Digital MarketingSEO

Pahami 5 Hal tentang ccTLDs Beserta Contoh Penggunaannya

Tiara Motik

Pahami 5 Hal tentang ccTLDs Beserta Contoh Penggunaannya

Kamu mungkin pernah melihat akhiran URL yang menunjukkan asal geografis suatu entitas, seperti .fr untuk Prancis, .ca untuk Kanada, .de untuk Jerman, dan sebagainya. Ini disebut sebagai Country Code Top Level Domains atau ccTLDs.

Internet membantu menyatukan dunia dengan menghubungkan orang-orang dari berbagai belahan dunia. Tetapi saat kita berinteraksi secara online, menunjukkan identitas nasional atau geografis tentu penting.

Jika kamu menggunakan internet dalam waktu yang cukup lama, kamu pasti sudah paham bahwa domain dengan akhiran negara tersebut membantu mengidentifikasi lokasi suatu bisnis atau organisasi. Pertimbangan untuk membeli atau tidak membeli ccTLDs ini tergantung pada strategi bisnis dan pasar targetmu.

Berikut ini kita akan membahas apa itu ccTLDs secara mendalam, mulai dari pengertian hingga contoh penggunaannya. Mari simak ulasan lengkapnya.

Apa itu ccTLDs?

Apa itu ccTLDs?
Apa itu ccTLDs?

ccTLDs atau country code Top-Level Domain adalah bagian dari alamat situs web yang menunjukkan negara atau lokasi geografisnya. Ini membantu pengguna internet untuk mengidentifikasi dari mana situs web tersebut berasal.

TLD atau Top-Level Domain menjadi bagian penting dari URL bisnis dan juga merupakan bagian dari identitas bisnis. Jika sebuah perusahaan ingin menonjolkan asal negaranya dalam URL-nya, mereka mungkin memilih untuk menggunakan ccTLD.

Pada tahun 2017, ada 255 ccTLD dengan dua karakter untuk negara-negara yang menggunakan alfabet Latin. Pada tahun 2020, jumlah total ccTLD untuk semua negara yang menggunakan alfabet Latin dan non-Latin mencapai 316.

Biasanya terlihat sebagai huruf setelah titik terakhir dalam nama domain, contohnya, “mx” dalam “www.example.mx” ini memberi tahu pengguna dan mesin pencari di mana situs web tersebut terdaftar.

Baca juga: Pentingnya Website Taxonomy dan 5 Tips Menjalankannya

TLD kode negara menggunakan kode negara ISO 3166-1, kecuali dalam beberapa kasus langka di mana pengidentifikasi ASCII digunakan sebagai gantinya, misalnya, .uk daripada .gb.

Selain itu, dalam beberapa kasus TLD yang menggunakan karakter non-Latin, seperti Arab dan Cina juga tersedia. Ini dikenal sebagai Internationalized Country Code Top-Level Domains atau IDN ccTLDs..

Mengapa ccTLDs Penting?

Mengapa ccTLDs Penting?
Mengapa ccTLDs Penting?

Dalam strategi SEO, penggunaan ccTLDs adalah cara terkuat untuk menunjukkan kepada mesin pencari dan pengguna bahwa konten situs ditargetkan secara khusus ke negara atau wilayah tertentu, bukan hanya bahasa tertentu.

Ketika sebuah situs menggunakan ccTLD, Google mengasumsikan bahwa situs tersebut secara khusus relevan dengan wilayah yang ditargetkan oleh ccTLD tersebut dan akan muncul lebih tinggi dalam hasil pencarian untuk wilayah tersebut.

Misalkan ada tiga situs dengan domain example.fr, example.us, dan example.com, dan ketiganya memiliki kualitas, otoritas, kepercayaan, dan optimisasi yang sama. Dalam hal ini, example.fr kemungkinan akan mendapatkan peringkat lebih baik di hasil pencarian pengguna di Prancis daripada example.us atau example.com.

Baca juga: 7+ Kelebihan dan Kekurang Aged Domain, Yuk Simak!

