Situs webmu adalah aset penting secara digital karena berperan sebagai pintu gerbang online untuk bisnismu. Namun, nilai situs webmu juga membuat proses website migration menjadi menakutkan.
Baik kamu pindah ke domain baru, platform hosting, atau Content Management System (CMS), strategi migrasi harus meminimalkan risiko hilangnya data, penurunan kinerja, dan downtime situs web.
Kami telah membuat daftar panduan berupa website migration checklist ini untuk membantumu sukses dalam proses migrasi situs webmu. Di sini, kami akan menjelaskan beberapa langkah kunci yang dapat kamu ikuti.
Table of Contents
Apa itu Website Migration?
Migrasi situs web atau website migration adalah proses besar yang melibatkan perubahan teknologi, struktur, desain, atau lokasi situs web. Ini dilakukan biasanya untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan kinerja SEO.
Proses migrasi ini menantang dan memerlukan alasan yang kuat. Beberapa alasan umum untuk melakukan migrasi situs web termasuk:
- Pindah ke platform baru: misalnya, pindah dari platform lama ke WordPress atau Wix untuk meningkatkan kinerja, keamanan, atau fungsionalitas.
- Merubah struktur situs web: mengubah struktur situs web untuk lebih teratur dan meningkatkan pengalaman pengguna serta hasil SEO.
- Beralih ke HTTPS: migrasi dari HTTP ke HTTPS untuk meningkatkan keamanan situs web dengan enkripsi data pengunjung yang direkomendasikan oleh Google.
- Pindah ke server baru: berpindah ke server baru dapat mempercepat situs web, terutama jika situs web sedang berkembang. Situs web yang cepat baik untuk pengunjung dan SEO.
- Mengganti nama domain: mungkin kamu mengubah nama domain sebagai bagian dari rebranding. Dalam hal ini, kamu perlu memindahkan konten lama ke domain baru.
Apakah Website Migration Mempengaruhi SEO?
Migrasi situs web umumnya memiliki dampak negatif pada SEO dalam jangka pendek, namun dapat memiliki dampak positif dalam jangka panjang.
Ini karena mesin pencari memerlukan waktu untuk memahami perubahan yang terjadi pada situs webmu. Namun, pada akhirnya, mereka harus mengakui bahwa situs webmu telah menjadi lebih baik.
Baca juga: 5 Langkah untuk Content Pruning Agar Kualitasnya Tetap Terjaga
Untuk mengurangi dampak negatif pada SEO situs webmu, penting untuk mengikuti praktik terbaik dalam migrasi situs web.
Daftar Lengkap Website Migration Checklist
Website migration adalah langkah besar dalam kehidupan digital suatu bisnis. Dengan melakukan migrasi, kamu memindahkan situs webmu ke infrastruktur baru, platform hosting, atau domain baru.
Proses ini tidak hanya mempengaruhi tampilan dan fungsionalitas situs webmu, tetapi juga dapat berdampak pada SEO dan pengalaman pengguna secara keseluruhan.
Untuk memastikan migrasi situs webmu berjalan lancar dan minimal dampak negatif, diperlukan perencanaan dan persiapan yang matang.
Dari perencanaan awal hingga pemantauan, daftar website migration checklist berikut ini akan membimbingmu melalui setiap langkah proses migrasi, sehingga kamu dapat memastikan bahwa situs webmu tetap berjalan dengan lancar dan efektif setelah migrasi selesai.
Persiapkan Migrasi
Sebelum memulai proses website migration, persiapan yang matang sangatlah penting. Persiapan yang baik akan membantumu mengidentifikasi risiko potensial, mengurangi dampak negatif pada SEO dan pengalaman pengguna, serta memastikan bahwa proses migrasi berjalan sesuai rencana.
Buat Rencana Migrasi SEO
Perencanaan yang teliti dapat membantu mengurangi risiko masalah selama dan setelah proses website migration. Untuk memulai, ada beberapa langkah pertama yang harus dilakukan:
Baca juga: 7 Strategi Keyword Optimization untuk Tingkatkan Visibilitas
- Tentukan tujuan: jelaskan dengan jelas tujuan migrasimu untuk menjaga fokus perencanaanmu.
