidak langsung berkontribusi terhadap peringkat lebih tinggi di Google:
Tautan Internal
DR yang tinggi berarti bahwa situs web tersebut punya banyak halaman yang kuat dengan otoritas tinggi. Dan halaman yang kamu lihat peringkat di Google mungkin menerima banyak “link juice” dari halaman-halaman tersebut, membuatnya menjadi halaman berotoritas tinggi juga (meskipun tanpa backlink dari situs web lain).
Merek yang Dikenal
Ketika disajikan dengan daftar hasil pencarian, banyak orang lebih memilih untuk mengklik situs web yang sudah dikenal oleh mereka. Google dikabarkan melacak beberapa “faktor perilaku” untuk lebih memahami apakah orang puas dengan hasil pencarian. Dan ini dapat mengarah pada preferensi peringkat untuk “situs web yang sudah dikenal” karena itulah yang dicari oleh penjelajah web.
Memahami Search Intent atau Tujuan Pencarian
Kemampuanmu untuk mengatasi search intent juga penting banget untuk meraih peringkat baik di Google dengan menggunakan keyword difficulty. Jika kamu belum familiar dengan istilah ini, search intent atau tujuan pencarian pada dasarnya adalah harapan yang dimiliki oleh pencari. Hal ini juga menjadi tujuan Google dalam memberikan informasi yang memenuhi harapan orang ketika mereka melakukan pencarian.
Mayoritas pemasar online cenderung mengelompokkan semua pencarian ke dalam empat kategori tujuan pencarian yang berbeda: informatif, navigasional, transaksional, dan komersial. Namun, kami nggak terlalu setuju dengan pendekatan tersebut.
Mari berikan contoh. Alih-alih mencoba mencari tahu apakah kueri pencarian “pemeriksa backlink” bersifat informatif, navigasional, atau transaksional (dan apa artinya untuk halamanmu), lebih produktif untuk meninjau halaman-halaman peringkat teratas yang sebenarnya untuk kata kunci itu dan menganalisis apa yang pencari dapatkan dari mereka.
Seperti yang bisa kamu lihat dari tangkapan layar di atas, semua halaman peringkat teratas untuk kata kunci “pemeriksa backlink” adalah alat online gratis. Jadi, tujuan pencarian dari kata kunci ini adalah “alat online gratis untuk memeriksa backlink.” Oleh karena itu, jika kamu mencoba menargetkan kata kunci ini dengan artikel blog atau halaman arahan, itu tidak akan berhasil. Alih-alih mencoba menentukan apakah tujuan pencarian kata kunci mu bersifat “transaksional” atau “informatif,” cukup jelajahi halaman peringkat teratas dan pahami dengan pasti apa yang sebenarnya diharapkan orang dari pencarian ini.
Itulah ulasan mengenai apa itu keyword difficulty dan beberapa cara untuk memaksimalkannya. Dengan mempraktekkan tips di atas, nggak menutup kemungkinan websitemu bisa mencapai peringkat pertama dalam waktu singkat. Nah, untuk memaksimalkan performa optimasi SEO pada websitemu, kamu juga bisa menggunakan layanan jasa SEO dari Optimaise, lho! Tim SEO kami yang berpengalaman akan menganalisis tingkat kesulitan keyword yang digunakan dan memilih kata kunci manapun yang bisa memperkuat optimasi situsmu. Yuk, mulai kerjasama bersama kami!