Keyword clustering adalah strategi SEO yang berfokus pada pengelompokan istilah pencarian yang memiliki maksud yang sama, yaitu apa yang ingin dicapai pengguna saat melakukan pencarian dan menargetkannya dalam satu halaman.
Jika seseorang mencari “sepatu lari pria”, “sepatu olahraga pria untuk lari”, atau “sepatu jogging pria”, mereka sebenarnya memiliki maksud yang sama, yaitu ingin membeli sepatu yang cocok untuk aktivitas lari atau jogging.
Google biasanya akan menampilkan hasil yang mirip untuk ketiga keyword tersebut, seperti halaman yang menjual atau memberikan rekomendasi sepatu lari pria.
Tapi, bagaimana cara melakukannya dengan benar? Artikel ini akan membahas langkah-langkah keyword clustering yang efektif dalam beberapa tahapan sederhana, sehingga kamu dapat mengoptimalkan strategi SEOmu dengan lebih terarah dan efisien.
Table of Contents
Mengapa Keyword Clustering Penting
Dengan keyword clustering, kamu akan memilih satu keyword utama, yaitu keyword yang paling penting untuk dirangking dan beberapa keyword pendukung atau sekunder berupa sinonim atau frasa lain yang terkait untuk ditargetkan bersama dalam satu halaman.
Strategi ini membantu kamu bekerja lebih efisien karena kamu hanya perlu membuat lebih sedikit halaman untuk mendapatkan peringkat di beberapa kata kunci sekaligus.
Selain itu, pendekatan ini membuat konten lebih alami dibaca, karena kamu bisa membahas berbagai subtopik terkait dalam satu halaman. Ini tentu saja meningkatkan kualitas kontenmu.
Menargetkan beberapa keyword di satu halaman juga memberikan keuntungan tambahan, yaitu potensi trafik yang lebih besar. Walaupun masing-masing keyword mungkin memiliki search volume rendah, tapi jika digabungkan, keyword-keyword ini bisa memberikan jumlah pencarian yang cukup signifikan.
Baca juga: 7 Strategi Low Hanging Fruit untuk Tingkatkan Visibilitas dan Ranking Web Tanpa Ribet
Strategi Penerapan Keyword Clustering
Keyword clustering dengan strategi yang tepat bukan hanya soal menambah keyword pada halaman, tetapi tentang menciptakan struktur yang mendalam dan terarah agar mesin pencari lebih mudah memahami kontenmu.
Dengan menerapkan keyword clustering, kamu bisa meningkatkan relevansi dan memperkuat otoritas topik yang ingin kamu tuju. Berikut ini, kita akan membahas langkah-langkah praktis untuk menerapkan teknik ini secara efektif, membantu kamu membangun fondasi SEO yang lebih kokoh.
Lakukan Riset Keyword
Riset keyword adalah langkah awal yang penting dalam membuat keyword clustering. Di mana proses ini melibatkan pencarian dan analisis istilah yang sering digunakan oleh audiensmu saat mencari informasi di mesin pencari.
Dengan memahami keyword ini, kamu dapat menemukan istilah yang relevan dan mulai menyusun kluster yang efektif. Berikut adalah dua cara untuk menemukan keyword yang sesuai.
Buat Daftar Keyword Berdasarkan Topik
Langkah pertama dalam riset kata kunci adalah membuat daftar istilah yang relevan dengan bisnis atau industrimu. Kamu bisa menggunakan Google Keyword Planner sebagai alat sederhana untuk menemukan keyword yang sesuai. Alternatifnya, cobalah Semrush Keyword Magic Tool untuk mendapatkan hasil yang lebih detail dan personal.
Untuk menggunakan Keyword Magic Tool dari Semrush, mulailah dengan memasukkan keyword awal atau istilah umum yang berhubungan dengan bisnismu. Tambahkan nama domainmu, lalu pilih negara target, lalu klik “Search”.
Kamu akan mendapatkan daftar panjang keyword terkait, dengan hasil “Broad Match” sebagai default. Daftar ini mencakup keyword awal beserta variasi yang mirip.
Jika ingin ide yang lebih spesifik, gunakan filter “Phrase Match” untuk menampilkan hasil yang mengandung keyword awal secara spesifik dan “Exact Match” untuk hasil dengan keyword persis sesuai urutan yang dimasukkan.
Setelah menemukan keyword yang relevan, kamu dapat menandainya dan menambahkannya ke Keyword Strategy Builder. Atau, ekspor daftar tersebut ke spreadsheet bersama data penting, seperti:
- Search intent: jenis tujuan pengguna, yakni informational, navigational, commercial, transactional, atau combination.
- Search volume: rata-rata jumlah pencarian bulanan.
- Keyword difficulty score (PKD%): tingkat kesulitan untuk bersaing di hasil pencarian Google untuk situsmu.