- Baca panduan: pelajari seluruh proses website migration sebelum mulai bertindak untuk menghindari kesalahan.
- Kumpulkan data: ambil data dari alat analisis, seperti Semrush, Google Search Console (GSC), dan Google Analytics 4 (GA4) agar kamu memiliki pembanding untuk nanti.
- Bentuk tim: identifikasi atau rekrut semua anggota tim yang diperlukan untuk proyek tersebut, seperti developer dan ahli SEO.
- Buat rencana waktu: gunakan panduan ini untuk membuat jadwal proyek yang realistis dan strategis, berpikir dalam skala berbulan-bulan daripada berhari-hari atau berminggu-minggu.
Mempersiapkan Jenis Migrasi
Sebelum kamu melakukan perubahan pada kode situs webmu, ada beberapa tindakan yang harus kamu selesaikan tergantung pada jenis migrasi yang kamu lakukan ini:
- Perubahan domain: beli domain baru dan konfigurasikan pengaturan DNS-nya agar situs webmu dapat diakses di internet.
- Perubahan penyedia hosting: pilih penyedia hosting yang sesuai dan atur akunmu.
- HTTP ke HTTPS: dapatkan sertifikat SSL dari penyedia hostingmu atau pihak ketiga yang terpercaya untuk mengaktifkan koneksi aman di situs webmu.
- Perubahan platform: pilih platform situs web barumu dan siapkan akunmu.
Sebelum kamu melakukan website migration, sangat penting untuk meminta developer untuk membuat salinan cadangan situs webmu. Ini untuk mengantisipasi kemungkinan masalah yang mungkin terjadi di situs web utamamu.
Selain itu, sebaiknya kamu melakukan audit SEO teknis. Dengan alat seperti Site Audit Semrush, kamu dapat dengan cepat mengidentifikasi masalah yang terkait dengan keamanan, crawlability, internal link, kecepatan situs, dan lain-lain.
Informasi yang kamu dapatkan dari audit ini akan membantumu membuat keputusan yang lebih baik dalam melakukan migrasi situs webmu, terutama dalam konteks SEO.
Buat Salinan Situs Web
Langkah selanjutnya adalah membuat salinan situsmu sebagai lingkungan pengujian yang aman. Lingkungan ini juga dikenal sebagai lingkungan development atau staging, di mana kamu dapat melakukan perubahan tanpa memengaruhi situs web utamamu.
Proses ini memerlukan bantuan developer dan biasanya melibatkan langkah-langkah berikut:
- Menyalin file situs webmu ke sub-domain baru, misalnya staging.example.com.
- Menggandakan database dan menghubungkan salinan ini ke file situs web yang telah disalin.
- Memperbarui konfigurasi situs yang telah disalin untuk mengarahkan situs web ke database baru dan mengatur pengaturan yang diperlukan, seperti URL.
Jika situs webmu menggunakan Content Delivery Network (CDN) yang merupakan kumpulan server di berbagai lokasi untuk mengirimkan konten kepada pengguna sesuai dengan lokasi mereka, pastikan untuk menyiapkannya di lingkungan pengujianmu juga.
Blokir Akses ke Staging Site
Sebelum meluncurkan situs web pengujianmu, sangat penting untuk memblokir akses mesin pencari agar tidak mengaksesnya.
Hal ini dilakukan untuk mencegah halaman situs pengujian muncul di hasil penelusuran sebelum situs web siap secara keseluruhan.
Langkah pertama adalah menambahkan perlindungan kata sandi untuk mencegah akses oleh pengguna dan crawling situs web. Ini bisa dilakukan melalui panel kontrol hosting, yang disediakan oleh hosting control panel.
