Ghostwriter adalah seseorang yang dibayar untuk menulis buku, pidato, dan teks lain yang dikreditkan kepada orang lain. Ini lebih umum daripada yang kamu kira, dan mereka biasanya memiliki keahlian yang luar biasa dalam menghasilkan konten berkualitas.
Ghostwriting memang bisa terasa menakutkan awalnya. Kamu mungkin khawatir apakah bisa mewakili ide dan suara mereka dengan benar.
Namun, menghilangkan rasa takut ini berarti mengerti kapan menggunakan suara mereka dan kapan menggunakan suaramu sendiri.
Jadi, apakah kamu tertarik untuk menjadi ghostwriter atau tengah mencari penulis untuk proyekmu, panduan ini akan memberikan gambaran dasar tentang bagaimana prosesnya.
Table of Contents
Apa yang Dimaksud dengan Ghostwriting?
Ghostwriting adalah praktik di mana seseorang menulis konten untuk orang lain tanpa mendapatkan pengakuan atas karyanya. Mereka bisa membuat artikel, blog post, whitepaper, atau jenis konten lain atas nama orang lain.
Jadi, meskipun mereka yang menulis, orang yang mempekerjakanlah yang mendapat kredit sebagai penulis.
Contohnya, seorang CEO bisa mempekerjakan ghostwriter untuk menulis artikel pemikiran kepemimpinan (thought leadership) atau buku bisnis yang kemudian diterbitkan dengan nama CEO tersebut.
Demikian pula, sebuah perusahaan kesehatan bisa mempekerjakan ghostwriter untuk membuat artikel atau postingan media sosial yang dikreditkan kepada dokter, perawat, atau profesional medis yang sebenarnya, sementara ghostwriter menerima pembayaran atas jasanya.
Ghostwriting bisa menjadi karier yang menguntungkan, tergantung pada keterampilan dan keahlianmu.
Beberapa ghostwriter sangat ahli dalam bidang khusus, seperti kesehatan atau teknologi, sehingga mereka bisa menetapkan tarif yang tinggi.
Selain itu, siapa yang menjadi klienmu juga penting. Bekerja dengan perusahaan-perusahaan besar atau klien yang membayar dengan baik bisa sangat berbeda dengan bergantung pada content mills atau penyedia konten.
Ada beberapa alasan mengapa seseorang menyewa ghostwriter. Pertama, banyak orang tidak punya waktu untuk menulis konten sendiri.
Baca juga: 6 Tips Menjadi Seorang SEO Lead Profesional
CEO dan pemimpin lainnya sering sibuk dengan banyak tanggung jawab, sehingga membuat menulis bukan prioritas bagi mereka.
Selain itu, ada yang mungkin tidak memiliki keterampilan menulis yang baik, meskipun mereka bisa jadi ahli dalam bidang lain.
Ada juga yang lebih suka fokus pada kekuatan mereka yang lain, seperti berbicara di depan umum atau memimpin, daripada menulis.
Baca juga: 8 Cara Menulis Artikel SEO Mudah untuk Pemula
Karena itu, mereka akan membayar ghostwriter untuk membuat konten untuk mereka. Yang penting bagi kamu adalah menunjukkan bahwa kamu adalah orang yang tepat untuk pekerjaan tersebut.
Manfaat dan Kerugian Menjadi Ghostwriting
Banyak ghostwriter adalah seorang wiraswasta. Mereka dapat mengatur jadwal mereka sendiri dan memilih klien yang mereka kerjakan.
Namun, salah satu kelemahan utama dari ghostwriting adalah bahwa kamu tidak akan mendapatkan pengakuan atas karya yang telah kamu buat.
Misalnya, kamu bisa menulis buku yang memenangkan penghargaan untuk klienmu, tetapi tidak akan ada yang tahu bahwa itu adalah hasil karyamu. Berikut ini terdapat beberapa manfaat dan kerugian menjadi seorang ghostwriting.
Menjadi ghostwriter untuk orang lain memiliki beberapa manfaat potensial, antara lain:
- Dengan bekerja sebagai ghostwriter, kamu bisa membangun hubungan dengan orang-orang yang memiliki pengaruh di industri tertentu.
- Kamu akan bekerja pada berbagai macam proyek, mulai dari menulis editorial hingga naskah film yang dapat membuat pekerjaanmu menjadi lebih menarik dan beragam.
- Kamu akan dibayar terlepas dari seberapa sukses konten yang kamu tulis tersebut, sehingga kamu tidak perlu khawatir tentang seberapa laris atau berhasilnya karya tersebut.
- Sebagai ghostwriter, kamu dapat tetap anonim. Ini bisa sangat berguna ketika kamu menulis tentang topik yang sensitif atau kontroversial.
