Content CreationDigital MarketingSEO

5 Langkah untuk Menciptakan Content Outline yang Terorganisir

Siti Rohmah Noviah

5 Langkah untuk Menciptakan Content Outline yang Terorganisir

Menyusun konten yang menarik dan berkualitas tidak lepas dari pentingnya sebuah content outline yang terstruktur dengan baik. Outline berfungsi sebagai peta jalan yang membantu penulis menjaga fokus dan alur pemikiran saat merangkai kata demi kata.

Dengan mengikuti beberapa langkah yang mudah diimplementasikan, kamu bisa membuat content outline yang tidak hanya efisien tetapi juga memperkuat pesan yang ingin disampaikan.

Di dalam artikel ini, kita akan menjelajahi langkah-langkah praktis untuk menciptakan outline yang dapat mengarahkan kamu pada hasil tulisan yang lebih terorganisir. Mari kita lihat bagaimana content outline dapat mengubah caramu menulis!

Apa Itu Content Outline?

Apa Itu Content Outline?
Apa Itu Content Outline?

Content outline adalah dokumen yang memuat semua elemen penting yang akan dibahas dalam sebuah artikel. Ini berfungsi sebagai panduan atau peta untuk memastikan artikel yang dihasilkan terstruktur dengan baik.

Isi outline biasanya mencakup beberapa elemen penting ini:

  1. Title (H1): judul utama artikel yang akan menarik perhatian pembaca.
  2. Headings (H2): bagian ini mencakup subtopik atau poin-poin besar yang berkaitan dengan tema utama. Di mana setiap bagian menunjukkan aspek penting dari konten dan membantu mengarahkan pembaca.
  3. Subheadings (H3–H6): di bawah bagian utama, subheadings membagi topik menjadi bahasan yang lebih spesifik. Ini membuat konten lebih terstruktur dan mudah dibaca.
  4. Poin utama: poin-poin kunci yang akan dibahas di setiap bagian atau subheadings, dan menyoroti informasi yang paling penting.
  5. Referensi atau kutipan: jika diperlukan, tambahkan sumber atau referensi di bagian yang relevan. Ini membantu memastikan keakuratan informasi dan memungkinkan pembaca untuk menelusuri sumber lebih lanjut.

Baca juga: Ketahui 4 Cara Menemukan Branded Keywords dan Bagaimana Penggunaannya

Mengapa Kamu Membutuhkan Content Outline?

Mengapa Kamu Membutuhkan Content Outline?
Mengapa Kamu Membutuhkan Content Outline?

Mengapa kamu memerlukan content outline? Karena kerangka ini bukan hanya sekadar panduan, tetapi juga fondasi yang membantu menjaga fokus dan alur pemikiran saat menyusun artikel.

Ini adalah berbagai alasan mengapa content outline sangat penting untuk mencapai tujuan penulisanmu, serta bagaimana cara membuatnya dengan efektif:

  1. Garis besar konten membantu menyusun informasi dengan cara yang teratur. Ini memudahkan kamu untuk menyusun gagasan secara logis, sehingga konten mengalir dengan lancar dari satu poin ke poin berikutnya.
  2. Dengan membuat kerangka, kamu bisa memperjelas ide-ide utama yang ingin disampaikan. Membagi konten menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, sehingga membantu memastikan setiap poin tersampaikan dengan jelas dan tidak membingungkan.
  3. Dengan menguraikan poin-poin penting, kamu bisa menjaga agar konten tetap sesuai topik dan terhindar dari informasi yang tidak relevan. Ini juga membantu kamu tetap berada dalam batas kata yang diinginkan.
  4. Content outline juga berguna untuk berbagi gagasan dengan orang lain, seperti editor, sebelum proses penulisan dimulai. Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan masukan dan perbaikan sebelum artikel selesai ditulis.

