Digital MarketingContent CreationSEO

Ketahui Apa Itu Content Mapping dan 5 Langkah Mudah untuk Menerapkannya

Tiara Motik

Ketahui Apa Itu Content Mapping dan 5 Langkah Mudah untuk Menerapkannya

Memahami audiens dan menyusun strategi yang tepat adalah kunci keberhasilan yang tak boleh disepelekan. Di sinilah content mapping berperan penting.

Tapi, apa sebenarnya content mapping itu? Ini adalah proses untuk merancang dan mengatur konten sesuai dengan perjalanan pelanggan, sehingga kamu dapat memberikan informasi yang relevan di setiap tahap.

Dengan mengikuti langkah-langkah mudah di dalam membuat content mapping, kamu tidak hanya dapat meningkatkan efektivitas kontenmu, tetapi juga membangun hubungan yang lebih baik dengan audiens.

Mari kita telusuri lebih dalam dan pelajari bagaimana kamu dapat menerapkan strategi ini untuk mengoptimalkan konten yang kamu buat!

Definisi Content Mapping

Definisi Content Mapping
Definisi Content Mapping

Content mapping adalah proses menyusun dan menyesuaikan konten yang sudah ada atau yang akan dibuat agar sesuai dengan setiap tahap perjalanan pelanggan. Perjalanan pelanggan biasanya dibagi menjadi 3 tahap utama ini:

  1. Tahap kesadaran: di tahap ini, orang mulai sadar bahwa mereka memiliki masalah yang perlu diselesaikan. Contohnya, seseorang mungkin sadar bahwa rumah mereka terasa panas dan mulai berpikir bahwa mereka butuh penyejuk udara.
  2. Tahap pertimbangan: setelah sadar akan kebutuhannya, pelanggan mulai mencari solusi yang paling tepat. Misalnya, mereka membandingkan berbagai merek AC, melihat review, dan mempertimbangkan pilihan terbaik.
  3. Tahap keputusan: di tahap ini, pelanggan siap untuk membuat keputusan pembelian. Mereka memilih produk atau layanan yang paling sesuai dan melakukan pembelian, misalnya, membeli AC dari toko yang menawarkan garansi dan pemasangan gratis.

Baca juga: 5 Langkah untuk Menciptakan Content Outline yang Terorganisir

Content mapping bertujuan untuk menyediakan informasi yang relevan di setiap tahap ini, sehingga membantu pelanggan bergerak dari satu tahap ke tahap berikutnya.

Apa Pentingnya Content Mapping?

Apa Pentingnya Content Mapping?
Apa Pentingnya Content Mapping?

Tujuan utama dari pembuatan content mapping atau peta konten adalah untuk memastikan bahwa konten yang kamu buat dapat mendukung setiap persona pembeli di semua tahap dalam proses marketing, mulai dari menarik perhatian calon pelanggan hingga mengubah mereka menjadi pelanggan, serta menjaga hubungan jangka panjang.

Selain itu, ada beberapa alasan lain mengapa content mapping sangat penting.

Membantu dalam Memahami Perjalanan Pelanggan

Membuat content mapping berarti kamu perlu memahami perjalanan yang dilalui calon pelanggan dan pelanggan saat mereka mulai mengenal merekmu.

Di dalam proses ini, kamu akan mengenali masalah yang mereka hadapi, prioritas yang mereka miliki, dan melihat hal-hal yang penting bagi mereka.

Kamu juga akan memahami cara berpikir mereka, mengetahui pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan, serta kebutuhan-kebutuhan mereka.

Pemahaman ini tidak hanya membantu kamu menyusun konten yang lebih tepat dan relevan bagi mereka, tetapi juga memandu setiap langkah dalam proses pembuatan dan distribusi kontenmu.

Melengkapi Satu Sama Lain

Content mapping memastikan bahwa setiap konten yang kamu buat saling terhubung, mendukung satu sama lain, dan memperkuat nilai-nilai utama merekmu. Selain itu, konten ini juga dirancang untuk menjawab pertanyaan serta kekhawatiran yang dimiliki calon pelanggan di setiap tahap perjalanan mereka.

Misalnya, di tahap kesadaran, kamu membantu calon pelanggan memahami masalah mereka dengan lebih jelas, membuat mereka termotivasi untuk menyelesaikannya, dan memberikan harapan bahwa ada solusi yang bisa mereka gunakan.

Selanjutnya, di tahap pertimbangan, kamu memperkenalkan berbagai pilihan yang tersedia, sehingga mereka bisa mengeksplorasi solusi yang paling sesuai.

