Mengelola redirect mungkin tampak seperti tugas teknis yang rumit, namun memahami dan menerapkan pengalihan yang tepat dapat membuat perbedaan besar dalam kesuksesan onlinemu.
Dari memastikan pengguna agar tidak menemukan halaman yang rusak hingga mempertahankan otoritas tautan yang berharga, redirect adalah salah satu aspek penting dari strategi SEO yang efektif.
Di dalam uraian berikut ini, kami akan membahas berbagai jenis redirect, praktik terbaik dalam penggunaannya, dan bagaimana pengelolaan redirect yang tepat dapat mendukung upaya SEO.
Table of Contents
Apa itu Redirect?
Redirect adalah metode untuk membawa pengguna dan mesin pencari ke alamat URL yang berbeda dari yang mereka awalnya tuju.
Biasanya ini dilakukan ketika sebuah halaman web telah berpindah ke alamat baru, terutama untuk memastikan bahwa pengunjung dan mesin pencari otomatis diarahkan ke halaman yang benar.
Berarti kamu mengubah URL halaman tersebut ke URL yang baru. Proses ini cukup sederhana dan sering digunakan tanpa disadari oleh pengunjung.
Jika diatur dengan benar, redirect terjadi secara instan dan tidak terlihat oleh siapa pun. Idealnya, trafik dan peringkat SEOmu juga tidak akan terpengaruh. Sebaliknya, redirect yang salah bisa merusak peringkat SEO.
Baca juga: 7 Praktik Terbaik Redirects untuk Menghindari Error
Tujuan dari Redirect
Penggunaan redirect yang tepat tidak hanya membantu dalam mempertahankan trafik situs web, tetapi juga menjaga otoritas SEO dan meningkatkan pengalaman pengguna dengan menghindarkan mereka dari halaman yang rusak atau duplikat.
Dari penjelasan sebelumnya, ini adalah beberapa tujuan utama dari penggunaan redirect:
- Mengarahkan trafik dari satu URL ke URL lain ketika URL lama sudah tidak ada.
- Menyampaikan otoritas dari backlink yang mengarah ke halaman yang telah dipindahkan.
- Meningkatkan pengalaman pengguna dengan memastikan mereka tidak mengunjungi halaman yang rusak atau duplikat.
Jika kamu lupa mengatur pengalihan, kamu bisa kehilangan peringkat di mesin pencari dan membuat pengguna menjadi kesal ataupun bingung.
Misalnya, jika kamu memindahkan atau menghapus halaman tetapi tidak mengatur redirect, maka pengguna akan secara otomatis menerima pesan kesalahan “404” dari server. Ini buruk untuk pengalaman pengguna, karena pesan 404 dapat membuat pengunjung meninggalkan situs webmu.
Jenis-jenis Redirect dan Efeknya
Redirect bisa bersifat permanen atau sementara, tergantung pada apakah kamu berencana untuk membiarkan redirect itu selamanya atau tidak. Ini juga mempengaruhi halaman mana yang akan diindeks dan ditampilkan oleh mesin pencari.
Redirect juga bisa terjadi di sisi server yang berarti pengalihan dilakukan di server atau di sisi klien yang berarti pengalihan terjadi di dalam browser pengguna.
Berikut adalah beberapa jenis redirect yang dapat kamu gunakan sebagai referensi untuk mengkategorikan berbagai jenis pengalihan.
Redirect Permanen
Redirect permanen menunjukkan bahwa sebuah halaman telah dipindahkan ke lokasi baru secara permanen.
Ini adalah sinyal kuat untuk proses canonicalization yang berarti semua tautan dan sinyal lainnya dari halaman lama harus diarahkan ke URL baru tersebut.
Biasanya, halaman baru akan mewarisi semua sinyal dari halaman lama dan ditampilkan di mesin pencari.
Apakah kamu ingin tahu bagaimana Google menangani pengalihan ini? Berikut adalah langkah-langkah untuk memeriksanya:
Baca juga: Ketahui 9 Cara Cek Trafik Kompetitor yang Mudah Diikuti
- Buka Google Search Console.
- Pergi ke bagian “Links” > “External Links” > “Top linked pages”.
- Temukan URL “New” di laporan dan klik URL tersebut. Kamu bisa menggunakan filter “Target page“.
- Filter tautan berdasarkan “Site” dan masukkan reffering domain ke halaman lama satu per satu.
Jika kamu tidak menemukan kecocokan untuk beberapa reffering domain, Google mungkin akan memperlakukan redirect tersebut sebagai kesalahan 404 dan tidak menghitung backlink dari halaman lama ke URL baru.