Namun, ada juga beberapa kerugian yang perlu dipertimbangkan:
- Industri ghostwriting sangat kompetitif, sehingga kamu mungkin mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan, karena banyak penulis bersaing untuk mendapatkan proyek yang sama.
- Memiliki reputasi sebagai ghostwriter bisa sulit, karena karyamu dikenal oleh klienmu, bukan oleh namamu sendiri.
- Ketika pekerjaan langka, kamu mungkin harus menulis tentang topik yang tidak kamu minati atau tidak kamu kuasai.
- Kamu harus mengikuti arahan klien dan mungkin tidak memiliki kendali kreatif penuh atas karya yang kamu buat.
- Umumnya, kamu tidak akan menerima royalti atas karya yang kamu tulis. Ini berarti kamu hanya dibayar sekali tanpa adanya potensi penghasilan tambahan dari karya tersebut.
- Ada kemungkinan bahwa karya yang kamu tulis tidak akan pernah dipublikasikan dengan namamu karena akan diterbitkan atas nama klienmu.
Sebagai freelance ghostwriter, kamu juga harus mengurus aspek bisnis dari pekerjaanmu. Ini berarti kamu perlu membangun portofolio yang kuat, memasarkan dirimu sendiri kepada calon klien, dan mengelola aspek pajak dari penghasilanmu.
Apakah Ghostwriting Ilegal?
Sebagian besar perusahaan meminta ghostwriter untuk menandatangani perjanjian kerahasiaan. Dengan menandatanganinya, kamu setuju untuk menjaga kerahasiaan karyamu dan menyerahkan hak cipta atas karya tersebut kepada klien.
Dari segi hukum dan etika, ghostwriting adalah legal dan sesuai. Klien menggunakan konten tersebut dengan izinmu, meskipun karya tersebut diterbitkan atas nama mereka.
Namun, terdapat isu etika dalam beberapa situasi, terutama dalam penulisan akademis. Misalnya, ada mahasiswa yang mempekerjakan orang lain untuk menulis esai atau tugas akademis mereka yang dianggap sebagai bentuk plagiarisme.
Sebagai contoh, bayangkan seorang pengusaha bernama John yang memperoleh penghargaan yang seharusnya tidak dia dapatkan atas buku yang sebenarnya ditulis oleh orang lain.
Meskipun keduanya, yakni John dan penulis sebenarnya mendapatkan apa yang mereka inginkan dari kesepakatan tersebut, tapi tindakan John dianggap tidak etis karena dia mengklaim ide-ide dalam buku tersebut sebagai miliknya sendiri, padahal sebenarnya dia hanya menggunakan karya orang lain.
Cara untuk Memulai Ghostwriting
Setelah memahami konsep ghostwriting, kita bisa melihat bagaimana kamu bisa membangun karier dari bidang ini. Tidak ada jalur yang pasti untuk menjadi seorang ghostwriter.
Latar belakangmu, pengalaman menulis, dan tujuan bisnis akan mempengaruhi caramu memulai karier ini. Mari kita bahas langkah-langkah utama untuk menjadi seorang ghostwriter dengan lebih rinci.
Nilai Keterampilan dan Kualifikasi Diri
Sebagai freelance ghostwriter, kamu tidak selalu memerlukan gelar formal, kecuali jika kamu berencana untuk bekerja di bidang yang lebih teknis seperti:
- STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika).
- Industri medis atau farmasi.
- Menulis proposal hibah.
Sebagai contoh, penulis dalam bidang sains biasanya membutuhkan gelar sarjana dalam bidang sains atau teknik.
Sedangkan, penulis medis mungkin membutuhkan gelar sarjana dalam bidang yang terkait atau pengalaman kerja di industri perawatan kesehatan atau ilmu kesehatan.
Selain itu, penting untuk memiliki keterampilan yang kuat dalam menulis, berkomunikasi, dan melakukan penelitian. Kemampuan untuk berpikir kreatif, beradaptasi, dan berpikir kritis juga sangat penting dalam menjadi seorang ghostwriter yang sukses.
Siapkan Portofolio
Kamu tidak bisa menambahkan karya tulis hantu ke portofoliomu tanpa izin dari klien. Karena itu, penting untuk memasukkan klausul izin portofolio dalam kontrakmu.
Selain itu, kamu dapat membuat contoh tulisan tambahan yang mencerminkan minat dan keahlianmu. Misalnya, jika kamu menulis blog untuk merek kesehatan, kamu bisa mempublikasikan konten serupa atas namamu di platform portofolio pihak ketiga.
Kamu bisa menggunakan platform, seperti Clippings.me, Journo Portfolio, atau Authory untuk membuat portofolio online.