Perbedaan antara Content Outline dan Brief

Perbedaan antara Content Outline dan Brief
Perbedaan antara Content Outline dan Brief

Content outline adalah rancangan terperinci yang menguraikan struktur konten. Dalam kerangka ini, kamu akan melihat pembagian, seperti judul utama, headings, dan poin-poin penting yang akan dibahas di setiap bagian.

Kerangka ini berfungsi sebagai panduan atau peta yang membantu penulis tetap terarah selama proses pembuatan konten, sehingga artikel tetap terstruktur dengan baik dan informasi disampaikan secara runtut.

Content brief adalah gambaran umum tentang apa yang ingin dicapai oleh konten tersebut. Ringkasan ini mencakup informasi, seperti tujuan utama konten, siapa target pembacanya, pesan utama yang ingin disampaikan, keyword yang akan digunakan untuk optimasi SEO, analisis kompetitor , serta nada atau gaya penulisan yang akan digunakan.

Hal-hal yang Perlu Disiapkan Sebelum Membuat Content Outline

Hal-hal yang Perlu Disiapkan Sebelum Membuat Content Outline
Hal-hal yang Perlu Disiapkan Sebelum Membuat Content Outline

Sebelum menyusun kerangka konten yang efektif, ada beberapa hal penting yang perlu kamu siapkan. Persiapan yang matang tidak hanya membantu kamj mengorganisir ide-ide, tetapi juga memastikan bahwa konten yang dihasilkan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan audiensmu.

Dengan memahami aspek-aspek berikut ini, kamu akan dapat menciptakan konten yang lebih terstruktur, relevan, dan menarik bagi pembaca.

Kenali Audiensmu

Penting untuk memahami siapa audiens yang ingin kamu jangkau agar konten yang kamu buat benar-benar tepat sasaran dan efektif. Berikut adalah langkah-langkah untuk mempelajari lebih lanjut tentang audiens targetmu.

Ketahui Search Intent

Search intent atau maksud pencarian adalah alasan atau tujuan di balik keyword yang dicari oleh pengguna. Ada 4 jenis maksud pencarian yang perlu dipahami:

  1. Informational (informasional): pengguna ingin mencari informasi atau belajar sesuatu.
  2. Navigational (navigasi): pengguna ingin menemukan situs atau halaman tertentu.
  3. Commercial (komersial): pengguna sedang membandingkan berbagai pilihan atau produk.
  4. Transactional (transaksional): pengguna siap melakukan tindakan, seperti membeli produk.

Jika kontenmu tidak sesuai dengan search intent, pengguna kemungkinan besar akan meninggalkan situs webmu.

Pahami Knowledge Level

Penting untuk menyesuaikan konten dengan tingkat pemahaman audiensmu. Apakah mereka pemula, menengah, atau sudah ahli? Ini memengaruhi bagaimana kamu menyampaikan informasi.

Misalnya, untuk audiens pemula, mungkin kamu perlu menjelaskan konsep dasar. Sedangkan untuk audiens yang lebih ahli, kamu bisa langsung masuk ke detail yang lebih mendalam.

Sesuaikan dengan Preferensi Lokal

Jika kamu menulis untuk audiens global, hindari menggunakan ungkapan atau idiom yang hanya dimengerti di satu budaya tertentu. Ini bisa membuat kontenmu sulit dipahami.

Tapi, jika kontenmu ditargetkan untuk wilayah atau negara tertentu, menggunakan istilah lokal bisa membantu membangun kedekatan dengan pembaca.

Pertimbangkan Marketing Funnel

Tentukan apakah kontenmu ditujukan untuk orang yang hanya mencari informasi atau mereka yang sudah siap membeli. Setiap tahap di marketing funnel sering kali terkait dengan search intent dan tingkat pemahaman audiens.

Jika kamu tidak mempertimbangkan siapa audiensmu, konten yang kamu buat mungkin tidak relevan atau tidak memenuhi harapan mereka.

Tetapkan Tujuan

Sebelum membuat kerangka tulisan, tentukan terlebih dahulu tujuan utama dari kontenmu. Mengetahui apa yang ingin dicapai akan membantumu memilih cara yang paling efektif untuk menyusun konten tersebut.