Tapi, jika kamu menemukan kecocokan, klik situs tersebut untuk melihat tautan yang sebenarnya. Jika kamu melihat URL lama di kolom “Target URL“, itu berarti Google sedang menggabungkan tautan dari halaman lama ke URL baru.
Mari lihat beberapa jenis redirect permanen:
- HTTP 301 adalah pengalihan yang dilakukan di sisi server. Ini mengarahkan bot dan pengguna ke URL baru dan memberi tahu mesin pencari bahwa halaman telah dipindahkan secara permanen.
- HTTP 308 mirip dengan 301, tetapi mempertahankan metode HTTP asli (GET atau POST) saat melakukan pengalihan. Dari sisi SEO, keduanya sama. Namun, jika kamu mengirim data melalui formulir, penting untuk mempertahankan metode asli tanpa beralih antara GET dan POST.
- JavaScript redirect menggunakan JavaScript untuk memerintahkan browser mengarahkan pengguna atau bot ke URL lain. Karena halaman perlu dirender terlebih dahulu untuk mengaktifkan redirect ini. Pengalihan ini terjadi di sisi klien dan kurang disukai. Google memang merender setiap halaman yang akan diindeks, tetapi ada kemungkinan masalah rendering yang dapat menyebabkan kegagalan.
- Meta refresh (=0 seconds) menggunakan meta tag untuk memberi tahu browser agar mengarahkan pengguna setelah beberapa detik. Ini terjadi di sisi klien.
- HTTP refresh (=0 seconds) mirip dengan meta refresh, tetapi terjadi pada respons HTTP header. Ini diimplementasikan di sisi server, namun sebenarnya dijalankan di sisi klien.
Redirect Sementara
Redirect sementara menandakan bahwa suatu halaman telah dipindahkan ke lokasi baru untuk sementara waktu. Kapan saya harus menerapkan redirect sementara?
Kamu sebaiknya menggunakannya di dalam beberapa kondisi ini:
- Kamu ingin mengarahkan pengguna ke versi situs yang sesuai untuk mereka, baik berdasarkan lokasi atau bahasa.
- Kamu ingin melakukan A/B testing untuk mencoba fungsionalitas atau desain halaman web.
- Kamu menjalankan promosi dan ingin mengarahkan pengunjung ke halaman penjualan untuk sementara waktu.
Redirect sementara memberikan sinyal lemah untuk canonicalization, ini berarti sinyal dari suatu halaman, seperti tautan yang harus diarahkan ke halaman baru. Namun, karena sinyal ini lemah, sering kali sinyal tersebut tetap konsolidasi ke halaman asli yang dialihkan.
Tidak ada jangka waktu tertentu yang diperlukan sebelum Google mulai memperlakukan redirect sementara sebagai permanen. Dalam beberapa kasus, Google bahkan mungkin memperlakukan redirect sementara sebagai permanen sejak awal.
Selanjutnya, mari kita lihat beberapa jenis redirect sementara ini:
- HTTP 302 mengarahkan pengguna ke URL baru dan memberi tahu mesin pencari bahwa halaman tersebut dipindahkan sementara.
- HTTP 307 mirip dengan 302, tetapi mempertahankan metode HTTP asli selama redirect. Dalam hal SEO, keduanya sama. Namun, jika kamu mengirim data melalui formulir, penting untuk mempertahankan metode asli tanpa beralih antara GET dan POST.
- HTTP 303 mengarahkan pengguna ke sumber daya yang serupa dengan yang diminta dan digunakan untuk mencegah pengiriman ulang formulir saat pengguna menekan tombol “Back” di browser mereka. Biasanya, 303 redirect tidak digunakan untuk tujuan SEO, tetapi jika digunakan akan diperlakukan, seperti 302 atau 307.
- Meta refresh (=0 seconds) diperlakukan sebagai pengalihan permanen jika waktunya sama dengan 0 detik dan sebagai pengalihan sementara jika lebih dari 0 detik. Pengalihan ini memberitahu browser untuk mengalihkan pengguna setelah beberapa detik. Ini terjadi di sisi klien.
- HTTP refresh (=0 seconds) diperlakukan sebagai pengalihan permanen jika waktunya sama dengan 0 detik dan sebagai pengalihan sementara jika lebih dari 0 detik. Pengalihan ini mirip dengan penyegaran meta tetapi terjadi pada respons header HTTP. Ini diimplementasikan di sisi server, tetapi sebenarnya dijalankan di sisi klien.