Di tahap pengambilan keputusan, kamu memberikan informasi yang meyakinkan, seperti perbandingan produk dan testimoni pelanggan, serta menjelaskan mengapa mereka harus memilih produk atau layanan darimu.

Menganalisis Content Gap

Saat kamu memetakan konten yang sudah ada, artinya kamu meninjau dan mengatur konten berdasarkan topik dan tahapan perjalanan pelanggan.

Di dalam proses ini, kamu mungkin akan menemukan bahwa ada beberapa topik penting yang belum pernah kamu bahas atau kurang mendalam, meskipun topik tersebut sangat relevan bagi audiens targetmu.

Misalnya, kamu mungkin memiliki banyak konten tentang produkmu, tetapi belum menyediakan informasi yang cukup tentang bagaimana produk tersebut memecahkan masalah spesifik yang dihadapi calon pelanggan. Ini disebut sebagai content gap.

Setelah kamu mengidentifikasi gap ini, kamu bisa membuat konten baru yang menutup celah tersebut. Konten baru ini akan membantu calon pelanggan mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap dan memudahkan mereka dalam mengambil keputusan untuk membeli, karena mereka merasa semua informasi yang dibutuhkan telah tersedia.

Cara Membuat Content Mapping

Cara Membuat Content Mapping
Cara Membuat Content Mapping

Dengan memetakan konten yang tepat, kamu tidak hanya menciptakan materi yang menarik tetapi juga membangun hubungan yang lebih kuat dengan audiens.

Mari kita jelajahi bagaimana cara membuat content mapping yang dapat mengubah strategi kontenmu menjadi alat yang lebih efektif dan menarik.

Kenali Audiens Target

Sebelum membuat peta konten, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi siapa audiens targetmu. Artinya, kamu harus memahami siapa yang ingin kamu tuju dengan konten yang kamu buat.

Di dalam marketing, ini dilakukan dengan cara membuat persona, yakni profil fiktif yang mewakili karakteristik ideal dari target pasarmu. Persona ini membantu kamu fokus pada kebutuhan dan keinginan mereka saat menyusun konten.

Buyer Persona dan Reader Persona

Saat menentukan target audiens, penting untuk membedakan antara persona pembeli dan persona pembaca. Keduanya mungkin berbeda, tergantung pada jenis bisnis dan strategi kontenmu.

Misalkan kamu bekerja di perusahaan yang menjual alat-alat kebugaran berbasis teknologi, seperti smartwatch atau pelacak aktivitas. Persona pembelimu adalah individu yang sadar kesehatan dan memiliki daya beli, seperti profesional muda yang peduli dengan kebugaran mereka.

Tapi, berdasarkan riset pasar, kamu menemukan bahwa banyak orang yang lebih muda, seperti remaja dan mahasiswa, juga tertarik pada teknologi dan bisa memengaruhi keputusan pembelian orang dewasa, seperti orang tua mereka. Mereka mungkin mendorong orang tuanya untuk membeli perangkat kebugaran sebagai hadiah.

Karena itu, kamu ingin menjangkau kedua kelompok ini dengan konten yang berbeda. Untuk remaja, kamu bisa membuat konten di media sosial yang menunjukkan fitur-fitur menarik dari perangkat kebugaran, seperti tantangan kebugaran atau bagaimana perangkatmu dapat membantu mereka tetap aktif.

Sementara itu, untuk orang dewasa, kamu dapat menyediakan artikel tentang manfaat kesehatan dari menggunakan perangkat kebugaran dan bagaimana alat tersebut dapat membantu mereka mencapai tujuan kebugaran mereka.

B2C dan B2B Persona

Tujuan utama dari membuat persona adalah memberikan tim kreatifmu semua informasi yang diperlukan untuk membuat konten yang dapat menarik perhatian audiens yang diwakili oleh persona tersebut.

Informasi yang kamu masukkan ke dalam persona akan bervariasi tergantung pada siapa audiensmu, produk yang kamu tawarkan, dan jenis merek yang kamu kelola.

Ada perbedaan signifikan antara persona untuk merek bisnis ke konsumen (B2C) dan merek bisnis ke bisnis (B2B).

Sebagai contoh, jika kamu mengelola merek e-commerce B2C, maka informasi yang relevan tentang audiens targetmu mungkin mencakup usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, dan minat mereka.

Sebaliknya, jika kamu menjalankan bisnis yang menjual produk atau layanan kepada perusahaan lain, maka fokus personamu sebaiknya pada detail, seperti industri tempat perusahaan beroperasi, ukuran perusahaan, dan posisi jabatan dalam organisasi.

Riset Pasar

Salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan marketer adalah berpikir bahwa mereka sudah mengetahui segalanya tentang audiens target mereka.