Selanjutnya, tambahkan noindex tag ke setiap halaman di situs pengujianmu. Tag ini memberi tahu crawler untuk tidak menyertakan halaman tersebut dalam hasil pencarian.
<meta name="robots" content="noindex">
Ini penting agar halaman situs pengujian tidak muncul di hasil pencarian selama kamu masih melakukan eksperimen.
Setelah itu, kamu dapat menjalankan pengujian untuk memastikan bahwa mesin telusur dapat melakukan crawling situs pengujianmu dengan benar sebelum situs web tersebut diluncurkan secara aktif.
Dengan memasang noindex tag, kamu dapat memastikan bahwa halaman situs pengujian tetap tidak terlihat di hasil pencarian.
Siapkan Situs Web Baru
Saat kamu siap untuk melakukan perubahan pada situs webmu sesuai dengan tujuan migrasi, penting untuk mengambil langkah-langkah yang hati-hati.
Ini bisa berarti mengadopsi desain baru atau mengubah struktur situs webmu. Namun, hindari melakukan terlalu banyak perubahan besar sekaligus.
Misalnya, hindari mengubah domainmu dan melakukan perubahan struktural besar dalam satu migrasi. Melakukan beberapa migrasi kecil lebih mudah dikelola daripada satu migrasi besar.
Ini juga memungkinkan mesin pencari dan pengguna untuk menyesuaikan diri dengan perubahan secara bertahap, sehingga dapat mengurangi gangguan pada traffic situs webmu.
Selain itu, dengan melakukan migrasi perlahan-lahan, kamu dapat mengisolasi setiap perubahan yang mungkin menyebabkan masalah.
Siapkan Google Analytics 4 di Staging Site
Untuk staging site, buat properti Google Analytics 4 (GA4) atau aliran data baru. Selanjutnya, pasang kode pelacakannya.
Langkah ini penting agar kamu dapat menyiapkan peristiwa berupa interaksi pengguna yang ingin kamu lacak dan memastikan bahwa data dikumpulkan dengan benar.
Hal ini akan membantumu memastikan bahwa kamu tidak kehilangan data penting setelah situs webmu diluncurkan.
Jalankan Audit Technical SEO
Melakukan audit technical SEO pada staging site memungkinkan kamu untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan yang dapat berdampak buruk sebelum kesalahan tersebut dipindahkan ke situs web yang aktif.
Untuk memudahkannya, kamu dapat menggunakan alat Site Audit Semrush. Berikut langkah-langkahnya:
- Masukkan domain staging site dan klik “Start Audit” untuk memulai.
- Konfigurasikan pengaturan dasar:
- Crawl scope: jika menggunakan subdomain pengujian, tentukan ini.
- Limit of checked pages: pastikan jumlahnya mencakup semua halaman di staging site.
- Crawl source: biarkan sebagai “Website” untuk saat ini.
- Ikuti petunjuk untuk mengonfigurasi pengaturan lainnya.
- Pastikan untuk mencentang kotak “Bypass disallow in robots.txt and by robots meta tag” agar SemrushBot dapat mengabaikan instruksi pelarangan dan noindex tag.
- Berikan detail login situs webmu di “Crawling with your credentials”.
- Setelah selesai, klik “Start Site Audit” untuk memulai audit.
Setelah kamu memulai audit, alat tersebut akan melakukan lebih dari 140 pemeriksaan di staging site. Setelah audit selesai, kamu akan melihat skor Site Health yang memberikan gambaran umum tentang kinerja situs barumu.
Fokuslah terlebih dahulu pada bagian “Errors” yang merupakan masalah serius yang bisa berdampak besar pada migrasi SEO situs webmu. Namun, jangan abaikan bagian “Warnings” dan “Notices”.
Kamu dapat meng-klik setiap masalah untuk melihat saran tentang bagaimana dan mengapa masalah tersebut harus diperbaiki.
Setelah melakukan perbaikan, jalankan kembali audit untuk memastikan semuanya berfungsi dengan baik.
