Apakah PageRank masih relevan? Sejak diperkenalkan, ia telah menjadi dasar akan cara Google dalam mengevaluasi dan memberi peringkat sebuah halaman situs web.
Tapi, seiring berjalannya waktu, banyak perubahan yang telah terjadi di dalam cara Google menganalisis tautan dan konten.
Di dalam artikel ini, kita akan menjelajahi penjelasan penting yang akan membantu kamu memahami apakah PageRank tetap berperan penting di dalam strategi SEO modern.
Table of Contents
Apa Itu PageRank?
PageRank adalah algoritma Google yang digunakan untuk menilai seberapa penting suatu halaman web, berdasarkan jumlah dan kualitas tautan (backlink) yang mengarah ke halaman tersebut.
Algoritma ini memperlakukan setiap tautan sebagai “suara,” di mana halaman yang mendapatkan lebih banyak tautan berkualitas tinggi dianggap lebih bernilai dan lebih relevan dalam hasil pencarian.
Secara umum, PageRank bertujuan untuk:
- Algoritma ini membantu Google mengidentifikasi halaman mana yang paling bermanfaat dan relevan berdasarkan tautan yang mereka terima dari situs web lain yang terpercaya.
- Situs yang mendapatkan tautan dari sumber yang terpercaya dianggap lebih penting dan akan mendapatkan peringkat yang lebih tinggi di hasil pencarian.
- Dengan fokus pada kualitas tautan, ia membuat situs sulit untuk meningkatkan peringkat mereka hanya dengan menambahkan banyak tautan secara massal atau melalui praktik-praktik tidak jujur, seperti link farming.
- Hal ini membantu Google mengurutkan halaman web sesuai dengan seberapa berwibawa dan relevan halaman tersebut terhadap suatu topik.
Dulu, Google memberikan skornya secara terbuka untuk setiap halaman web, dengan skala dari 0 hingga 10, sehingga SEO expert bisa melihat skor ini melalui Google Toolbar.
Baca juga: 8 Teknik Jitu Mengurangi HTTP Requests untuk Mempercepat Pemuatan Web
Skor ini dihitung secara logaritmik, yang berarti peningkatan pada setiap tingkat bukan hanya dua kali lipat, tapi bisa sampai lima kali lebih besar.
Sebagai contoh, halaman dengan skor PR4 dianggap 25 kali lebih penting daripada halaman dengan skor PR2, bukan sekadar dua kali lebih penting.
Pada 2016, Google menghentikan penampilan skornya untuk publik karena banyak ahli SEO terlalu fokus pada angka tersebut. Tapi, algoritmanya sendiri masih digunakan hingga saat ini untuk membantu menentukan peringkat halaman web.
Cara Kerja PageRank
PageRank menilai seberapa penting sebuah halaman web berdasarkan jumlah dan kualitas tautan (backlink) yang masuk ke halaman tersebut. Tautan dari sumber yang lebih kredibel memiliki bobot lebih tinggi dalam algoritma ini.
Proses di mana otoritas suatu halaman mengalir melalui tautan sering disebut oleh para SEO expert sebagai “link juice.”
Ketika algoritma ini pertama kali dikembangkan oleh pendiri Google, mereka berangkat dari pemikiran bahwa tautan dari satu situs web ke situs web lain merupakan tanda kepercayaan dan kewibawaan.
Dalam makalah asli mereka, pendiri Google menekankan bahwa tidak semua tautan memiliki nilai yang sama. Tautan dari halaman dengan otoritas tinggi, seperti halaman dengan PageRank 6, akan lebih berpengaruh dibandingkan tautan dari halaman dengan PageRank 2.
Selain itu, semakin banyak tautan yang ada pada suatu halaman, semakin sedikit kekuatan yang dialirkan ke masing-masing tautan tersebut. Jadi, bagi SEO, lebih menguntungkan jika sebuah halaman hanya menautkan ke situs mereka, daripada membagi tautannya ke banyak situs berbeda.
Sejarah Google PageRank
Lawrence Page (Larry Page) dan Sergey Brin, pendiri Google, menciptakan PageRank dengan ide bahwa informasi di internet bisa diberi peringkat berdasarkan seberapa populer halaman web, yang diukur melalui tautan yang mengarah ke halaman tersebut.
Paten pertama untuk PageRank diajukan pada September 1998. Algoritma ini menjadi sistem utama Google untuk menentukan seberapa penting sebuah halaman web.
Dalam makalah mereka, Page dan Brin menjelaskan bahwa “jaringan tautan di web adalah sumber daya penting yang belum banyak dimanfaatkan oleh mesin pencari saat itu.”
Inilah yang membuat Google berbeda dan unggul dibandingkan mesin pencari lainnya pada waktu itu.
Peluncuran Google Toolbar
Google meluncurkan Google Toolbar pada tahun 2000. Momen ini cukup penting dalam sejarah PageRank karena memungkinkan pengguna melihat skornya untuk setiap halaman web.