Karena itu, cara tercepat untuk menyadari seberapa banyak yang belum kamu ketahui, serta untuk lebih memahami calon pelangganmu, adalah dengan berinteraksi langsung dengan mereka.

Ini adalah beberapa metode yang bisa kamu terapkan:

  1. Lakukan wawancara dengan orang-orang yang sesuai dengan audiens targetmu. Ini akan membantu kamu mengidentifikasi masalah yang mereka hadapi, topik yang mereka minati, dan apa yang mereka cari dalam solusi seperti yang kamu tawarkan.
  2. Adakan diskusi kelompok terfokus dengan sekelompok individu yang cocok dengan deskripsi audiensmu. Tanyakan pertanyaan yang sama kepada mereka dan biarkan mereka berdiskusi secara terbuka. Catat wawasan yang paling menonjol.
  3. Ikuti diskusi yang berlangsung di platform online terkait dengan industrimu. Ini dapat memberikan gambaran tentang apa yang dipikirkan dan diperbincangkan oleh calon pelanggan.
  4. Ajak perwakilan sales dan tim customer support untuk berbagi pengalaman mereka. Tanyakan tentang kekhawatiran yang sering diajukan calon pelanggan serta pertanyaan yang sering muncul.
  5. Jika bisnismu telah memiliki pelanggan dalam pasar yang ingin kamu jangkau, kirimkan survei melalui email untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang mereka serta pengalaman mereka dengan produk atau layanan yang kamu tawarkan.

Ketahui Tahapan Pelanggan

Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi tahapan spesifik yang dilalui pelanggan sebelum mereka memutuskan untuk membeli dari bisnismu. Untuk setiap tahap tersebut, kamu perlu mencantumkan beberapa hal ini:

  1. Situasi pelanggan: apa masalah atau tantangan yang mereka hadapi? Sumber daya apa yang mereka miliki untuk mengatasi masalah tersebut?
  2. Pertanyaan yang diajukan pelanggan: apa jawaban yang mereka cari? Apakah ada informasi yang mereka butuhkan tetapi belum terpikir untuk ditanyakan?
  3. Jenis konten yang paling sesuai: berdasarkan situasi dan pertanyaan yang dihadapi pelanggan, jenis konten apa yang paling efektif untuk memberikan informasi yang mereka perlukan?

Sebagai contoh, berikut adalah cara informasi tersebut dapat ditampilkan di setiap tahap perjalanan pelanggan.

Kesadaran

Pelanggan yang menjadi targetmu kini sedang mengalami masalah dengan laptop mereka yang lambat. Mereka ingin mencari tahu penyebabnya dan cara untuk mempercepat kinerja laptop.

Untuk mencari solusi, mereka mungkin akan bertanya kepada teman, mencari informasi di internet, atau mengunjungi forum teknologi. Beberapa pertanyaan yang mungkin mereka miliki pada tahap ini meliputi:

  1. Apa yang menyebabkan laptop menjadi lambat?
  2. Bagaimana cara mempercepat laptop saya?
  3. Apakah saya perlu mengupgrade hardware saya?
  4. Apakah ada aplikasi yang bisa membantu memperbaiki kinerja laptop?

Kemudian, kamu bisa membuat artikel blog yang menjelaskan berbagai penyebab laptop lambat dan memberikan tips untuk mempercepatnya. Selain itu, video tutorial tentang cara membersihkan file sementara atau memeriksa aplikasi yang berjalan di latar belakang juga bisa sangat bermanfaat.

Panduan yang merinci langkah-langkah untuk meng-upgrade RAM atau mengganti SSD juga dapat membantu mereka memahami opsi yang tersedia

Pertimbangan

Pada tahap ini, seseorang mengalami masalah dengan laptop yang lambat. Mereka mungkin sedang mempertimbangkan berbagai cara untuk memperbaiki kinerja laptop mereka, seperti membersihkannya sendiri atau mencari jasa servis komputer.

Beberapa pertanyaan yang mungkin mereka ingin jawaban atasnya adalah:

  1. Apakah saya bisa memperbaiki laptop yang lambat ini sendiri?
  2. Apa yang harus diperhatikan saat memilih servis untuk memperbaiki laptop?

Konten yang relevan untuk membantu mereka dalam tahap ini bisa berupa panduan lengkap yang membantu mereka menentukan pilihan terbaik untuk menyelesaikan masalah laptop yang lambat.

Misalnya, konten tersebut bisa mencakup penjelasan kapan sebaiknya mereka membawa laptop ke teknisi profesional untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut.

Keputusan

Begitu seseorang mencapai tahap pengambilan keputusan, mereka sudah siap untuk membeli laptop baru yang lebih cepat. Mereka hanya perlu sedikit dorongan untuk menyelesaikan transaksi.

