Headless SEO sebagai bagian dari headless CMS menjadi semakin populer dan diadopsi oleh merek-merek besar, seperti IKEA, Nike, dan National Geographic.
SEO ini memisahkan konten situs web dari desain dan kode. Ini memberikan beberapa keuntungan, seperti kemampuan berintegrasi dengan teknologi pihak ketiga dengan lebih mudah atau kemampuan menggunakan kembali konten di seluruh channel untuk memenuhi perilaku penelusuran baru pengguna.
Meskipun prinsip dan aturan terbaik SEO secara umum tetap sama, tapi cara kamu menerapkannya akan berbeda di dalam pengaturan headless.
Headless CMS berfungsi berbeda dari CMS tradisional, seperti WordPress, dan karena itu juga diperlukan pertimbangan yang berbeda untuk SEO.
Penting untuk memahami seluk beluk headless SEO dan bagaimana perbedaannya dapat memengaruhi strategi SEOmu di masa mendatang.
Table of Contents
Apa itu Headless SEO?
Headless SEO adalah cara mengoptimalkan kontenmu di headless CMS agar sesuai dengan praktik terbaik SEO dan memiliki peluang terbaik untuk mendapatkan peringkat dengan keyword yang relevan.
Melalui headless CMS, konten dapat didistribusikan ke berbagai channel di luar situs web, sehingga memberikan pendekatan yang lebih fleksibel dalam mengoptimalkan konten di mana pun konten tersebut dilihat.
Jika headless CMS mengusung tagline “buat konten sekali, distribusikan ke mana saja”, maka headless SEO mengusung tagline “optimalkan semuanya, di mana saja, sekaligus”.
Praktik headless SEO merujuk pada proses khusus untuk mengoptimalkan konten untuk pencarian menggunakan headless CMS. Jadi, headless SEO bukan hanya tentang membuat konten dan membangun backlink, tetapi juga tentang memahami cara kerja sistem yang dipisahkan ini.
Alasan Penting Menggunakan Headless SEO
Kamu mungkin akan bertanya-tanya, mengapa sekarang banyak perusahaan besar yang beralih menggunakan headless SEO. Jawabannya, bisa kamu temukan melalui manfaat yang ditawarkan sistem ini:
- Memungkinkan kontenmu untuk diakses oleh lebih banyak orang dengan lebih mudah melalui berbagai channel distribusi.
- Memisahkan konten dari presentasi membuat situs web lebih ringan dan memungkinkan konten untuk digunakan di berbagai platform dengan lebih fleksibel.
- Memungkinkan tim konten untuk melakukan pembaruan atau penyesuaian konten tanpa harus melibatkan tim developer.
Contohnya, di Ahrefs, mereka menggunakan kerangka kerja headless untuk menampilkan konten tentang pembaruan algoritma Google di 2 lokasi berbeda.
Setiap ada pembaruan baru yang dirilis, mereka hanya perlu menambahkannya ke headless CMS mereka, lalu informasi tersebut akan otomatis dikirimkan ke kedua lokasi tersebut.
Meskipun sistem ini menawarkan banyak manfaat, tapi ia juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan.
Headless CMS lebih kompleks daripada CMS tradisional, sehingga membutuhkan lebih banyak sumber daya untuk membangun dan memeliharanya.
Tim non-teknis mungkin kesulitan memulai dengan CMS ini karena sifat integratif dan berbagai API yang mungkin perlu dihubungkan.
Perbedaan Antara Headless CMS dengan CMS Tradisional
CMS tradisional seperti WordPress memiliki konten, kode, dan desain yang terintegrasi dalam satu tempat. Ini membuat elemen-elemen tersebut sulit untuk dipisahkan. Sebagai analogi, seperti pizza di mana semua bahan sudah dicampurkan dan sulit dipisahkan.
Namun, headless CMS dapat memisahkan konten, kode, dan desain, memungkinkan konten untuk didistribusikan ke berbagai channel dan perangkat dengan mudah tanpa harus membuat ulang konten untuk setiap channel atau perangkat.
Sebagai contoh, situs web headless E-Commerce yang dapat menarik harga dan inventaris dari 2 sistem yang berbeda dan menampilkannya secara terpisah.