Tapi, kehadirannya membuat para SEO expert terlalu fokus pada peningkatan PageRank sebagai cara untuk mendapatkan peringkat yang lebih tinggi di hasil pencarian. Di mana mereka berusaha mendapatkan sebanyak mungkin tautan dari halaman web yang memiliki skor tinggi.
Kondisi ini memicu praktik manipulasi, di mana uang sering dipertukarkan untuk membeli tautan. Akibatnya, tautan ditempatkan di tempat yang tidak wajar dan dalam jumlah yang berlebihan, untuk meningkatkan peringkat halaman secara tidak alami.
Mengganti Paten
Paten asli untuk PageRank berakhir pada tahun 2018 dan tidak pernah diperbarui. Seorang mantan karyawan Google mengonfirmasi bahwa algoritma asli ini tidak digunakan lagi sejak tahun 2006.
Tapi, ini tidak berarti bahwa konsepnya sudah mati. Paten asli tampaknya telah digantikan oleh paten baru yang diajukan pada tahun 2006. Paten ini memperkenalkan konsep “seed sites in the trusted seed sets,” yang berarti halaman berkualitas tinggi yang dipilih secara khusus dan memiliki konektivitas baik ke halaman lain.
Paten baru ini bertujuan untuk memberikan skor peringkat kepada halaman web berdasarkan seberapa dekat halaman tersebut dengan kumpulan seed sites tersebut.
Meskipun paten ini tidak secara langsung menyebutnya atau mengklaim sebagai versi terbarunya, komunitas SEO memahami bahwa sistem ini berfungsi mirip dengan PageRank, tetapi dengan fokus pada kedekatan dengan situs-situs awal yang tepercaya.
Menghentikan Google Toolbar
Google menghentikan pembaruan skor PageRank pada Desember 2013 dan sepenuhnya menutup Google Toolbar pada tahun 2016, yang berarti metriknya tidak lagi bisa dilihat oleh publik.
Tanpa skor yang dapat diakses, tidak ada cara resmi untuk menilai otoritas sebuah halaman web. Ini akhirnya membuat SEO expert menjadi kesulitan untuk mencoba memanipulasi algoritma demi meningkatkan peringkat halaman mereka.
Dengan hilangnya skor ini, SEO harus berfokus pada praktik yang lebih organik dan berkelanjutan, seperti menciptakan konten berkualitas dan membangun tautan yang relevan, daripada mengandalkan angkanya untuk strategi optimasi mereka.
Kebocoran Dokumen API Internal Google
Pada Maret 2024, dokumen API internal Google yang bocor mengungkapkan cara Google memberi peringkat halaman web. Terungkap bahwa Google masih menggunakan beberapa versi PageRank di dalam penilaian mereka.
Walaupun rincian pasti tentang bagaimana setiap versi bekerja tidak sepenuhnya jelas, informasi ini menunjukkan bahwa Google tetap menganggap tautan sebagai faktor penting dalam menentukan peringkat halaman.
Berikut adalah beberapa versi yang disebutkan dalam dokumen tersebut:
- RawPageRank: mungkin merupakan perhitungan dasar tentang seberapa penting sebuah halaman berdasarkan tautan yang mengarah ke sana.
- PageRank2: versi yang diperbarui, tetapi perbedaan spesifiknya belum diketahui.
- PageRank_NS (nearest seed): versi ini mungkin membantu Google memahami hubungan antar konten dan mengidentifikasi halaman yang berkualitas rendah.
- FirstCoveragePageRank: ini tampaknya mengacu pada nilai PageRank yang ditetapkan saat Google pertama kali menemukan dan mengindeks halaman tersebut.
Selain itu, rank halaman homepage juga berdampak pada peringkat semua halaman di situs webmu. Jadi, jika halaman homepage situs webmu memiliki otoritas yang baik dan banyak tautan masuk, ini dapat meningkatkan otoritas seluruh situs webmu di mata Google.
Apakah Google Masih Menggunakan PageRank?
Meskipun skor PageRank tidak lagi dipublikasikan, prinsip dasarnya tetap mempengaruhi cara Google menilai situs web.
Berdasarkan kebocoran dokumen API internal pada Maret 2024, terungkap bahwa Google masih menggunakan beberapa versinya untuk menilai pentingnya halaman.
Dokumen tersebut menyebutkan berbagai versinya, seperti PageRank2, yang menunjukkan bahwa Google terus mempertimbangkan tautan sebagai faktor penting dalam peringkat. Ini berarti bahwa tautan yang mengarah ke suatu halaman masih dihargai dalam menentukan seberapa relevan dan berotoritas halaman tersebut.
Meskipun ia berfokus pada tautan, tapi Google juga telah mengembangkan algoritma lain yang mempertimbangkan relevansi konten dan pengalaman pengguna.
Menunjukkan bahwa meskipun PageRank masih ada, tapi Google menggunakan pendekatan yang lebih holistik untuk memberi peringkat halaman.
Faktor yang Memengaruhi Peningkatan PageRank
Banyak yang mungkin masih bertanya-tanya, apa sebenarnya yang memengaruhi peningkatan PageRank? Dari kualitas tautan hingga anchor text, berbagai faktor berperan dalam menentukan posisi halaman.