Ini adalah pertanyaan yang mungkin muncul di tahap ini:

  1. Apa yang membuat laptop merk ini lebih baik dibandingkan dengan model lain yang ada di pasaran?
  2. Berapa harga laptop ini?
  3. Apa garansi yang kamu tawarkan?

Ada berbagai jenis konten yang bisa membantu dalam tahap pengambilan keputusan ini. Salah satunya adalah halaman produk yang merinci semua fitur dan manfaat laptop tersebut, serta menjawab pertanyaan yang mungkin menghalangi mereka untuk membeli.

Halaman ini bisa memberikan informasi yang jelas dan meyakinkan agar calon pembeli merasa percaya diri untuk melakukan pembelian laptop tersebut.

Buat Content Mapping

Setelah kamu mengidentifikasi tahap-tahap yang dilalui pelanggan sebelum mereka melakukan pembelian, langkah selanjutnya adalah memetakan konten yang sudah ada ke dalam setiap tahap tersebut.

Untuk melakukannya, buatlah lembar kerja yang terstruktur. Di dalam lembar kerja ini, buatlah baris untuk setiap konten yang kamu miliki.

Di mana data ini berfungsi sebagai content mapping dasar dari produkmu. Karena itu, pastikan untuk mencatat informasi berikut untuk masing-masing konten:

  1. Judul: nama dari konten tersebut.
  2. Tautan: link yang mengarah ke konten itu.
  3. Jenis konten: misalnya, apakah itu berupa postingan blog, e-book, video, dan lain-lain.
  4. Tahap perjalanan pelanggan: di tahap mana pelanggan seharusnya melihat konten ini.
  5. Persona yang menjadi target: siapa audiens yang dituju oleh konten tersebut.

Baca juga: 7 Strategi B2B SEO yang Dapat Mengubah Pengunjung Menjadi Pelanggan

Temukan Content Gap Menggunakan Mapping

Setelah kamu memiliki content mapping yang jelas, langkah selanjutnya adalah menggunakannya untuk mengidentifikasi gap atau kekurangan yang ada di dalam konten yang sudah kamu miliki.

Pertama, urutkan content mapping berdasarkan tahap perjalanan pelanggan. Kemudian, tinjau setiap konten yang ada untuk masing-masing tahap tersebut.

Perhatikan apakah ada pertanyaan yang mungkin dimiliki pelanggan pada tahap tertentu yang belum dijawab oleh kontenmu. Jika ada, itu menunjukkan adanya gap yang perlu segera kamu lengkapi.

Beberapa pertanyaan mungkin tampak jelas bagi kami berdasarkan hasil riset tentang pelanggan sebelumnya, tetapi penting untuk memastikan bahwa semua aspek yang relevan telah dibahas dalam kontenmu.

Ini akan membantu meningkatkan efektivitas konten di dalam memenuhi kebutuhan dan kekhawatiran pelanggan di setiap tahap perjalanan mereka.

Buat Content Planning

Setelah menganalisis gap di dalam konten yang ada, kamu akan menemukan banyak topik yang dapat dibahas. Langkah berikutnya adalah memprioritaskan topik-topik tersebut.

Untuk membantu kamu menentukan topik mana yang harus didahulukan, pertimbangkan beberapa pertanyaan ini:

  1. Apakah ada tahap dalam perjalanan pelanggan yang belum mendapatkan perhatian yang cukup?
  2. Persona mana yang tidak terlayani dengan baik?
  3. Jika semua persona mendapatkan pelayanan yang baik, apakah ada di antara mereka yang memiliki potensi Return on Investment (ROI) lebih tinggi yang seharusnya mendapat perhatian lebih besar?
  4. Apakah ada channel distribusi konten yang kurang dimanfaatkan?
  5. Adakah jenis konten yang belum dimanfaatkan dengan maksimal?
  6. Apakah ada jenis konten tertentu yang harus diprioritaskan karena biaya pembuatannya rendah atau konversinya tinggi?

Dengan mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan ini, kamu dapat membuat content planning yang lebih terarah dan efektif.

Untuk mengoptimalkan strategi kontenmu lebih lanjut, pertimbangkan untuk bekerja sama dengan Optimaise sebagai penyedia jasa SEO.

Optimaise menyediakan jasa pembuatan artikel SEO friendly dan jasa SEO di Bali, di mana kami memiliki keahlian untuk membantu kamu meraih tujuan pemasaran dengan lebih efektif. Mari bersama-sama wujudkan kesuksesan digitalmu dengan konten yang terencana dan terarah!

[addtoany]

Baca Juga

Optimaise