Hindari tujuan yang terlalu umum, seperti “membangun brand awareness” atau “meningkatkan trafik organik ke situs web.” Sebaiknya, jadilah lebih spesifik. Ini beberapa contohnya:

  1. Mendapatkan peringkat di 10 besar di dalam hasil pencarian (SERP) untuk keyword tertentu.
  2. Mendapatkan backlink dari situs-situs yang memiliki reputasi baik di bidangmu.
  3. Menarik perhatian pada produk, fitur, atau layanan tertentu yang kamu tawarkan.
  4. Berfungsi sebagai alat PR untuk mempromosikan produk, layanan, atau merek.
  5. Menghasilkan prospek, seperti melalui unduhan aset, pendaftaran email, pengisian formulir atau survei, atau pendaftaran webinar.
  6. Mengonversi pembaca dengan menyertakan ajakan bertindak (CTA) yang relevan.
  7. Mendorong pembaca untuk membagikan konten di media sosial.

Riset Keyword

Mengidentifikasi keyword target sebelum membuat garis besar konten sangat penting karena ini memberikan panduan tentang jenis konten yang harus kamu buat serta bagaimana menyusunnya.

Alasannya karena keyword target memberi petunjuk tentang search intent pengguna, yang membantu kamu menciptakan konten yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Misalnya, jika keyword menunjukkan niat transaksional, maka kamu mungkin perlu membuat halaman produk yang memudahkan pembelian atau tindakan lainnya.

Selain itu, keyword juga membantu dalam menentukan subtopik yang relevan. Jika kamu memahami apa yang dicari pengguna, kamu bisa memastikan kontenmu mencakup semua poin penting yang mereka butuhkan, baik itu penjelasan, perbandingan produk, atau detail teknis.

Tentukan Keyword Target

Carilah keyword yang memiliki jumlah pencarian yang cukup, yakni berapa kali istilah tersebut dicari setiap bulan dan memiliki tingkat kesulitan keyword (Keyword Difficulty/KD) yang realistis.

KD adalah ukuran seberapa sulitnya mendapatkan peringkat di mesin pencari untuk suatu keyword, di mana beberapa alat riset akan menunjukkan skala dari 0 hingga 100, di mana 100 adalah yang paling sulit.

Selain itu, long-tail keyword juga bisa membantu kamu memperluas jangkauan topik dan meningkatkan peringkat kontenmu.

Long-tail keyword adalah frasa pencarian yang sangat spesifik, yang biasanya memiliki search volume yang lebih rendah. Ini karena lebih sedikit kompetisi untuk keyword ini, sehingga lebih mudah bagi kontenmu untuk mencapai peringkat tinggi.

Sertakan LSI Keyword

Latent Semantic Indexing (LSI) keyword adalah kata-kata atau frasa yang memiliki hubungan makna dengan keyword utama yang kamu targetkan.

Mengidentifikasi LSI keyword di dalam perencanaan konten sangat bermanfaat karena membantu membuat kontenmu jadi lebih relevan dan berpeluang lebih tinggi untuk muncul di peringkat pencarian. Ini karena keyword ini membantu mesin pencari memahami topik secara lebih luas.

Selain itu, LSI keyword bisa membantu kamu menemukan topik-topik atau pertanyaan terkait yang layak untuk dibahas dalam kontenmu. Ini juga bisa memberi ide untuk judul dan subjudul yang lebih tepat dalam kerangka konten.

Langkah-langkah Membuat Content Outline

Langkah-langkah Membuat Content Outline
Langkah-langkah Membuat Content Outline

Membuat konten yang efektif dan terstruktur dengan baik adalah kunci untuk menarik perhatian audiensmu. Salah satu langkah awal yang penting dalam proses ini adalah menyusun content outline.

