Digital MarketingSEO

Apa Itu Canonical Tags dan 5 Cara Mengimplementasikannya

Dila

canonical tags

Bagi orang-orang yang berkecimpung di bidang pemrograman pastinya familier dengan istilah canonical tags. Tapi, bisa juga istilah itu masih terdengar asing di telingamu. Dibandingkan istilah-istilah programming lainnya, penggunaan kata tersebut memang tergolong jarang. Padahal, penggunaan tag canonical sudah ada sejak tahun 2009, lho.

Nggak banyak yang tahu bahwa penggunaan canonical tags ini bakal sangat membantu dalam menemukan dan menghapus konten duplikat yang ada pada websitemu. Konten duplikat merupakan jenis keyword cannibalism yang mengakibatkan performa website menurun. Tapi, cara ini baru akan bisa berfungsi secara maksimal jika kamu menerapkannya dengan tepat. Makanya, cari tahu caranya berikut ini, yuk!

Apa Itu Canonical Tags?

Apa Itu Canonical Tags
Apa Itu Canonical Tags

Sebelumnya, kamu perlu tahu terlebih dulu tentang apa itu canonical tags. Tag canonical (rel=”canonical”) adalah potongan kode HTML yang menentukan versi utama untuk halaman-halaman duplikat, hampir duplikat, dan serupa. Dengan kata lain, jika kamu memiliki konten yang sama atau serupa yang tersedia di bawah URL yang berbeda, kamu dapat menggunakan tag canonical untuk menentukan versi mana yang utama dan, oleh karena itu, harus diindeks.

Tag canonical menggunakan sintaks yang sederhana dan konsisten, dan ditempatkan di dalam bagian <head> dari halaman web, yaitu:

Baca juga: Apa Itu Large Contentful Paint dan 6 Cara Mengoptimasinya

<link rel="canonical" href="https://contoh.com/halaman-contoh/" />

Berikut adalah arti dari setiap bagian kode tersebut dalam bahasa yang mudah dimengerti:

  • link rel=”canonical”: Tautan dalam tag ini adalah versi utama (canonical) dari halaman ini.
  • href=”https://contoh.com/halaman-contoh/”: Versi canonical dapat ditemukan di URL ini.

Mengapa Canonical Tags Penting untuk SEO?

Mengapa Canonical Tags Penting untuk SEO
Mengapa Canonical Tags Penting untuk SEO

Google nggak menyukai konten duplikat. Ini membuat mereka kesulitan untuk memilih:

  • Versi halaman mana yang harus diindeks (mereka hanya akan mengindeks satu!).
  • Versi halaman mana yang harus mendapatkan peringkat untuk kueri yang relevan.
  • Apakah mereka harus mengonsolidasikan “link equity” pada satu halaman atau membaginya antara beberapa versi.

Terlalu banyak konten duplikat juga dapat memengaruhi “crawl budget” kamu. Artinya, Google mungkin akan membuang-buang waktu untuk mengcrawl beberapa versi halaman yang sama daripada menemukan konten penting lainnya di situs webmu.

Canonical tags menyelesaikan semua masalah ini. Mereka memungkinkan kamu memberi tahu Google versi mana dari halaman yang seharusnya diindeks dan diberi peringkat, serta di mana mengonsolidasikan “link equity.”

Jika kamu gagal menentukan URL canonical, Google akan mengambil inisiatif. Mereka akan mengambil versi URL terbaik menurut mereka. Ini tentunya kurang bagus, apalagi jika URL pilihan Google memuat konten yang kurang berkualitas.

Baca juga: Panduan Belajar SEO

Kapan Canonical Tags Harus Digunakan?

Kapan Canonical Tags Harus Digunakan
Kapan Canonical Tags Harus Digunakan

Mungkin kamu merasa bahwa nggak ada postingan konten di websitemu yang bersifat duplikat. Bisa jadi kamu belum pernah memublikasikan posting dan halaman yang sama beberapa kali, sehingga mudah untuk menganggap bahwa situs webmu nggak memiliki konten duplikat. Namun, mesin pencari menjelajahi URL, bukan halaman web.

Itu berarti bahwa mereka melihat contoh.com/product dan contoh.com/product?color=red sebagai halaman unik, meskipun keduanya adalah halaman web yang sama dengan konten yang identik atau serupa. Ini disebut sebagai URL yang diberi parameter, dan ini adalah penyebab umum konten duplikat, terutama pada situs e-commerce dengan navigasi yang diberi parameter atau difilter.