Di sini, kamu dapat menambahkan biografi singkat, contoh pekerjaan, dan tautan ke halaman media sosialmu. Platform ini membantumu mempresentasikan karya-karyamu secara profesional kepada calon klien atau majikan.
Untuk memperluas jangkauanmu, kamu dapat mempublikasikan kontenmu di platform, seperti Medium, Thrive Global, atau LinkedIn Publishing.
Platform-platform ini memiliki pembaca yang banyak dan dapat membantumu mendapatkan eksposur yang lebih luas.
Bagikan Karya
Pilihlah karya terbaikmu untuk dimasukkan ke dalam portofolio. Tidak perlu membagikan setiap konten yang kamu buat, terutama jika konten tersebut tidak relevan dengan niche atau keahlianmu.
Misalnya, jika kamu tertarik untuk menulis untuk agensi SEO, maka fokuskan pada menampilkan artikel-artikel SEO terbaikmu di dalam portofolio.
Klien potensial tidak akan tertarik dengan esai yang kamu tulis saat kuliah atau postingan yang tidak relevan dengan bidang mereka.
Jaga Agar Tetap Relevan
Saat kamu membangun portofolio, penting untuk mengetahui tujuanmu sebagai penulis untuk orang lain dalam industri dan audiens targetmu.
Kamu perlu memahami mengapa calon klien akan membayar untuk layananmu. Konten seperti apa yang mereka harapkan dan bagaimana mereka akan menggunakannya.
Misalnya, perusahaan teknologi mungkin membutuhkan konten untuk mendapatkan prospek baru, membangun kesadaran merek, atau mempertahankan pelanggan. Pastikan sampel karyamu sesuai dengan kebutuhan audiensmu.
Perluas Jangkauan dengan Guest Posting
Guest posting adalah praktik dimana seseorang menerbitkan konten di situs web lain. Dalam guest posting, penulis biasanya dapat menyertakan informasi tentang diri mereka sendiri serta tautan ke situs web, portofolio, atau media sosial mereka.
Jika dilakukan dengan benar, guest posting dapat membantu meningkatkan eksposurmu, menarik perhatian, dan mencapai audiens yang lebih luas.
Seiring berjalannya waktu, ini dapat membantumu membangun reputasi dan mengarahkan lebih banyak traffic ke situs web atau blogmu.
Baca juga: 5 Tips Bagaimana Cara Menulis Kesimpulan yang Bagus dan Menarik
Manfaatkan Social Proof untuk Membangun Kredibilitas dan Kepercayaan
Ulasan dan testimonial adalah social proof atau bukti sosial yang dapat membantu meyakinkan calon klien tentang nilai dari layananmu.
Meminta tanggapan dari klienmu dan membagikannya di situs portofolio atau halaman media sosial dapat memperkuat kredibilitasmu.
Jika kamu tidak memiliki situs web portofolio, kamu bisa membagikan ulasan pelanggan di halaman LinkedIn atau Facebook milikmu. Kamu juga dapat menggunakan tautan ke halaman ulasan dari platform, seperti Authory, Clippings.me, atau platform lain tempatmu memamerkan karyamu.
Haruskah Bergabung dengan Content Mills?
Content mills adalah platform atau situs web di mana perusahaan dapat memesan postingan blog, artikel, atau konten media sosial dari penulis lepas.
Mereka memiliki banyak penulis yang bekerja untuk mereka dan menawarkan pekerjaan yang konsisten.
Namun, satu kelemahan dari platform seperti ini adalah bahwa bayarannya sering kali rendah.
Mereka cenderung fokus pada kuantitas konten daripada kualitas, sehingga penulis mungkin harus mengorbankan kualitas untuk memenuhi target produksi.
Content mills bisa menjadi pilihan menarik bagi banyak penulis, terutama bagi pemula. Mereka sering menawarkan pekerjaan tetap dan memiliki persyaratan masuk yang rendah.
Bagi penulis yang baru memulai, bergabung dengan platform ini bisa membantumu mengembangkan keterampilan, menghasilkan uang tambahan, dan menemukan topik yang kamu sukai.
Beberapa content mills juga memungkinkan kamu memilih tugas yang ingin kamu lakukan, sementara yang lain akan menugaskan topik kepadamu. Topik pertama biasanya memberikan lebih banyak fleksibilitas.
Ghostwriting bisa menjadi karier yang menarik, terutama jika kamu memiliki keterampilan menulis yang baik dan keahlian di bidang tertentu. Optimaise adalah penyedia jasa penulisan artikel yang dapat membantumu dalam menyusun konten berkualitas untuk berbagai kebutuhanmu.
Jika kamu membutuhkan layanan penulisan artikel yang berkualitas, jangan ragu untuk menghubungi Optimaise sekarang!