Dengan mengikuti langkah-langkah yang sistematis, kamu dapat memastikan bahwa setiap ide terorganisir dengan baik dan setiap bagian saling terhubung secara logis.

Mari kita eksplorasi langkah-langkah penting dalam membuat content outline yang akan membantu kamu menciptakan karya yang menarik dan informatif.

Lakukan Riset

Tahap riset adalah langkah penting dalam membuat kerangka konten. Proses ini melibatkan pengumpulan informasi, data, dan pandangan dari para ahli untuk memastikan bahwa kontenmu akurat dan mendalam. Ini adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan:

  1. Mulailah dengan mengunjungi situs web dan blog terpercaya di bidang industrimu. Sumber-sumber ini biasanya menyajikan informasi terbaru tentang tren, praktik terbaik, dan standar industri. Perhatikan tema atau topik yang sering dibahas dan mungkin relevan untuk kontenmu.
  2. Akademis dan studi ilmiah adalah sumber yang kaya akan data dan analisis mendalam. Mereka bisa memperkuat kontenmu dengan memberikan dasar yang lebih ilmiah dan kredibel. Cari penelitian terbaru yang terkait dengan topikmu dan simpan poin-poin penting yang bisa dimasukkan ke dalam content outline.
  3. Mengumpulkan informasi berupa catat kutipan dari ahli industri dan statistik yang mendukung argumenmu. Elemen-elemen ini bisa memperkuat kontenmu dan menambah kepercayaan pembaca. Simpan informasi ini di bawah subjudul yang sesuai di dalam content outline untuk memudahkan saat menulis nanti.
  4. Lihat konten yang dipublikasikan oleh kompetitormu. Ini bisa memberikan wawasan tentang apa yang menarik minat audiens. Perhatikan juga apakah ada kesenjangan dalam konten pesaing yang bisa kamu isi dengan informasi lebih lengkap dan mendalam.

Gunakan alat Topic Research dari Semrush jika kamu butuh bantuan menemukan ide-ide topik untuk menyusun kerangka konten. Ketik topikmu dan alat ini akan memberikan saran subtopik dan ide yang relevan untuk memperkaya kontenmu.

Saring Informasi yang Paling Penting

Setelah kamu selesai melakukan riset, penting untuk menyaring informasi yang paling relevan dengan tujuan yang ingin dicapai. Poin-poin kunci inilah yang akan membentuk inti dari content outline, yang nantinya akan dikembangkan lebih lanjut di dalam penulisan akhir.

Langkah ini krusial karena menjadi pondasi bagi struktur kontenmu. Di sini, kamu akan menentukan topik-topik apa saja yang paling relevan untuk mencapai tujuan dan menarik perhatian audiensmu. Anggaplah poin-poin ini sebagai pilar utama yang mendukung keseluruhan pesan di dalam kontenmu.

Pastikan setiap poin harus jelas, padat, dan berhubungan langsung dengan tujuan yang sudah kamu tentukan. Dengan memilih poin-poin ini secara hati-hati, kamu memastikan bahwa setiap bagian dari kontenmu memiliki makna dan memberikan dampak yang sesuai.

Atur Heading dan Subheading

Setelah mencatat semua gagasan awal dan poin-poin pentingmu, langkah selanjutnya adalah mengelompokkan gagasan yang serupa ke dalam bagian-bagian yang logis. Saat melakukan ini, pertimbangkan judul utama dari konten yang akan kamu buat.

Content outline biasanya melibatkan beberapa pilihan untuk heading (H1), jadi tuliskan beberapa ide yang bisa kamu gunakan. Setelah itu, buatlah daftar subheadings (H2) yang ingin kamu sertakan. Kami juga bisa menambahkan subsubheadings (H3 hingga H6) di bawah setiap H2 sesuai kebutuhan.

Sebagai contoh, jika kamu menulis artikel tentang otomotif untuk mempromosikan penjualan mobil, kamu mungkin memutuskan untuk fokus pada cara memilih mobil pertama setelah melihat hasil pencarian teratas untuk keyword “membeli mobil pertama.”