Ini karena Google memandang ccTLD sebagai indikasi bahwa situs tersebut secara khusus ditujukan untuk pasar Prancis. Sebagai hasilnya, situs dengan ccTLD akan lebih unggul dalam menarik organic traffic dari wilayah yang ditargetkan.

Perbedaan Antara ccTLDs dan gTLD

Perbedaan Antara ccTLDs dan gTLD
Perbedaan Antara ccTLDs dan gTLD

TLD atau Top-Level Domain merupakan bagian terakhir dari sebuah nama domain, seperti “.com”, “.net”, “.org”, dan seterusnya. Ada dua jenis TLD utama, yakni gTLD atau generic Top-Level Domains dan ccTLD atau country code Top-Level Domains.

gTLD adalah TLD yang tidak terkait dengan lokasi geografis tertentu dan dapat didaftarkan oleh siapa saja di seluruh dunia. Contoh gTLD termasuk “.com”, “.net”, “.org”, dan sebagainya. Setiap gTLD memiliki kegunaan yang berbeda-beda, misalnya “.com” cocok untuk bisnis atau komersial, “.net” untuk layanan jaringan, dan “.org” untuk organisasi.

Di sisi lain, ccTLD seperti yang telah kita ketahui adalah TLD yang ditetapkan untuk negara atau wilayah tertentu berdasarkan kode negaranya, seperti “.my” untuk Malaysia, “.sg” untuk Singapura, dan “.id” untuk Indonesia. ccTLD memiliki asosiasi geografis yang kuat dan menunjukkan bahwa situs web ditujukan untuk pasar tertentu.

Saat memilih antara gTLD dan ccTLD untuk bisnismu, kamu perlu mempertimbangkan tujuan dan target pasarmu. Jika kamu ingin menargetkan pasar global tanpa fokus pada lokasi tertentu, gTLD mungkin lebih sesuai.

Namun, kalau kamu ingin menargetkan pasar spesifik di satu negara atau wilayah, ccTLD adalah pilihan yang lebih baik karena memberikan indikasi yang jelas kepada mesin pencari bahwa situs webmu ditujukan untuk pasar tersebut.

Selain itu, dalam konteks SEO, penggunaan ccTLD dapat memberikan keunggulan karena mesin pencari cenderung menampilkan situs dengan ccTLD yang sesuai dengan lokasi pengguna dalam hasil pencarian mereka. Sebagai contoh, kalau bisnismu beroperasi di Indonesia dan kamu ingin menargetkan pasar lokal, memilih ccTLD “.id” akan memberikan indikasi yang jelas kepada pengguna dan mesin pencari bahwa situs webmu relevan dengan pasar Indonesia.

Kapan Harus Menggunakan ccTLDs?

Kapan Harus Menggunakan ccTLDs
Kapan Harus Menggunakan ccTLDs?

ccTLDs memberikan informasi geografis dan daya tarik khusus bagi organisasi di World Wide Web. Mereka memungkinkan personalisasi dan lokalitas informasi, membantu mesin pencari menyimpan data dengan lebih akurat, dan memudahkan pengguna untuk menavigasi ke situs web tersebut.

Berikut ini ada 3 hal yang perlu kamu pertimbangkaan saat akan menggunakan ccTLD:

  1. Melalui konten yang dibuat untuk berbagai negara dan bahasa, sebuah perusahaan internasional mungkin ingin menyesuaikan kehadiran online-nya dengan memilih ccTLD yang menunjuk ke bisnis utamanya. Sebagai contoh, perusahaan Amerika yang banyak berbisnis di India mungkin ingin memiliki situs web berbahasa Hindi dengan URL yang diakhiri dengan .in, serta situs berbahasa Inggris yang diakhiri dengan .com. Hal yang sama berlaku jika perusahaan India ingin memperluas ke pasar Inggris.
  2. Kalau perusahaan ingin membuat konten tersedia untuk negara atau wilayah tertentu. Misalnya, sebuah perusahaan berbahasa Inggris ingin menjangkau pasar Spanyol, khususnya di Spanyol. Mereka bisa mendapatkan ccTLD “.es” dan membuat situs khusus dengan pesan yang disesuaikan untuk audiens Spanyol.
  3. Beberapa perusahaan menggunakan ccTLDs asing untuk menambah daya tarik atau mengekspresikan merek mereka dengan cara yang unik. Misalnya, sebuah toko sepatu besar bisa membeli www.sho.es untuk menambah nilai estetika pada URL web mereka.