Tambahkan juga kolom “Kategori” agar lebih mudah mengelompokkan keyword nanti. Ulangi proses ini untuk setiap keyword awal lainnya agar mendapatkan ide yang lebih luas.
Lakukan Riset Kompetitor untuk Mengisi Gap
Melihat keyword yang berhasil mendatangkan peringkat untuk kompetitor utamamu adalah cara yang sangat efektif untuk menemukan ide keyword baru yang relevan dan bisa dijadikan klaster.
Untuk melakukannya, kamu bisa menggunakan Semrush Organic Research Tool. Caranya:
- Masukkan domain kompetitormu ke dalam alat.
- Pilih negara target sesuai audiensmu.
- Klik tombol “Search“.
- Setelah itu, buka laporan “Position” untuk melihat daftar keyword yang membantu kompetitormu mendapatkan peringkat. Jika ada keyword yang sudah kamu tambahkan sebelumnya, kamu bisa menggunakan “Advanced fillter” untuk menyaringnya.
- Pilih filter dengan “Exclude” > “Keyword” > “Containing“.
- Ketikkan keyword awal yang sudah kamu gunakan agar hasil lebih relevan.
Tambahkan keyword baru yang relevan ke daftarmu. Cukup mempelajari satu kompetitor biasanya sudah dapat menutup banyak keyword gap, tetapi kamu bisa mengulang proses ini untuk beberapa kompetitor lainnya jika diperlukan.
Kategorikan Keyword
Keyword clustering melibatkan pengelompokan istilah pencarian yang memiliki tujuan atau maksud yang sama. Ini berarti kamu harus memahami apa yang sebenarnya diinginkan pengguna saat mereka mengetikkan kata-kata tersebut di mesin pencari.
Secara umum, ada 4 jenis search intent (maksud pencarian) utama:
- Informational: pengguna ingin mendapatkan informasi tentang sesuatu. Contoh: manfaat sampo non SLS.
- Navigational: pengguna mencari halaman atau situs web tertentu. Contoh: “Makarizo T1 Techno Nature Shampoo & Conditioner non SLS”.
- Commercial: pengguna sedang mempertimbangkan atau membandingkan opsi sebelum membeli. Contoh: “sampo non SLS terbaik untuk rambut rontok”.
- Transactional: pengguna sudah siap melakukan tindakan, seperti membeli. Contoh: “beli sampo non SLS”.
Kadang, search intent terlihat jelas, tetapi ada kalanya lebih sulit membedakannya. Sebagai contoh, “sampo bayi non SLS untuk dewasa” dapat berarti pengguna ingin tahu pilihan sampo non SLS untuk bayi yang cocok untuk orang dewasa (commercial).
Sedangkan “manfaat sampo bayi non SLS untuk dewasa” kemungkinan besar menunjukkan pengguna ingin mendapatkan informasi mengenai keuntungan menggunakan sampo bayi non SLS untuk orang dewasa (informational).
Google dapat membedakan perbedaan ini meskipun terlihat tipis. Untuk memahami search intent dengan lebih baik dan membuat keyword clustering yang sesuai, kamu bisa melakukannya secara manual atau menggunakan alat bantu yang tersedia.
Buat Cluster Secara Manual
Untuk membuat keyword clustering, kamu perlu menganalisis hasil pencarian Google (SERP) untuk setiap keyword yang telah kamu kumpulkan. Proses ini, yang disebut analisis SERP, membantu kamu memahami cara mengelompokkan keyword yang memiliki tujuan pencarian serupa
Saat memutuskan apakah keyword tertentu bisa dikelompokkan atau tidak, perhatikan 3 hal ini:
- Kesamaan SERP: periksa apakah halaman yang sama muncul di peringkat teratas untuk keyword tersebut. Jika iya, ini tanda bahwa keyword itu bisa digabungkan dalam satu kelompok.
- Kualitas konten: pertimbangkan apakah kamu bisa membuat konten berkualitas tinggi untuk masing-masing keyword. Jika halaman terpisah untuk keyword tertentu terasa terlalu tipis, gabungkanlah. Tapi, jika satu halaman terlalu luas cakupannya, pecahlah menjadi beberapa halaman.
- Perjalanan pengguna: pikirkan apakah pengguna akan tertarik untuk membaca semua topik yang terkait keyword tersebut pada waktu yang sama. Jika iya, gabungkan semuanya dalam satu halaman.
Setelah itu, buka daftar keyword dan beri nama kelompok untuk setiap klaster. Tambahkan nama kelompok ini ke kolom “Kategori” di lembar kerjamu. Periksa ulang untuk memastikan semua keyword yang sesuai sudah dimasukkan dalam kelompok yang tepat.