Berikan Googlebot Akses Sementara ke Staging Site
Setelah melakukan audit pada staging site, berikan akses sementara kepada crawler situs web Google (Googlebot). Hal ini memastikan bahwa Google dapat melakukan crawling dan indexing situs webmu dengan benar.
Pastikan untuk menghapus perlindungan kata sandi. Selanjutnya, tambahkan dan verifikasi situs webmu di Google Search Console (GSC). Setelah itu, pergi ke bagian “Indexing” > “Pages“.
Setelah beberapa waktu, kamu akan melihat bahwa semua halamanmu telah diindeks. Ini berarti Googlebot dapat melakukan crawling laman dan noindex tag berfungsi dengan baik.
Jika terjadi masalah seperti halaman yang hilang atau kesalahan indexing yang tidak terkait dengan noindex tag, ini dapat memengaruhi SEO situs webmu setelah migrasi.
Pastikan untuk meneliti masalah kemampuan crawling ini dan menyelesaikannya. Setelah selesai, kamu dapat menambahkan kembali perlindungan kata sandi dan melanjutkan ke langkah berikutnya.
Perbarui Nilai DNS TTL
Jika kamu bermigrasi ke penyedia hosting baru, IP address situs webmu akan berubah. Untuk memastikan situs webmu dapat ditemukan dengan cepat setelah migrasi, perbarui nilai DNS TTL dengan penyedia DNS saat ini.
TTL adalah singkatan dari “Time to Live” dan menentukan berapa lama data DNS dapat disimpan dalam cache. Dengan menurunkan nilai TTL, perubahan IP address akan lebih cepat tersebar di internet.
Namun, perlu diingat bahwa penurunan nilai TTL sebaiknya bersifat sementara, karena nilai TTL yang terlalu rendah dapat menyebabkan masalah kinerja.
Petakan URL Lama ke URL Baru
Jika kamu mengubah domain atau struktur URL situs webmu, penting untuk memetakan URL lama ke URL baru. Kamu perlu membuat hubungan antara halaman-halaman lama dengan halaman-halaman baru yang setara.
Ini memungkinkan kamu untuk mengatur pengalihan yang diperlukan sehingga pengunjung dan mesin pencari akan diarahkan ke halaman yang benar.
Tanpa pemetaan URL, pengunjung dan mesin pencari mungkin akan menemui halaman 404 atau kesalahan lainnya ketika mencoba mengakses halaman yang telah berubah.
Buat Daftar URL Saat Ini
Langkah awal dalam memetakan URL lama ke URL baru adalah dengan membuat daftar semua konten di situs webmu.
Untuk memastikan daftar ini akurat dan tidak melewatkan hal penting, kamu perlu mengumpulkan data dari beberapa sumber yang mencakup:
- Audit situs: ekspor URL yang telah di-crawling oleh SemrushBot.
- Google Search Console (GSC): ekspor URL yang telah di-crawling dan diindeks oleh Googlebot.
- Google Analytics 4 (GA4): ekspor URL yang telah dikunjungi oleh pengguna.
- Analisis backlink: identifikasi halaman situsmu yang memiliki backlink.
- XML sitemap: file yang berisi daftar URL yang ingin kamu indeks.
Pastikan untuk tidak ada URL yang terduplikat dalam daftarmu. Jika terjadi duplikasi, kamu dapat menggunakan alat atau plugin yang disediakan oleh CMS untuk membersihkan daftar URL situs webmu.
Kalau CMS yang kamu gunakan tidak memiliki fitur tersebut, kamu dapat menggunakan alat atau metode lain untuk mengidentifikasi dan menghapus duplikat secara manual.
Rencanakan Halaman yang Akan Dialihkan dan Akan Dihapus
Selanjutnya, kamu perlu merencanakan langkah-langkah untuk mengelola URL lama situs webmu. Jika konten dipindahkan ke lokasi baru, penting untuk menyiapkan 301 redirected dari URL lama ke URL baru.