Sebagai contoh, Brown Bag Clothing menjual kemeja. Ini adalah URL untuk halaman kategori utama mereka:

https://www.bbclothing.co.uk/en-gb/clothing/shirts.html

Jika kamu menyaring hanya untuk kemeja berukuran XL, sebuah parameter ditambahkan ke URL:

https://www.bbclothing.co.uk/en-gb/clothing/shirts.html?Size=XL

Jika kamu juga menyaring hanya untuk kemeja berwarna biru, parameter lain ditambahkan:

https://www.bbclothing.co.uk/en-gb/clothing/shirts.html?Size=XL&color=Blue

Ini semua adalah halaman terpisah di mata Google, meskipun kontennya hanya sedikit berbeda. Namun, bukan hanya situs e-commerce yang menjadi korban konten duplikat. Berikut adalah beberapa penyebab umum konten duplikat yang berlaku untuk semua jenis situs web:

  • Memiliki URL dengan parameter pencarian (mis., contoh.com?q=search-term)
  • Memiliki URL dengan ID sesi (mis., https://contoh.com?sessionid=3)
  • Memiliki versi cetak dari halaman yang terpisah (mis., contoh.com/page dan contoh.com/print/page)
  • Memiliki URL unik untuk posting di bawah kategori yang berbeda (mis., contoh.com/services/SEO/ dan contoh.com/specials/SEO/)
  • Memiliki halaman untuk jenis perangkat yang berbeda (mis., contoh.com dan m.contoh.com)
  • Memiliki versi AMP dan non-AMP dari suatu halaman (mis., contoh.com/page dan amp.contoh/page)
  • Menyajikan konten yang sama pada varian non-www dan www (mis., http://contoh.com dan http://www.contoh.com)
  • Menyajikan konten yang sama pada varian non-https dan https (mis., http://www.contoh.com dan https://www.contoh.com)
  • Menyajikan konten yang sama dengan dan tanpa trailing slashes (mis., https://contoh.com/page/ dan http://www.contoh.com/page)
  • Menyajikan konten yang sama pada versi default halaman seperti halaman indeks (mis., https://www.contoh.com/, https://www.contoh.com/index.htm, https://www.contoh.com/index.html, https://www.contoh.com/index.php, https://www.contoh.com/default.htm, dll.)
  • Menyajikan konten yang sama dengan dan tanpa huruf besar (mis., https://contoh.com/page/ dan http://www.contoh.com/Page/)

Dalam situasi-situasi seperti ini, penggunaan yang benar dari canonical tags memang penting banget.

Selain itu, masalah konten duplikat antar-domain juga perlu diperhatikan. Jika kamu mensindikasikan konten, praktik terbaik adalah menggunakan tag canonical self-referensial pada artikelmu dan menyatakan konten yang disindikasikan sebagai versi canonical dengan tag canonical antar-domain.

Ini tidak selalu mencegah konten yang disindikasikan muncul dalam hasil pencarian, tetapi membantu mengurangi risiko konten yang disindikasikan mengungguli yang asli. Beberapa situs mungkin menolak untuk menambahkan canonical tags. Dalam kasus seperti itu, terserah padamu apakah kamu ingin mengambil risiko.

5 Cara Menerapkan Canonical Tags

5 Cara Menerapkan Canonical Tags
5 Cara Menerapkan Canonical Tags

Melalui ulasan di atas, kamu sudah tahu kan tentang pentingnya menggunakan canonical tags? Di bab ini, kami akan berbagi informasi tentang bagaimana cara menerapkan tag canonical secara tepat. Yuk, simak lebih lanjut ulasannya berikut.

Menggunakan Tag HTML rel=“canonical”

Menggunakan Tag HTML rel=“canonical”
Menggunakan Tag HTML rel=“canonical”

Menggunakan tag rel=canonical adalah cara yang paling sederhana dan jelas untuk menentukan canonical tags. Cukup tambahkan kode berikut ke bagian <head> dari halaman duplikat apa pun:

<link rel=“canonical” href=“https://example.com/canonical-page/” />

Misalnya, kamu memiliki situs web e-commerce yang menjual kaos. Kamu ingin https://tokomu.com/kaos/kaos-hitam/ menjadi URL canonical, meskipun konten halaman tersebut dapat diakses melalui URL lain (mis., https://tokomu.com/promo/kaos-hitam/). Cukup tambahkan tag canonical berikut ke halaman duplikat:

<link rel=“canonical” href=“https://tokomu.com/kaos/kaos-hitam/” />

Perhatikan bahwa jika kamu menggunakan CMS, kamu tidak perlu mengutak-atik kode halamanmu. Ada cara yang lebih mudah. Jika kamu menggunakan WordPress, instal Yoast SEO dan tag canonical self-referencing akan ditambahkan secara otomatis. Untuk mengatur canonical kustom, gunakan bagian “Advanced” pada setiap pos atau halaman.