Lanjutkan proses ini untuk keyword lainnya sampai kamu selesai membuat semua klaster. Meskipun analisis manual ini memberi kamu kendali penuh atas cara pengelompokan, prosesnya bisa sangat memakan waktu, terutama jika kamu memiliki daftar keyword yang sangat banyak.
Gunakan Alat
Semrush memiliki fitur Keyword Strategy Builder yang dapat membantu kamu mengelompokkan keyword secara otomatis. Alat ini memanfaatkan search intent dan kesamaan hasil SERP untuk membuat proses pengelompokan lebih cepat dan efisien.
Untuk memulai, buka daftar keyword yang telah kamu kumpulkan menggunakan Keyword Magic Tool atau Organic Research. Setelah itu, cari tombol “Cluster this list” di pojok kanan atas dan klik tombol tersebut.
Fitur ini akan secara otomatis mengelompokkan keyword ke dalam klaster, dengan setiap kelompok mencakup keyword utama serta keyword pendukung (sekunder) yang sesuai untuk satu halaman.
Siapkan Rencana
Setelah mengelompokkan keyword, langkah berikutnya adalah menentukan prioritas dan memilih kelompok mana yang akan dibuatkan kontennya. Mulailah dengan mengevaluasi apakah kamu sudah memiliki halaman yang sesuai dengan klaster tersebut:
- Jika sudah ada, cukup optimalkan halaman tersebut.
- Jika belum ada, buat halaman baru dan optimalkan dari awal.
Kemudian, pertimbangkan beberapa faktor untuk menentukan kelompok mana yang harus diprioritaskan:
- Tujuan bisnis: pilih topik yang dapat memberikan dampak besar pada pencapaian bisnismu.
- Sumber daya: tentukan seberapa banyak konten yang bisa kamu buat. Apakah kamu akan menulisnya sendiri, menyewa penulis, atau menggunakan bantuan AI?
- Search volume gabungan: hitung rata-rata pencarian bulanan untuk seluruh keyword di dalam klaster. Semakin besar volumenya, maka akan semakin besar potensinya.
- Keyword difficulty (KD): tinjau seberapa mudah bagi kamu untuk masuk ke peringkat teratas Google secara organik.
- Efisiensi: mengoptimalkan halaman yang sudah ada biasanya lebih cepat dan lebih sederhana daripada membuat halaman baru.
Ingat, halaman yang mendapatkan peringkat lebih tinggi di Google biasanya menerima lebih banyak klik. Jadi, prioritaskan klaster yang memiliki peluang besar untuk meraih peringkat atas, bahkan jika search volume tidak terlalu tinggi.
Tapi, jika ada klaster dengan search volume tinggi tetapi KD yang rendah, maka kelompok tersebut sangat layak untuk dijadikan target utama.
Baca juga: Apa Itu Local SEO? Ini Penjelasan Lengkap dan 7 Cara Menerapkannya
Optimalkan dan Buat Konten
Untuk menargetkan keyword clustering, kamu perlu mengoptimalkan konten yang sudah ada atau membuat halaman baru. Pastikan keduanya mengikuti praktik SEO terbaik agar hasilnya maksimal. Ini beberapa langkah penting dalam optimasi on-page SEO:
- Gunakan keyword utama di bagian-bagian penting, seperti URL slug, title tag, meta description, dan tag H1 (judul utama di halaman).
- Sebutkan keyword utama di paragraf pembuka kontenmu.
- Gunakan keyword utama dan sekunder secara alami di seluruh isi konten. Pastikan penggunaannya tetap relevan dan tidak dipaksakan.
- Masukkan keyword sekunder dalam subjudul, jika cocok dengan alur konten.
- Tambahkan internal link ke halaman lain yang relevan di situs webmu untuk membantu pembaca menjelajahi lebih banyak informasi.
Memeriksa peringkat secara rutin penting untuk memastikan strategimu berjalan dengan baik atau perlu menentukan apakah perlu ada perubahan. Kamu bisa melacak peringkat setiap keyword dari keyword clustering menggunakan Google Search Console (GSC).
Data ini akan membantu kamu melihat halaman mana yang memiliki performa baik. Dari sini, kamu dapat memutuskan apakah ada perubahan atau pengoptimalan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan hasil.
Proses ini memang membutuhkan waktu dan perhatian pada detail, tetapi hasilnya akan sangat berharga dalam jangka panjang. Jika kamu merasa kesulitan dalam menerapkan strategi ini atau ingin mempercepat hasil SEOmu, Optimaise, digital marketing agency Malang, siap membantu.
Kami menyediakan jasa SEO Malang dan jasa pembuatan website yang dapat mengoptimalkan online presence bisnismu. Hubungi Optimaise sekarang untuk konsultasi gratis dan mulai transformasi digital bisnismu!