Pengalihan ini memastikan bahwa pengunjung yang mengakses URL lama akan diarahkan dengan benar ke URL baru. Selain itu, 301 redirected memberi tahu mesin pencari bahwa konten telah dipindahkan secara permanen, sehingga otoritas SEO dari URL lama dapat ditransfer ke URL baru.
Langkah ini membantu mempertahankan peringkat dan traffic situs webmu. Jangan mengalihkan konten jika tidak ada URL yang sesuai di situs web barumu.
Misalnya, jika ada postingan blog usang yang tidak ingin kamu pindahkan ke situs baru, jangan mengalihkan URL tersebut ke beranda blog baru.
Mengalihkan URL ini bisa membingungkan pengguna dan tidak dianjurkan oleh mesin pencari karena buruk untuk SEO.
Sebagai gantinya, atur URL lama tersebut untuk memberikan kode status 410. Ini akan memberi tahu mesin telusur dan pengguna bahwa sumber daya telah dihapus secara permanen.
Perbarui URL di Staging Site
Sekarang, kamu dapat mengganti atau menghapus URL lama yang ada di staging site. Tindakan ini akan memastikan tidak ada link yang menuju ke halaman yang sudah dihapus.
Hal ini juga akan mencegah terjadinya pengalihan yang tidak perlu yang bisa membuat situs webmu lambat dan berdampak negatif pada SEO. Kamu perlu memeriksa URL yang digunakan di beberapa tempat:
- Href link: ini adalah link yang dapat di-klik, seperti yang muncul di menu navigasi, footer, atau dalam konten.
- XML sitemap: file yang berisi daftar URL yang ingin kamu indeks oleh mesin pencari.
- Robots.txt: file ini menunjukkan kepada mesin pencari URL yang boleh atau tidak boleh diindeks. Harus mencakup URL XML sitemapmu.
- Canonical tags: digunakan untuk menunjukkan versi halaman yang diinginkan, terutama jika ada duplikat. Jika tidak ada duplikat, tag ini seharusnya merujuk kembali ke halaman itu sendiri.
- Hreflang tag: digunakan untuk menunjukkan versi terjemahan halaman jika ada. Namun, ini tidak diperlukan jika situs webmu hanya dalam satu bahasa.
Lakukan Pemeriksaan Akhir pada Staging Site
Sebelum Anda bermigrasi, lakukan peninjauan terakhir pada staging site untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Berikut adalah daftar periksa singkatnya:
- Jalankan kembali audit situs untuk mencari masalah penting yang perlu diperbaiki sebelum migrasi.
- Periksa rekomendasi apa pun yang ditandai di GSC untuk memastikan tidak ada masalah yang perlu diperhatikan.
- Tinjau fungsionalitas situs webmu baik di desktop maupun perangkat seluler untuk memastikan semuanya berjalan dengan baik.
- Pastikan tidak ada konten pengganti, seperti teks dummy “lorem ipsum” yang tertinggal di situs webmu.
- Pastikan data diambil dengan benar di GA4 agar kamu dapat melacak kinerja situs webmu setelah migrasi.
- Konfirmasikan bahwa situs webmu mematuhi hukum dengan memeriksa kebijakan privasi dan memastikan semuanya sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Selesai Migrasi
Saat ini, situs webmu seharusnya sudah berada di lingkungan baru yang telah dipersiapkan sebelumnya. Namun, pekerjaan belum selesai sepenuhnya.
Ada beberapa tindakan akhir dalam website migration checklist yang perlu dilakukan untuk memastikan bahwa situs web berfungsi dengan baik di lingkungan baru dan bahwa tidak ada masalah yang terlewatkan selama migrasi.
Dengan menyelesaikan website migration checklist ini dengan cermat, kamu dapat memastikan bahwa situs webmu siap untuk diakses oleh pengguna dan mesin pencari di lingkungan baru.
Catat Status Situs Saat Ini dan Buat Cadangan Konten
Kamu sekarang memiliki kesempatan terakhir untuk mengumpulkan semua data penting dari situs webmu yang saat ini. Pastikan untuk menyimpan hasil audit situs dan laporan dari Google Analytics 4 untuk dibandingkan dengan performa situs baru nanti.