canonical-tag-yoast
Canonical Tag Yoast

Mengatur Canonical dalam Header HTTP

Mengatur Canonical dalam Header HTTP
Mengatur Canonical dalam Header HTTP

Dokumen seperti PDF nggak memiliki bagian <head> pada halamannya, sehingga nggak memungkinkan untuk menempatkan tag canonical di sana. Dalam situasi seperti ini, kamu perlu menggunakan header HTTP untuk mengatur canonical. Kamu juga bisa menggunakan canonical dalam header HTTP pada halaman web standar.

Mengatur Canonical dalam Sitemap

Mengatur Canonical dalam Sitemap
Mengatur Canonical dalam Sitemap

Google menyatakan bahwa halaman non-canonical nggak boleh dimasukkan dalam sitemap. Hanya URL canonical yang seharusnya terdaftar. Hal ini karena Google melihat halaman yang terdaftar dalam sitemap sebagai canonical yang disarankan. Meskipun demikian, Google tidak selalu memilih URL tersebut untuk diberikan canonical tags.

Mengatur Canonical dengan Redirect 301

Mengatur Canonical dengan Redirect 301
Mengatur Canonical dengan Redirect 301

Gunakan redirect 301 ketika kamu ingin mengalihkan lalu lintas dari URL duplikat ke versi canonical. Misalnya, halamanmu dapat diakses melalui URL berikut:

  • example.com
  • example.com/index.php
  • example.com/home/

Pilih satu URL sebagai canonical dan redirect URL lainnya ke sana. Lakukan hal yang sama untuk versi situs yang aman (HTTPS/HTTP) dan dengan atau tanpa www. Pilih satu versi canonical tags dan lakukan redirect yang lain ke versi tersebut.

Tautan Internal

Tautan Internal
Tautan Internal

Cara kamu melakukan penautan dari satu halaman ke halaman lain di situsmu adalah sinyal kanonisasi. Analisis Trends Analyst Google Webmaster, John Mueller, membahas sinyal yang digunakan untuk menentukan URL canonical dalam video #AskGoogleWebmasters.

Di dalam videonya, beliau menyatakan apabila semakin konsisten kamu dengan semua sinyal ini, semakin mudah bagi mesin pencari untuk menentukan URL canonical pilihanmu. Google juga lebih memilih URL HTTPS daripada HTTP, dan URL yang terlihat lebih baik.

Cara Menemukan dan Mengaudit Canonical Tags

Cara Menemukan dan Mengaudit Canonical Tags
Cara Menemukan dan Mengaudit Canonical Tags

Untuk mengetahui dan mengaudit canonical URL yang dianggap oleh Google untuk halaman tertentu di situs webmu, kamu dapat menggunakan Google Search Console.

Ikuti langkah-langkah ini untuk mengetahui canonical URL yang dianggap Google untuk halaman tertentu di situs webmu menggunakan Google Search Console:

  1. Buka Google Search Console di browser webmu dan masuk menggunakan akun Google yang terkait dengan situs webmu.
  2. Pilih situs web yang ingin kamu periksa dari daftar situs web yang terdaftar di Google Search Console.
  3. Di laman beranda Google Search Console, cari kotak pencarian dan masukkan URL halaman yang ingin kamu periksa.
  4. Setelah laporan “URL Inspection” selesai, buka bagian “Page indexing” di menu sebelah kiri.
  5. Gulir ke bawah dalam laporan “Page indexing” hingga kamu menemukan bagian “Google-selected canonical“. Di sini, Google akan menampilkan canonical URL yang dianggapnya untuk halaman yang tengah diperiksa.

Periksa apakah canonical URL yang ditampilkan oleh Google sesuai dengan yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu mungkin perlu meninjau strategi penghapusan duplikat di situs webmu untuk memastikan bahwa canonical URL yang diinginkan dapat diidentifikasi dan diindeks oleh Google.

Selain itu, pastikan juga untuk memeriksa bagian “User-declared canonical” di Google Search Console untuk memastikan bahwa canonical URL yang kamu tentukan telah diakui oleh Google.

Cara Memperbaiki Canonical Tags

Cara Memperbaiki Canonical Tags
Cara Memperbaiki Canonical Tags

Masalah canonical tag bisa terjadi ketika ada halaman web di situs webmu yang menampilkan konten yang sama atau hampir sama dengan halaman lainnya.