Praktik Terbaik untuk Redirect dalam SEO
Redirect menjadi strategi penting dalam SEO untuk mempertahankan peringkat mesin pencari dan memastikan pengalaman pengguna yang baik saat halaman dipindahkan atau dihapus.
Praktik terbaik dalam redirect adalah memilih jenis redirect yang sesuai dengan situasimu.
Dengan menerapkan praktik terbaik dalam redirect, kamu dapat memastikan bahwa situs webmu tetap teroptimasi untuk mesin pencari dan memberikan pengalaman pengguna yang mulus.
Alihkan HTTP ke HTTPS
Setiap situs web sebaiknya menggunakan HTTPS untuk keamanan dan kepercayaan pengguna. Untuk memeriksa apakah situs webmu sudah dialihkan dengan benar dari HTTP ke HTTPS, ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan.
Kamu bisa menggunakan Site Audit Ahrefs dengan langkah-langkah berikut:
- Buka Site Audit Ahrefs.
- Klik “+ New Project”.
- Klik “Add manually”.
- Ubah “Scope” menjadi “HTTP”.
- Masukkan domain situs webmu.
Hasilnya akan menunjukkan kesalahan “Links are not crawlable” untuk versi www dan non-www dari beranda situs webmu, bersama dengan pemberitahuan “301 moved permanently”. Ini menandakan bahwa redirect dari HTTP ke HTTPS telah berhasil dilakukan.
Gunakan HSTS untuk Membuat 307 Redirect
Menerapkan HTTP Strict Transport Security (HSTS) di servermu merupakan langkah penting untuk mencegah orang mengakses konten tidak aman (HTTP) di situs webmu.
HSTS bekerja dengan memberi tahu browser bahwa servermu hanya menerima koneksi aman HTTPS dan browser harus mengalihkan ke versi HTTPS dari sumber daya HTTP apa pun yang diminta untuk diakses.
Perlu diingat bahwa ini hanya terjadi di dalam browser. Bot atau crawler tidak akan melihat versi khusus ini. Setelah menerapkan HSTS, kamu juga bisa mempertimbangkan untuk mengirimkan situs webmu ke daftar pramuat HSTS.
Ini akan mengaktifkan HSTS untuk semua orang yang mencoba mengunjungi situs webmu, bahkan jika mereka belum pernah mengunjunginya sebelumnya.
Alihkan Konten Lama
Situs web selalu mengalami perubahan, dan penelitian menunjukkan bahwa sekitar dua pertiga tautan ke halaman-halaman tersebut hilang dalam periode 9 tahun. Kondisi ini dapat berdampak pada URL lamamu yang mungkin masih memiliki tautan dari situs web lain.
Jika tautan-tautan ini tidak dialihkan ke halaman saat ini, mereka akan hilang dan tidak lagi dihitung sebagai backlink untuk halamanmu. Namun, kamu masih dapat melakukan redirect untuk mengatasi masalah ini dan mendapatkan kembali nilai yang hilang serta meningkatkan peringkat kontenmu.
Untuk menemukan peluang redirect, kamu dapat menggunakan langkah-langkah berikut:
- Tempelkan domainmu ke Site Explorer atau gunakan Ahrefs Webmaster Tools yang dapat diakses secara gratis.
- Buka laporan “Best by links”.
- Tambahkan filter respons HTTP “404 Not Found“.
Dengan demikian, kamu dapat melihat tautan-tautan yang mengarah ke halaman 404 yang hilang dan berpotensi untuk dialihkan ke halaman yang aktif.
Hindari Redirect Chains yang Panjang
Rantai pengalihan terjadi ketika ada beberapa langkah pengalihan antara sumber daya yang diminta dan halaman akhir yang dituju. Googlebot sebagai mesin pencari Google mengikuti hingga 10 lompatan pengalihan.
Jika redirect chain lebih pendek dari itu, biasanya tidak menjadi masalah bagi SEO. Googlebot mengikuti 5 lompatan dalam satu sesi, dan akan melanjutkan dari lompatan terakhir di sesi berikutnya jika belum menerima konten.
Jika Googlebot tidak mendapatkan konten dalam 10 lompatan, maka Google Search Console akan menampilkan redirect error di dalam laporan Index Coverage report.
Beberapa pakar SEO mungkin terobsesi dengan mengurangi jumlah lompatan pengalihan, tetapi sebenarnya tidak perlu terlalu khawatir akan hal ini.
Kamu dapat menemukan redirect chain yang panjang menggunakan alat Webmaster Ahrefs secara gratis dengan langkah-langkah berikut:
- Crawl situs webmu dengan Site Audit Ahrefs.