Selain itu, sangat penting untuk mencadangkan semua konten situs webmu, termasuk tag meta dan judul. Cara melakukan cadangan ini akan tergantung pada jenis hosting situs webmu.
Jika kamu menggunakan CMS seperti WordPress, kamu mungkin dapat menggunakan plugin untuk membantumu dalam proses ini.
Sebelum melangkah ke langkah selanjutnya dalam migrasi situs web, pastikan untuk mendapatkan persetujuan dari semua pihak terkait dalam proyek ini.
Ini akan membantu memastikan bahwa semua orang di tim memahami langkah-langkah yang akan diambil dan siap untuk melanjutkan dengan migrasi.
Evaluasi Kompleksitas dan Migrasi
Setiap halaman di situs webmu memiliki karakteristik dan potensi masalah migrasi yang berbeda. Semakin banyak halaman yang kamu pindahkan sekaligus, maka semakin besar kemungkinan terjadi kesalahan yang sulit untuk diidentifikasi.
Jika situs webmu besar, lebih baik memindahkan konten secara bertahap. Mulailah dengan bagian yang kurang penting atau lebih kecil, dan lakukan uji coba setelah setiap pemindahan.
Ini membantu meminimalkan risiko kesalahan dan memudahkan identifikasi masalah jika terjadi.
Perbarui Pengaturan DNS
Kalau kamu pindah ke server baru, kamu harus meng-update data DNS agar mengarah ke IP address baru. Caranya adalah dengan menghubungi penyedia hostingmu dan meminta perubahan ini.
Pastikan juga untuk mengembalikan nilai TTL ke settingan normal. Ini akan membantu situs webmu berfungsi dengan baik di server baru.
Hapus Semua Blokir Situs Web Sementara
Pastikan situs web barumu dapat diakses oleh pengguna dan diindeks oleh mesin telusur. Untuk melakukannya kamu perlu melakukan ini:
- Hapus perlindungan kata sandi.
- Hapus noindex tag yang tidak perlu dari kode HTML.
Setelah menghapus perlindungan kata sandi dan noindex tag yang tidak perlu, langkah selanjutnya adalah menjalankan kembali Site Audit Semrush. Periksa laporan “Crawlability” untuk mengetahui apakah ada masalah terkait perayapan situs webmu.
Aktifkan Pengalihan dan Penghapusan
Saatnya mengaktifkan semua pengalihan yang telah kamu atur dan menghapus halaman yang tidak dipindahkan dengan menggunakan kode status 410.
Setelah itu, lakukan pemeriksaan untuk memastikan semuanya berfungsi dengan baik. Jalankan kembali audit situsmu dan periksa bagian “Issues“.
Di bagian “Errors“, perhatikan jumlah halaman yang menghasilkan kode status 4XX, seperti 410. Di bagian “Notices“, kamu akan melihat jumlah URL yang telah dialihkan secara permanen. Klik tautan “X URLs” untuk melihat daftar URL yang terkait dan pastikan semuanya terpindai dengan benar.
Selesaikan Tugas yang Berfokus pada SEO di Google Search Console
Ada beberapa langkah yang perlu kamu lakukan di Google Search Console. Pertama, pastikan kamu sudah diverifikasi sebagai pemilik situs web barumu.
Jika belum, kamu perlu mengunggah file HTML verifikasi yang diberikan ke situs webmu. Jika kamu telah beralih ke domain baru, kembali ke “Settings” dan gunakan opsi “Change of address“.
Isilah formulir yang disediakan untuk mempercepat indexing halaman barumu dan meminimalkan penurunan peringkatmu. Selanjutnya, periksa bagian “Indexing” dan “Sitemaps“. Kirimkan XML sitemaps untuk situs lama dan barumu.