Memahami faktor-faktor ini tidak hanya penting untuk meningkatkan visibilitas online, tetapi juga untuk menciptakan strategi yang efektif di dalam membangun otoritas di mata mesin pencari. Mari kita telusuri berbagai faktornya.
Anchor Text
Anchor text adalah bagian dari teks yang dapat di-klik yang disertai dengan tautan. Pada awalnya, anchor text sangat berpengaruh terhadap peringkat halaman di Google.
Para SEO expert berlomba-lomba untuk mendapatkan sebanyak mungkin tautan dengan anchor text yang sama, yakni tautan yang menggunakan istilah yang ingin mereka rangking dari halaman-halaman dengan PageRank tinggi.
Tapi, saat ini, Google menganggap manipulasi anchor text sebagai praktik spam tautan. Terlibat dalam teknik ini dapat berisiko mengakibatkan manual actions yang dapat merusak peringkat situs webmu.
Untuk mengetahui bagaimana anchor text yang digunakan oleh situs web lain saat menautkan ke domainmu, kamu bisa menggunakan fitur Backlink Analytics di Semrush. Caranya, buka alat tersebut, masukkan domainmu, dan klik “Analyze.”
Setelah itu, buka tab “Anchors.” Kamu akan melihat daftar anchor text yang diurutkan berdasarkan popularitasnya, dengan anchor text yang paling sering digunakan di backlink berada di bagian atas.
Dalam banyak kasus, kamu tidak perlu terlalu khawatir dengan hal ini. Tapi, tetap penting untuk memastikan bahwa kamu memiliki variasi di dalam anchor text dan mengikuti praktik terbaik dalam link building.
Tautan yang Memiliki Potensi
Tautan yang lebih mungkin untuk di-klik memiliki nilai PageRank yang lebih tinggi. Algoritma PageRank awalnya memberikan bobot yang sama untuk semua tautan di suatu halaman.
Tapi, dengan adanya paten Google Reasonable Surfer, sekarang diketahui bahwa tidak semua tautan memiliki peluang yang sama untuk di-klik. Jadi, tautan diberi bobot yang berbeda berdasarkan posisinya di halaman.
Sebagai contoh, tautan yang berada di tempat-tempat berikut biasanya tidak akan banyak di-klik dibandingkan tautan yang lebih terlihat:
- Halaman ketentuan layanan (terms of service)
- Banner advertisements
- Website footers
Dengan kata lain, tautan yang diletakkan di lokasi yang lebih mencolok cenderung mendapatkan lebih banyak klik, sehingga memiliki bobot yang lebih besar.
Internal Link
Internal link adalah tautan yang menghubungkan satu halaman dengan halaman lain di dalam situs webmu sendiri, berbeda dengan backlink yang mengarah ke halamanmu dari situs lain.
Internal link merupakan strategi SEO yang sangat efektif karena membantu mendistribusikan PageRank di seluruh situs webmu.
Dengan cara ini, kamu dapat mengarahkan otoritas ke halaman-halaman yang mungkin tidak memiliki tautan dari sumber lain, yang sering disebut sebagai “orphaned pages”. Membantu meningkatkan visibilitas dan peringkat halaman-halaman tersebut dalam hasil pencarian.
Baca juga: 2 Cara Menemukan People Also Ask dan Strategi Memanfaatkannya dalam Konten
Nofollow Link
Tautan nofollow adalah tautan yang dilengkapi dengan atribut rel=”nofollow”, contohnya seperti ini:
<a href="https://website.com/" rel="nofollow">Click this link</a>
Awalnya, tautan nofollow tidak mentransfer PageRank, sehingga beberapa SEO expert mencoba menggunakan atribut ini untuk mengatur alurnya, sebuah praktik yang dikenal sebagai “PageRank sculpting.”
Misalnya, seseorang yang menulis guest posting mungkin akan menambahkan tautan ke 5 situs web berbeda, tetapi hanya memberi atribut nofollow pada semua tautan kecuali yang mengarah ke situs mereka sendiri.
Tapi, pada tahun 2009, Matt Cutts dari Google menyatakan bahwa strategi ini tidak akan berhasil, karena ia tetap akan terdilusi oleh tautan nofollow.
Kemudian, Google mengumumkan bahwa mereka akan memperlakukan atribut nofollow sebagai “petunjuk.” Artinya, Google akan memutuskan apakah tautan tersebut akan mengalirkan PageRank atau tidak, bukan hanya secara otomatis menolak semua tautan nofollow.
Memahami faktor-faktor yang memengaruhi dapat membantu kamu mengoptimalkan situs webmu untuk meraih visibilitas yang lebih baik di mesin pencari melalui guest posting ataupun membangun broken link.
Jika kamu mencari bantuan untuk menerapkan strategi SEO yang efektif atau membangun situs web yang menarik, Optimaise, Digital Marketing Agency di Malang, siap membantu.
Dengan pengalaman dalam jasa SEO Malang dan pembuatan website, tim kami berkomitmen untuk membawa bisnismu meraih kesuksesan online. Hubungi Optimaise dan tingkatkan visibilitas serta otoritas merekmu di dunia digital!