Sementara itu, headless SEO memiliki beberapa perbedaan utama dengan SEO tradisional. Ini adalah beberapa perbedaannya:
- Kamu memiliki kendali penuh atas pengaturan teknikal SEOmu dan dapat mengoptimalkan struktur URL, file robots.txt, dan lainnya sesuai keinginanmu.
- Kamu harus mengoptimalkan konten, kode, dan desain secara independen yang membutuhkan kerja sama yang erat antara tim konten dan tim developer.
- Kamu harus membuat dan mengoptimalkan model konten, bukan halaman. Model konten memecah konten menjadi berbagai format file dan blok yang dapat dioptimalkan satu per satu, memungkinkan distribusi konten ke berbagai channel dengan lebih efisien.
Meskipun membutuhkan perencanaan dan perancangan yang lebih kompleks, tapi headless CMS menawarkan fleksibilitas dan kemampuan distribusi konten yang lebih besar daripada CMS tradisional.
Baca juga: 8 Cara Tepat Menggunakan Canonical URL untuk Berbagai CMS
Praktik Terbaik untuk Menggunakan Headless SEO
Menerapkan praktik terbaik SEO untuk headless CMS atau yang dikenal sebagai “headless”, membutuhkan pendekatan yang cermat dan terstruktur.
Di mana konten dipisahkan dari presentasi, sehingga penting untuk fokus pada pengoptimalan konten, kode, dan desain secara terpisah untuk memastikan konsistensi dan keterlihatan yang optimal di berbagai channel dan perangkat.
Melalui memahami sistem yang dipisahkan ini, kamu dapat menciptakan pengalaman yang kuat dan responsif, memungkinkan kontenmu untuk mencapai audiens yang lebih luas dengan lebih mudah.
Komunikasikan Praktik Terbaik Teknis SEO Kepada Developer
Untuk memastikan kesuksesan headless SEO, penting bagi developer untuk memahami praktik terbaik akan aturan teknisnya. Komunikasi yang jelas dan terperinci sangat penting dalam memberikan instruksi kepada developer.
Sebagai contoh, alih-alih meminta developer untuk menambahkan sitemap, sebaiknya spesifikasikan kebutuhanmu dengan jelas, seperti permintaan untuk XML sitemap yang diperbarui secara dinamis dengan hanya menyertakan canonical URL yang dapat diindeks dengan kode status 200.
Selanjutnya, gunakan alat seperti Site Audit Ahrefs untuk memantau implementasi permintaanmu secara teratur dan memastikan bahwa setiap kesalahan teknis dapat diidentifikasi dan ditangani secara efektif.
Dengan demikian, developer dapat bekerja dengan lebih efisien dalam menerapkan praktik terbaik SEO yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas dan kinerja situs webmu.
Optimasi Konten dengan Keyword Insight
Saat akan memulai pemodelan konten yang efektif, penting untuk melakukan riset keyword terlebih dahulu.
Ini akan membantumu memahami maksud pencarian yang dominan dan atribut apa yang harus disertakan dalam model kontenmu.
Misalnya, sebagai agen real estate di New York, riset keyword dapat membantumu mengungkapkan maksud pencarian, seperti apakah orang mencari untuk membeli atau menyewa properti.
Kamu juga dapat menemukan atribut properti yang paling penting bagi calon pembeli atau penyewa, seperti jumlah kamar tidur atau lokasi tepi danau.
Dengan informasi ini, kamu dapat membuat kategori konten yang berdasarkan niat pencarian dan daftar properti dengan atribut yang relevan.
Kamu juga dapat mempertimbangkan kategori dan tag berdasarkan lokasi atau jenis properti, serta membuat peta dinamis dengan filter untuk atribut tertentu.
Susun Taksonomi Web Seperti Tag dan Kategori
Penting untuk memetakan taksonomi seperti tag dan kategori dengan cermat. Taksonomi di sini dapat membantu mengklasifikasikan kontenmu sehingga dapat ditemukan dengan mudah dan muncul secara tepat pada waktu yang tepat di berbagai perangkat atau channel.
Sebagai contoh, seorang agen real estate dapat menggunakan kategori berdasarkan:
- Lokasi, misalnya, New York, Los Angeles, atau San Francisco.
- Tipe properti, seperti apartemen, rumah, atau villa.
- Niat, seperti untuk membeli, menyewa, atau menjual.