Hal ini membantu Google memahami struktur situs webmu dan mengindeks halaman-halamannya dengan lebih efisien. Langkah terakhir adalah mengirim ulang file tautan yang ditolak untuk domainmu sebelumnya.
Ini penting untuk menghindari backlink yang berpotensi beracun yang dapat merusak peringkat situs web barumu.
Perbarui External Link Semampunya
Jika memungkinkan, kamu sebaiknya memperbarui external link yang mengarah ke URL lamamu. Hal ini disarankan agar tautan tersebut tidak menuju ke halaman yang sudah dihapus atau melalui redirecting.
Tautan lama ini mungkin terdapat di berbagai properti online milikmu, seperti profil media sosial, daftar bisnis online, atau digital advertising campaigns.
Kalau kamu tidak memiliki kontrol atas link yang mengarah ke situs webmu dari domain lain, cobalah hubungi pemiliknya dan minta mereka memperbarui link tersebut.
Kamu bisa menggunakan alat Backlink Analytics Semrush untuk menemukan backlink ke situs lamamu. Cara melakukannya cukup sederhana, kamu hanya perlu memasukkan domain lamamu dan melihat laporan “Backlinks“.
Setelah itu, kamu bisa menggunakan alat Backlink AUdit untuk situs barumu agar bisa memantau link masuk ke situs baru dengan mudah.
Pantau Migrasi
Sebelum memulai, pastikan kamu telah menyiapkan website migration checklist yang komprehensif untuk mengawasi proses migrasi situs webmu.
Pastikan timmu siap untuk menanggapi masalah yang mungkin timbul selama migrasi dengan cepat dan efisien. Dengan rencana pemantauan yang kuat, kamu dapat memastikan bahwa migrasi situs webmu berjalan lancar dan mengurangi dampak negatif pada SEO dan pengalaman pengguna.
Periksa Masalah Menggunakan Audit Situs, GA4, dan GSC
Setelah kamu selesai memindahkan situs, penting untuk menjalankan ulang audit situs webmu menggunakan alat seperti Semrush. Periksa laporan “Compare Crawls” untuk melihat apakah ada perubahan dalam jumlah masalah yang terdeteksi setelah migrasi.
Jika ada masalah baru yang muncul, telusuri dan perbaiki segera. Selain itu, perhatikan laporan di Google Search Console (GSC).
Laporan “Page indexing” di GSC dapat memberimu informasi penting tentang status indexing halaman baru dan lamamu. Cara ini membantumu memastikan bahwa perubahan yang kamu buat berjalan lancar dan tidak merusak peringkat SEO situs webmu.
Setelah migrasi selesai, gunakan Google Analytics 4 (GA4) untuk melacak traffic dan konversi di situsmu. Pastikan untuk membandingkan data yang kamu peroleh dengan metrik atau tolok ukur yang telah kamu tetapkan sebelumnya.
Saat melihat data, perhatikan bahwa turunnya performa sementara setelah migrasi adalah hal yang wajar. Namun, jika ada halaman tertentu yang mengalami penurunan kinerja lebih signifikan daripada yang lain, kamu perlu menyelidiki lebih lanjut.
Lacak Peringkat Keyword
Untuk memahami dampak migrasi situs terhadap traffic mesin pencari, penting untuk melacak peringkat situs webmu di Google. Alat Position Tracking Semrush dapat membantumu memantau perubahan ini dengan detail.
Caranya, impor keyword yang ingin kamu pantau, lalu tentukan rentang tanggal yang mencakup periode migrasi situs webmu.
Dengan melihat perubahan visibilitasmu secara keseluruhan, kamu dapat melihat dampak migrasi tersebut dan memperkirakan pemulihan yang diharapkan dalam beberapa minggu ke depan.
Saat mengalami penurunan peringkat setelah migrasi situs, jangan khawatir, karena itu adalah hal yang umum terjadi. Namun, jika ada halaman-halaman tertentu yang mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan halaman lain, perlu untuk menyelidiki penyebabnya.