Namun, dibalik keunggulan yang ia tawarkan, sebenarnya ccTLD juga memiliki beberpa kekurangan. Memiliki dan memelihara semua ccTLD yang relevan dengan bisnismu bisa menjadi mahal adalah salah satunya.

Untuk mengatasi ini, beberapa webmaster memilih untuk menggunakan subdirektori atau subdomain untuk mengarahkan pengguna dari berbagai negara ke konten yang sesuai.

Baca juga: User-Generated Content: Contoh dan 7 Tips Memulainya

Contoh Penggunaan ccTLDs

Contoh Penggunaan ccTLDs
Contoh Penggunaan ccTLDs

Perusahaan besar dan organisasi internasional sering menggunakan ccTLDs untuk menyediakan pengalaman yang disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi pengguna di negara atau wilayah tertentu.

Dengan menggunakan ccTLD yang sesuai, perusahaan atau organisasi dapat menyesuaikan konten situs web mereka, menargetkan iklan, dan meningkatkan visibilitas mereka di pasar lokal. Berikut beberapa contoh penggunaan ccTLDs yang berhasil oleh merek-merek terkemuka.

  1. Melalui URL “www.google.fr“, Google menggunakan ccTLD “.fr” untuk menunjukkan bahwa layanan pencari ini dikustomisasi untuk pengguna di Prancis. Pengguna di Prancis akan melihat hasil pencarian yang disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi lokal mereka.
  2. Samsung sebagai produsen perangkat elektronik global, menggunakan subdirektori dengan ccTLD “.br” dalam URL “www.samsung.com/br” untuk menargetkan pasar di Brasil. Meskipun menggunakan gTLD “.com”, Samsung menambahkan subdirektori “/br” untuk menunjukkan bahwa konten ini ditujukan khusus untuk pengguna di Brasil.
  3. Amazon, perusahaan e-commerce besar ini menggunakan ccTLD “.co.uk” dalam “www.amazon.co.uk” untuk menargetkan pasar di Inggris. Dengan menggunakan ccTLD ini, Amazon menunjukkan kepada pengguna dan mesin pencari bahwa situs ini khusus untuk pengguna di Inggris dengan konten dan penawaran yang relevan untuk pasar tersebut.
  4. Dengan URL “www.bbc.co.nz”, BBC sebagai layanan berita dan hiburan terkemuka menggunakan ccTLD “.co.nz” untuk menargetkan pasar di Selandia Baru. Dengan menggunakan ccTLD ini, BBC menampilkan berita lokal, informasi acara, dan konten lainnya yang relevan untuk audiens di Selandia Baru.
  5. Apple menggunakan “www.apple.de” dengan ccTLD “.de” untuk menargetkan pasar di Jerman. Situs web ini dirancang khusus untuk pengguna Jerman, dengan informasi produk, layanan pelanggan, dan dukungan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar Jerman.

Dalam mengenal dan memahami pentingnya ccTLDs dalam strategi pemasaran dan SEO, kamu akan menemukan bahwa penggunaan domain ini memainkan peran krusial dalam menargetkan pasar secara geografis di internet.

Dengan memilih ccTLD yang sesuai, perusahaan dapat meningkatkan relevansi konten mereka untuk audiens lokal, meningkatkan visibilitas di mesin pencari, dan memperluas jangkauan bisnis secara global. Dengan bantuan Optimaise sebagai penyedia jasa SEO, kamu dapat mengoptimalkan strategi dan implementasi SEO bisnismu untuk menjangkau pasar dan audiens yang lebih luas. Jadi tunggu apa lagi? Segera hubungi Optimaise untuk diskusi lebih lanjut!

Baca Juga

Optimaise