Dengan begitu, kamu dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan relevan bagi pembaca yang ingin menjaga kondisi mobil mereka agar tetap optimal.

Setelah melakukan riset tentang topik tersebut, buatlah mind map yang berisi ide-ide dan pertanyaan-pertanyaan terkait yang ingin kamu bahas. Terakhir, saatnya menyusun semua ide tersebut ke dalam struktur yang jelas dan logis, sehingga pembaca dapat mengikuti alur pembahasan dengan mudah.

Sempurnakan Content Outline

Bacalah kembali bagian dan judul yang telah kamu susun dengan suara keras untuk memastikan alur kontennya benar-benar logis. Pada tahap ini, kamu mungkin menyadari bahwa urutan beberapa bagian terasa tidak tepat.

Jika demikian, geser bagian-bagian tersebut agar informasi mengalir lebih alami. Kamu juga mungkin menemukan masalah dengan hierarki informasi dalam outline, sehingga memutuskan untuk menambahkan subheadings.

Misalnya, jika kamu menulis artikel tentang tips memilih mobil pertama, kamj bisa memindahkan <h2> “Pentingnya Garansi dan Layanan Purna Jual” ke atas, sebelum bagian “Membeli dari Penjual Mobil Terpercaya”. Ini akan membantu memperkenalkan informasi tersebut di awal artikel.

Selain itu, karena tujuan artikel adalah untuk memberikan panduan bagi calon pembeli mobil pertama, kamu mungkin ingin membuat heading <h2> baru yang khusus membahas fitur-fitur penting yang harus diperhatikan saat memilih mobil.

Dengan cara ini, kamu bisa memberikan penjelasan yang lebih mendalam mengenai aspek-aspek tersebut, daripada hanya menyertakannya sebagai <h3>.

Baca juga: 3 Cara Menerapkan Hreflang untuk Mengelola Situs Multibahasa

Tambahkan Catatan

Di bawah setiap judul, kembangkan outline dengan menambahkan lebih banyak detail tentang apa yang ingin kamu sampaikan di setiap bagian. Pertimbangkan beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Apa poin utama yang ingin kamu sampaikan? Identifikasi inti dari pesan yang ingin kamu komunikasikan dalam bagian tersebut.
  2. Informasi apa yang ingin kamu bahas di bagian ini? Rincikan informasi atau topik spesifik yang akan kamu sertakan.
  3. Apakah ada sumber tertentu yang ingin kamu kutip? Tentukan apakah ada referensi atau sumber yang dapat memberikan dukungan atau kredibilitas pada kontenmu.
  4. Adakah internal link yang perlu disertakan? Pertimbangkan untuk menambahkan tautan ke artikel atau halaman lain di situs webmu yang relevan untuk memperkaya konten.
  5. Apakah ada produk, fitur, atau ajakan bertindak (CTA) yang perlu disertakan? Jika ada, jelaskan bagaimana kamu akan memperkenalkan atau mempromosikannya di bagian ini.

Sertakan petunjuk yang jelas dan mendetail. Baik kamu yang akan menulis konten tersebut atau kamu menyerahkannya kepada penulis, editor, atau klien, petunjuk ini akan memberikan konteks dan mempermudah proses penulisan.

Jika kamu ingin mengoptimalkan proses ini dan membutuhkan bantuan dalam menciptakan konten yang SEO-friendly, pertimbangkan untuk bekerja sama dengan Optimaise.

Sebagai penyedia jasa SEO terkemuka, kami tidak hanya menawarkan jasa penulisan artikel SEO-friendly yang menarik, tetapi juga berpengalaman dalam mengembangkan strategi SEO yang efektif, seperti jasa SEO di Bali.

Hubungi Optimaise hari ini untuk mendiskusikan kebutuhan kontenmu dan dapatkan solusi terbaik untuk meningkatkan visibilitas online bisnismu!

[addtoany]

Baca Juga

Optimaise