Tambahkan Catatan Semrush Tentang Migrasi
Catatlah tanggal migrasi situs webmu di catatan Semrush Notes. Dengan begitu, kamu bisa melihat grafik perbandingan sebelum dan sesudah perpindahan di berbagai perangkat Semrush.
Misalnya, catatan di Site Audit akan membantumu melihat apakah migrasi berhubungan dengan peningkatan masalah teknis.
Batalkan Hosting Lama
Setelah migrasi ke server atau penyedia hosting baru, kamu bisa membatalkan hosting lama setelah Google selesai mengindeks situs web barumu.
Pastikan 301 redirects telah diatur dengan benar untuk mengarahkan pengunjung dari situs web lama ke yang baru.
Baca juga: Apa Itu Redirect 301? Ini 3 Manfaat dan Cara Melakukannya
Atasi Masalah Migrasi
Kalau kamu mengalami masalah dengan user behavior atau belum mendapatkan kembali traffic ataupun peringkat setelah beberapa bulan, lakukan langkah-langkah berikut untuk menyelesaikan masalah:
Untuk mengetahui penyebab hilangnya lalu lintas, kamu dapat melakukan langkah-langkah berikut melalui GA4:
- Jika traffic berkurang dari backlink atau iklan, maka periksa pengalihan yang telah kamu atur untuk memastikan bahwa mereka berfungsi dengan baik dan mengarahkan pengunjung ke halaman yang benar.
- Jika traffic organik dari hasil penelusuran menurun, maka periksa posisi peringkatmu menggunakan alat Position Tracking.
Untuk mengetahui apakah kamu kehilangan traffic atau peringkat di seluruh situs web atau halaman tertentu, kamu dapat melakukan langkah-langkah berikut:
- Kalau masalah ini memengaruhi banyak halaman di situs webmu, jalankan kembali Site Audit untuk menemukan masalah teknis yang mungkin menyebabkan masalah tersebut. Ikuti petunjuk alat untuk memperbaiki masalah tersebut dan mengembalikan kinerja situs webmu.
- Jika kamu memiliki halaman tertentu yang kehilangan posisinya, periksa cadangannya dan lihat apakah ada perubahan pada konten atau meta tag yang dapat menjadi penyebabnya. Mungkin ada perubahan pada halaman tersebut yang perlu kamu tinjau dan perbaiki untuk memulihkan peringkatnya.
Kamu mungkin menghadapi masalah meskipun situs webmu tidak mengalami kesalahan teknis. Misalnya, jika conversion rate, bounce rate, dan exit rates menurun, itu bisa menjadi tanda bahwa penggunamu mengalami hambatan dalam menavigasi situs webmu.
Kamu bisa mempertimbangkan untuk membuat ajakan bertindak yang lebih menonjol atau mengurangi gangguan, seperti link dan efek visual yang berlebihan.
Gunakan Website Migration Checklist Template
Sebelum memulai proses migrasi situs web, penting untuk memiliki rencana yang terstruktur dan terorganisir. Website Migration Checklist Template Semrush ini dirancang untuk membantumu melalui setiap langkah dari migrasi situs web dengan lancar dan efisien.
Dari perencanaan awal hingga pengujian setelah migrasi, website migration checklist ini akan memastikan bahwa kamu tidak melewatkan detail penting dan dapat mengurangi risiko gangguan selama proses migrasi.
Silakan ikuti langkah-langkahnya secara berurutan dan tandai setiap langkah yang sudah selesai untuk melacak kemajuanmu.
Untuk membantumu melalui proses migrasi situs web dengan lancar dan efisien, Optimaise sebagai penyedia jasa SEO, siap membantu. Dengan pengalaman dalam bidang SEO, Optimaise dapat memastikan bahwa situs webmu tetap teroptimalkan untuk mesin telusur, meningkatkan visibilitasmu, dan memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik.
Hubungi Optimaise hari ini untuk konsultasi lebih lanjut dan temukan bagaimana layanan mereka dapat membantu mengoptimalkan situs webmu!