Selain itu, tag dapat digunakan untuk atribut spesifik dari properti tersebut. Namun, dalam headless SEO, kamu tidak hanya memberi tag pada halaman atau postingan, seperti di dalam CMS tradisional.
Kamu perlu menandai semua jenis konten di dalam headless CMS. Ini bisa mencakup taksonomi yang tidak ditampilkan secara langsung di situs webmu, seperti jenis file berupa gambar, video, dan teks, serta perangkat yang digunakan untuk melihatnya, seperti ponsel, desktop, atau VR.
Tambahkan Bidang untuk Schema Markup
Schema markup membantu mesin pencari memahami kontenmu dengan lebih baik. Dengan menggunakan schema markup, mesin pencari dapat menyajikan kontenmu dengan cara yang lebih menarik dan informatif.
Misalnya, jika kamu memiliki tipe konten untuk agen real estate, kamu dapat menyelaraskan atribut dalam model kontenmu dengan atribut yang diperlukan untuk skema orang terperinci.
Kemudian, skema tersebut dapat dibuat secara otomatis dan disertakan di berbagai channel tempat kontenmu ditampilkan, meskipun tidak semuanya muncul di situs webmu.
Kamu juga dapat meminta developermu untuk membuat kolom khusus di dalam model konten untuk memasukkan skema khusus.
Ini dapat dilakukan untuk setiap URL atau komponen konten di dalam model kontenmu. Kamu juga dapat menetapkan aturan untuk mengirimkan skema tersebut dalam satu skrip di front-end.
Baca juga: 8 Plugin Related Post Terbaik untuk Mengoptimalkan Kontenmu
Penting untuk Memiliki Hierarki Judul yang Jelas dan Terstruktur
Pertimbangkan hierarki judul dan masukkan ke dalam model kontenmu untuk model headless SEO. Hierarki judul menentukan hubungan antara judul utama dan sub-judul di dalam kontenmu.
Ini penting untuk SEO dan aksesibilitas, tetapi di dalam headless CMS, bisa terasa sulit saat melacak hierarki judul untuk setiap halaman.
Pastikan hanya satu tag H1 digunakan untuk judul utama halaman. Dapat diimplementasikan di lapisan tampilan situs web dengan menandai bidang judul utama sebagai H1 di dalam kode HTML.
Gunakan judul H2 atau H3 untuk sub-judul lainnya. Penting bagi desainer untuk hanya menggunakan heading tag untuk konten yang merupakan bagian dari isi utama.
Desainer mungkin ingin menambahkan title tag untuk elemen yang ingin terlihat serupa secara visual, meskipun itu bukan bagian dari konten utama, jadi pastikan untuk memberi mereka instruksi yang jelas.
Gunakan Referensi pada Internal Link
Menggunakan referensi untuk internal link adalah praktik yang penting di dalam headless SEO. Referensi menjadi cara untuk menghubungkan konten satu sama lain secara dinamis di latar belakang CMS.
Misalnya, jika kamu memiliki konten A yang merujuk ke konten B, maka kamu dapat menggunakan referensi untuk menyimpan informasi bahwa konten A terhubung ke konten B.
Ketika URL konten B berubah, maka referensi akan memastikan bahwa link dari konten A ke konten B tetap berfungsi dengan benar, tanpa perlu mengubah link secara manual.
Ini menghemat waktu dan upaya dalam mengelola internal link di situs webmu, sehingga memastikan bahwa semua link tetap berjalan dengan baik tanpa perlu intervensi manual yang berlebihan.
Praktik headless SEO memberikan fleksibilitas yang besar dalam mengelola dan mengoptimalkan konten untuk berbagai channel dan perangkat. Dengan memisahkan konten, kode, dan desain, kamu dapat membuat konten sekali dan mendistribusikannya ke berbagai channel dengan mudah.
Namun, perlu diingat bahwa implementasi headless SEO memerlukan pemahaman yang mendalam tentang sistem yang dipisahkan dan koordinasi yang baik antara tim SEO dan developer.
Untuk membantumu mengelola strategi SEOmu dengan lebih efektif, Optimaise menyediakan jasa SEO yang dapat membimbing dan membantumu dalam mengoptimalkan konten dan strategi SEOmu. Dengan dukungan dari Optimaise, kamu dapat mengimplementasikan praktik terbaik SEO bisnismu untuk meningkatkan visibilitas dan kinerja kontenmu secara keseluruhan.