- Buka laporan “Redirects”.
- Klik tab “Issues”.
- Cari kesalahan “Redirect chain too long“.
- Klik masalah tersebut dan tekan “View affected URLs” untuk melihat URL yang memulai redirect chain dan semua URL dalam rantai tersebut.
Hindari Redirect Loop
Perulangan pengalihan atau redirect loop terjadi ketika ada pengalihan tak terbatas yang mengarah ke dirinya sendiri atau kembali ke URL sebelumnya di dalam redirect chain. Hal ini menjadi masalah karena beberapa alasan:
- Bagi pengguna, perulangan pengalihan dapat memutus akses ke sumber daya yang dimaksudkan dan memicu kesalahan “too many redirects” di browser mereka.
- Bagi bot dan mesin telusur, perulangan pengalihan dapat “menjebak” crawler dan menyia-nyiakan anggaran crawling.
- Bagi server, perulangan pengalihan dapat menyia-nyiakan sumber daya dan berpotensi menyebabkan penurunan kinerja server, terutama jika terjadi serangan DDoS yang terus-menerus.
Cara termudah untuk menemukan perulangan pengalihan adalah dengan menggunakan alat seperti Site Audit Ahrefs:
- Crawl situs webmu dengan Site Audit.
- Buka laporan “Redirects”.
- Klik tab “Issues”.
- Cari kesalahan “Redirect loop“. Jika kamu menemukan kesalahan tersebut, kamu dapat melihat daftar URL yang terlibat serta semua URL di dalam redirect chain.
Untuk memperbaiki perulangan pengalihan, tergantung pada apakah URL terakhir sebelum perulangan adalah tujuan akhir yang diinginkan:
- Jika iya, maka hapus pengalihan dari URL terakhir dan pastikan sumber daya dapat diakses, serta mengembalikan kode status 200.
- Jika tidak, maka ubah pengalihan perulangan tersebut ke tujuan akhir yang diinginkan.
Hindari Redirect yang Terlalu Luas
Saat membuat aturan redirect, penting untuk mencocokkan redirect secara spesifik, terutama setelah folder. Ini membantu menghindari situasi di mana sekelompok halaman dialihkan ke satu halaman saja.
Prinsip yang baik adalah mencoba untuk mencocokkan pengalihan satu per satu sebanyak mungkin.
Kamu dapat menguji aturan pengalihan dengan mencoba mengetikkan URL acak seperti “domain.com/asfkljlkdfs” atau sejenisnya. Juga, cobalah beberapa folder utamamu.
Jika kamu mendapatkan halaman 404, itu berarti aturan pengalihan bekerja dengan baik. Namun, jika kamu dialihkan, itu menunjukkan bahwa aturan redirect terlalu luas.
Meskipun aturan pengalihan yang terlalu luas tidak selalu berbahaya, hal tersebut dapat mengarahkan pengguna ke tempat yang tidak diinginkan.
Baca juga: Apa Itu Redirect 301? Ini 3 Manfaat dan Cara Melakukannya
Arahkan File Lain Saat Migrasi
Saat kamu melakukan migrasi situs web, penting untuk tidak me-redirect halaman-halaman web utama, tetapi juga file-file, seperti gambar dan dokumen PDF yang memiliki dampak signifikan terhadap trafik situs webmu.
Ini karena file-file tersebut juga dapat diindeks oleh mesin pencari dan mungkin menjadi sumber trafik yang penting untuk situs webmu.
Namun, kamu tidak perlu khawatir tentang mengalihkan file-file, seperti JavaScript (JS), CSS, atau font, karena file-file tersebut umumnya tidak diindeks oleh mesin pencari dan tidak memberikan dampak langsung pada peringkat SEO atau trafik situs webmu.
Fokuslah pada mengalihkan hal-hal yang benar-benar penting dan diindeks oleh mesin pencari untuk memastikan kontinuitas trafik dan peringkat SEO situs webmu setelah migrasi.
Redirect yang dikelola dengan baik memastikan bahwa pengunjung dan mesin telusur selalu diarahkan ke konten yang relevan dan up-to-date, mendukung performa situs webmu secara keseluruhan.
Jika kamu mencari bantuan profesional untuk mengelola strategi SEOmu, Optimaise adalah pilihan tepat. Sebagai penyedia jasa SEO, Optimaise memiliki keahlian dan pengalaman untuk membantu kamu meningkatkan visibilitas online dan mencapai hasil yang optimal.