Ini bisa membuat mesin pencari bingung karena tidak tahu halaman mana yang seharusnya diindeks dan muncul di hasil pencarian. Akibatnya, SEO situs webmu bisa terganggu karena mesin pencari tidak bisa menentukan halaman mana yang paling relevan untuk ditampilkan kepada pengguna.

Berikut ini terdapat beberapa cara untuk mengatasi beragam masalah canonical tags yang paling umum di WordPress:

  1. Konsistensi awalan domain:
    • Buka dasbor WordPress.
    • Pilih “Settings” > “General“.
    • Tetapkan bidang “WordPress Address (URL)” dan “Site Address (URL)” untuk menyertakan atau mengecualikan awalan “www“, sesuai dengan preferensimu.
    • Klik tombol “Save Changes“.
  2. URL redirection:
    • Jika memiliki akses ke file “.htaccess“, tambahkan kode berikut untuk non-www domain preference:
      • RewriteEngine OnRewriteCond %{HTTP_HOST} ^www\.(.*)$ [NC]RewriteRule ^(.*)$ http://%1/$1 [R=301,L]
    • Untuk www domain preference:
      • RewriteEngine OnRewriteCond %{HTTP_HOST} !^www\. [NC]RewriteRule ^(.*)$ http://www.%{HTTP_HOST}/$1 [R=301,L]
    • Atau, instal plugin pengalihan, seperti “Redirection” atau “Simple 301 Redirects” dan konfigurasikan pengalihan sesuai kebutuhan.
  3. Pengaturan permalink:
    • Buka “Settings” > “Permalinks” di dasbor WordPress.
    • Pilih struktur permalink yang sesuai.
    • Klik tombol “Save Changes“.
  4. Penghapusan atau noindex duplicate content:
    • Gunakan pengaturan plugin SEO untuk menambahkan arahan “noindex” ke jenis konten tertentu atau halaman individual, jika perlu.
    • Gabungkan konten duplikat menjadi satu halaman resmi dan siapkan 301 redirected dari URL lama ke URL baru yang digabungkan.

Kesalahan Umum yang Harus Dihindari Saat Membuat Canonical Tags

Kesalahan Umum yang Harus Dihindari Saat Membuat Canonical Tags
Kesalahan Umum yang Harus Dihindari Saat Membuat Canonical Tags

Ketika membuat canonical tags, penting untuk menghindari kesalahan umum yang dapat berdampak pada SEO situs webmu.

Dengan memahami dan menghindari kesalahan-kesalahan ini, kamu dapat memastikan bahwa canonical tags diimplementasikan dengan benar untuk membantu mesin pencari memahami versi konten yang seharusnya diindeks dan diberi peringkat.

Mengarahkan Canonical Tag ke Halaman yang Dialihkan

Penting untuk menjaga konsistensi antara redirects dan pengaturan canonical URL. Misalnya, jika kamu memiliki Halaman A yang dialihkan (redirect) ke Halaman B, maka kamu sebaiknya tidak mengatur canonical URL untuk Halaman A. Sebaliknya, ia harus diatur untuk langsung mengarahkan ke Halaman B.

Hal ini penting karena jika kamu mengatur canonical URL untuk Halaman A yang sebenarnya dialihkan ke Halaman B akan membingungkan Google dan mesin pencari lainnya.

Mesin pencari dapat kesulitan untuk memahami versi halaman mana yang sebenarnya dianggap sebagai versi utama dan diindeks.

Menggunakan Canonical Tags untuk Konten Non-Duplikat

Penting untuk hanya menggunakan canonical URL untuk konten yang benar-benar duplikat atau sangat mirip. Beberapa orang mencoba menggunakan canonical tags untuk menggabungkan kekuatan peringkat dari halaman yang berbeda.

Misalnya, mengarahkan otoritas dari halaman produk yang stoknya habis ke halaman kategori terkait. Namun, Google menyarankan untuk tidak melakukannya. Google cenderung mengabaikan canonical tags di dalam kasus ini.

Jadi, lebih baik fokus pada menggunakan canonical tags untuk mengatasi konten duplikat yang sebenarnya, daripada mencoba menggabungkan kekuatan peringkat dari halaman yang berbeda.

Mengaplikasikan canonical tags bisa memberikan efek yang besar terhadap optimasi SEO situsmu. Tapi, menerapkan hal ini memang bisa jadi membuat kepalamu pusing tujuh keliling. Makanya, serahkan usaha optimasi situsmu pada Optimaise. Kamu hanya perlu memilih paket jasa SEO sesuai kebutuhan, dan tim SEO kami akan mengupayakan yang terbaik. Maksimalkan potensi situsmu bersama Optimaise sekarang juga.

Baca Juga

Optimaise